Blog: susandi.wordpress.com Menyimak Oleh: Susandi Email: su_sandi007@yahoo.co.id Blog: susandi.wordpress.com
Proses Menerima Bunyi Bahasa Mendengar Mendengarkan Menyimak
Pengertian Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28) Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga. Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Menyimak adalah proses menerima bunyi (bahasa) dengan penuh perhatian, adanya interpretasi, adanya pemahaman, adanya evaluasi, adanya respon/reaksi, dan mampu memeroduksi kembali apa-apa yang telah didengar
Tahap–Tahap Menyimak Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut. 1. Menyimak secara sadar Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat langsung dalam pembicaraan. 2. Menyimak berseling atau ada gangguan Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat sementara atau dangkal. 3. Setengah mendengarkan Saat mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya. 4. Menyimak bersungguh-sungguh Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
Tahap–Tahap Menyimak 5. Menyimak sekali-kali Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan gagasan yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran penyimak. 6. Menyimak sosiatif Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. 7. Menyimak secara berkala Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan membuat komentar atau membuat pertanyaan. 8. Menyimak secara saksama Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara. 9. Menyimak secara aktif Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara. ( Djago Tarigan, 1989, 4 )
Tujuan Menyimak Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Mendapatkan fakta Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, radio, tv, dan percakapan. 2. Menganalisis fakta Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
Tujuan Menyimak 3. Mendapatkan inspirasi Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan untuk mendapatkan masukan. 4. Menghibur diri Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri.
Jenis-jenis Menyimak Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Menyimak ekstensif 2. Menyimak intensif
Menyimak ekstensif Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Menyimak ekstensif Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat: a. Menyimak Sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu. b. Menyimak Estetik Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
Menyimak ekstensif c. Menyimak Pasif Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti. d. Menyimak Sosial Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
Menyimak intensif Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan dari guru. Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu: a. Menyimak Kritis Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. b. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
Menyimak intensif c. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu. d. Menyimak Interogatif Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. e. Menyimak Eksploratori Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan; 1. hal-hal baru yang menarik, 2. informasi tambahan mengenai suatu topik, 3. isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan menyimak yaitu: 1. Faktor Pembicara 2. Faktor Pembicaraan 3. Situasi 4. Penyimak
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak 1. Faktor Pembicara Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu; a. Penguasaan materi Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang disampaikan pada penyimak. b. Berbahasa baik dan benar Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya. c. Percaya diri Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak d. Berbicara sistematis Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang disampaikan mudah dipahami. e. Gaya menarik Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku yang dianggap aneh. f. Kontak dengan penyimak Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak 2. Faktor Pembicaraan a. Aktual Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan menarik dan diminati oleh penyimaknya. b. Bermakna Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi penyimaknya Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua bermakna bagi penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak d. Seimbang Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya. c. Sistematis Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar mudah dipahami oleh penyimaknya.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak 3. Situasi Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses menyimak. a. Ruangan Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya. b. Waktu Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak c. Tenang Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik. d. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak 4. Penyimak Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak. a. Kondisi Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak. b. Konsentrasi Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak c. Bertujuan Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam menyimak. d. Berminat Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah mempunyai potensi yang baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi kebiasaan menyimak yang baik hendaknya dipahami oleh seorang penyimak, sehingga dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang mereka lakukan dalam proses menyimak.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik. a. Siap fisik dan mental Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih. b. Konsentrasi Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang sudah diketahui. c. Bermotivasi Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu. Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik d. Objektif Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak. e. Menyimak secara utuh (menyeluruh) Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan. f. Selektif Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat menentukan bagian yang dianggap penting.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik g. Tidak mudah terganggu Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya. h. Menghargai pembicara Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara. i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik j. Tidak emosi Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara. k. Kontak dengan pembicara Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu. l. Merangkum Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik m. Menilai Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut. n. Mendengarkan tanggapan Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik m. Menilai Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut. n. Mendengarkan tanggapan Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan, ada beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak. 1. Menerima keanehan sang pembicara Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada penampilan pembicara. 2. Memperbaiki sikap Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke mana-mana. 3. Memperbaiki lingkungan Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak 4. Meningkatkan pembuatan catatan Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti- intinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat. 5. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen utama sang pembicara, maka sebaiknya kita memusatkan perhatian ke arah yang dituju.
Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak 6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung. 7. Menyimak secara rasional Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung. 8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak 6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung. 7. Menyimak secara rasional Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung. 8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
Daftar Pustaka Ariani Farida. 2006. Keterampilan Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG Bahasa. Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses Pengejaran Menyimak. Departemen P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa. Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende Flores. Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Depdiknas.
Daftar Pustaka Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan. Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa. Underwood.1990. Teaching Listening. London: Longman. Ur. Penny. 1984. Teaching Listening Comprehension. Cambridge: University Press.