Kristiana Ayu Setianingsih 272013017 PERAN ORANG TUA DALAM PENGENDALIAN EMOSI (Studi Kasus Murid TK Kristen 1 Satya Wacana Salatiga) Kristiana Ayu Setianingsih 272013017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Pendahuluan EMOSI ANAK Otoriter POLA ASUH Otoritatif Menuruti PERAN ORANG TUA POLA ASUH Otoriter Otoritatif Menuruti mengabaikan EMOSI ANAK
Metode Metode yang digunakan adalah berpendekatan metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian adalah studi kasus Subyek penelitian adalah orang tua yaitu Ibu, Pakdhe dan Nenek. Teknik pengumpulan data : observasi, wawancara dokumentasi. Teknik analisiis data Hasil Verbatim Horizonalising Clustering Uji keabsahan data menggunakan trianggulasi data
Sumber data penelitian Hasil dan Pembahasan Temuan Penelitian Sumber data penelitian Temuan Individu Temuan Umum HASIL Menuruti keinginan anak. Membebaskan emosi meskipun merusak. Kurangnya waktu orang tua dengan anak. Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkemangan anak.
1. Menuruti keinginan anak Orang tua selalu menuruti setiap keinginannya tanpa melihat apa yang menjadi kebutuhannya, IN memiliki kebiasaan ketika pulang sekolah melihat tv, ketika ia lapar berteriak meminta makan, orangtua memberikan tanpa melihat tidak adanya usaha dari anak Hal tersebut sesuai dengan yang di katakan Baumrind dalam Santrock (1971) tentang gaya pengasuhan permisif (indulgent parenting) merupakan sebuah gaya pengasuhan ketika orangtua sangat terlibat dengan anak-anak mereka, tetapi mereka tidak menempatkan beberapa tuntutan atau control atas mereka. Akibatnya anak tidak belajar untuk mengendalikan perilaku, selalu mengharapkan untuk mendapatkan keinginan mereka, jarang belajar untuk menghormati oranglain dan mengalami kesulitan mengendalikan perilaku mereka.
2. Kurangnya waktu orang tua dengan anak Kedua orangtua IN sibuk dengan kegiatan masing-masing waktu IN dengan kedua orang tua sangatlah kurang. IN bertemu dengan Ibunya ketika malam hari sedangkan dengan ayahnya enam bulan sekali,. Menurut Bradley & Corwyn, 2004; Powell, (2005) dalam Santrock (2007) mengatakan pengasuhan yang baik membutuhkan waktu dan usaha dan (Eisenberg et al., 2004) dalam Papalia (2008) memperjelas jika penegendalian emosi diperlukan adanya perhatian dan perilaku.
4. Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembanagan anak Kurangnya waktu bersama dengan orangtua berdampak pada kurangnya perhatian yang diberikan orangtua terhadap anak, seperti pernyataan ibu IN yang mengatakan jika ia memang kurang dalam memperhatikan perkembangan IN, sering memperlihatkan ketidakharmonisan hubunganya ketika bersama dengan suaminya seperti bertengkar, berteriak dan melempar barang ketika marah di depan anaknya, yang mengakibatkan IN meniru perilaku orangtuanya seperti contoh ketika IN marah sering berteriak dan melempar barang yang berada di dekatnya. Seperti menurut (Azar, 2002; Cicchetti & Toth, 2005, 2006) dalam Santrock (2007) mengatakan akibat dari perlakuan yang salah terhadap anak pada perkembangan antara lain adalah pengendalian emosi yang buruk, masalah keterikatan, masalah dalam hubungan dengan peer group, kesulitan dalam beradaptasi di sekolah dan masalah psikologis lainnya. seperti yang dituliskan ( Bray &Hetherington 1993; Bronstein et al., 1993; D. A Dawson, 1991) dalam Santrock (2007) yang menyatakan hubungan orangtua yang dan kemampuan mereka menciptakan suasana yang menyenangkan bisa berpengaruh terhadap penyesuaian anak
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran dalam pengendalian emosi. Pengendalian emosi melibatkan usaha untuk mengontrol emosi, perhatian dan perilaku. Anak-anak yang dengan pengendalian yang rendah akan membuat anak menjadi cenderung mudah marah dan mudah frustasi. Perlakuan salah yang dilakukan oleh orangtua memiliki dampak terhadap perkembangan anak seperti pengendalian emosi yang buruk. Orang tua merupakan model utama yang akan ditiru oleh anak seperti orang tua yang kurang dalam memberikan waktu perhatian dan kasih sayang akan mengembangkan skema kognitif yang negaif , orangtua yang memperlihatkan ketidakharmonisan hubungan rumah tangga sering bertengkar di depan anak akan membangun pengalaman anak yang tidak baik.
Terima Kasih