INFLASI & PENGANGURAN (INFLATION & UNEMPLOYMENT) Fluktuasi inflasi ditentukan baik dari sisi permintaan (demand pull inflation) maupun dari sisi penawaran karena naiknya biaya produksi (cost push inflation). Pengangguran (unemployment) merupakan gejala ekonomi yg menunjukkan kinerja ekonomi dibawah kapasitas ekonomi
Pengertian Inflasi Secara teoritis inflasi diartikan adanya peningkatan harga barang2 secara umum dan terus menerus. Pada perekonomian modern sangat bersifat INERSIAL. Artinya bahwa gejala inflasi memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gejala ekonomi dimaksud, sehingga disebut INFLASI INERSIAL. Sifat dan ciri INFLASI INERSIAL : Gejala inflasi jenis ini bersifat tetap dan terjadi dlm jangka panjang, sehinga dapat diprediksikan sebelumnya.
2. Namun inflasi inersial akan mengalami perubahan, manakala : Timbul guncangan (shock) pada sisi permintaan agregat Terjadinya perubahan harga minyak dunia, Pergeseran nilai tukar Kegagalan panen, dlsbg.
JENIS-JENIS INFLASI A. Inflasi menurut sifatnya : Sifat perubahan inflasi berbeda-beda tergantung faktor yg. mempengaruhinya. Inflasi ditinjau dari sifat perubahannya, dapat dibagi menjadi 3(tiga) macam, sbb: 1. Inflasi Merayap (creeping inflation), yakni inflasi yg ditandai dg laju yg relatip rendah (10% per tahun), artinya berjalan lamban dan dalam waktu cukup lama, sehingga pengaruhnya kurang berarti bagi perekonomian.
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation) Inflasi jenis ini adalah inflasi yg ditandai dgn kenaikan harga yg cukup besar, berkisar diatas 10%. Sifat inflasi ini berjalan dalam tempo yang singkat serta berdampak akseleratip dan akumulatip, artinya bahwa inflasi bergerak dengan laju yang semakin besar. Pengaruh thd perekonomian relatip cukup berat dibandingkan jenis inflasi sebelumnya, krn akan membebani Pegawai swasta, dan karyawan kontrak.
3. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation) Inflasi jenis ini, terjadi karena harga2 barang naik berlipat-lipat dalam jangka pendek, sebagai akibat saat terjadinya defisit anggaran untuk membiayai proyek2 yg bersifat darurat dan ditutup melalui kebijakan pencetakan uang. Inflasi dg. tingkat yg sangat tinggi ini, berdampak buruk dg. efek merusak perekonomian, karena menimbulkan ketidak percayaan masyarakat terhadap nilai uang.
B. Inflasi menurut besarnya. Kategorisasi inflasi menurut besarnya, dapat dibagi menjadi 4(empa) macam, sbb. : a.Inflasi Rendah Yaitu inflasi yg terjadi dg laju kurang dari 10% per tahun, sehingga disebut juga inflasi dibawah 2(dua) digit. Adapun ciri dan sifatmya sama dg. Inflasi Merayap (Creeping Inflation), dan tidak berdampak merusak pada perekonomian.
Yaitu inflasi yang bergerak dg. laju antara 10% s/d 100% per tahun. b. Inflasi Sedang Yaitu inflasi yang bergerak antara 10% s/d 30% per tahun. Pengaruh yg. ditimbulkan-nya cukup dirasakan, terutama bagi masya-rakat yang berpenghasilan tetap seperti pegawai swasta, buruh dan pegawai kontrak/karyaan lepas. c. Inflasi Tinggi Yaitu inflasi yang bergerak dg. laju antara 10% s/d 100% per tahun.
Inflasi tingi terjadi pada keadaan politik yg tdk stabil dan menghadapi krisis yg berkepanjangan. Efek yg timbul adalah mulai hilangnya kepercayaan masyarakat thd stabilitas nilai mata uang dan thd lembaga2 ekonomi masyarakat seperti perbankan. Aktifitas kredit, asuransi, proses produksi dan distribusi barang mengalami guncangan, krn masyarakat lebih mengambil sikap aman dg. memegang barang dari pada uang.
d. Hyper Inflation Inflasi sangat tinggi dg.laju diatas 100% per tahun ini, menimbulkan krisis ekonomi berkepanjangan. Fenomena Hyper Inflation biasanya menandai adanya pergolakan politik dan pergantian pemerintahan atau rezim. Masyarakat benar2 kehilangan kepercayaan thd. mata uang yang beredar, shg. perekonomian lumpuh!