ESTETIKA KLASIK BARAT (1)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ESTETIKA Yunani Kuno Wisnu Adisukma, M.Sn.
Advertisements

ESTETIKA 2 23 MEI IMMANUEL KANT ( ) EPISTEMOLOGI ESTETIKA.
Estetika 2 2 Mei Estetika Inggris Abad 18 Latar Belakang Hutchenson Burke.
APRESIASI SENI & BUDAYA ISLAM
Filsafat Ilmu (Manajemen)
METODOLOGI PENCIPTAAN SENI RUPA
Aliran Dalam Filsafat Oleh Heni Rita Susila,M.Pd
Teori estetika (Konsep Dasar Estetika)
Program : IPA/IPS/Bahasa
Beauty is unity of formal realitions of our sense perception
Delivered by: Burhan Amin
ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR
Sejarah Estetika (Filosofis)
Socrates, Plato, Aristoteles
F I L S A F A T Oleh: DEDY WIJAYA KUSUMA, ST., M.Pd.
Sejarah & Definisi Psikologi
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
APRESIASI SENI Seni & Keindahan.
Minggu ke 1 ESTETIKA Mukhsin Patriansyah. S.Sn., M.Sn.
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 2.
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
STRUKTUR KARYA DESAIN INTERIOR
Pert. 8. Estetika Rasionalisme Descartes ( ) (1)
Bahasan dan Pengertian Estetika
Estetika klasik GRAECO-ROMAN
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK budaya oleh : iswadi, Mpd
TRIKONOMI ESTETIKA 1: DESAINER
Sejarah & Definisi Psikologi
Sejarah & Definisi Psikologi
ESTETIKA, SENI, dan DESAIN
SEJARAH FILSAFAT ILMU.
B. ARISTOTELES , (Pert. 4), (1)
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
RENAISANS ( ) Abad 15 muncul proses transformasi baru dalam dunia berpikir yang menandai munculnya Zaman Pencerahan (Renaisans). Perubahan ini.
FALSAFAH KEINDAHAN MASA PERTENGAHAN Pertemuan 03
Sejarah & Definisi Psikologi
Oleh: Antarin Prasanthi Modified by heru susetyo
TRIKONOMI ESTETIKA 2: KARYA DESAIN
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
FILSAFAT PENDIDIKAN.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Kritik Seni? Analisis Formal? Elemen Seni? Prinsip Seni?
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATERI TENTANG DEFINISI ESTETIKA DESAIN PRODI DESAIN PRODUK & FDIK
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
Ilmu, Sejarah Perkembangan dan Aliran-Aliran Filsafat Ilmu
Gagasan Awal tentang Belajar
SEJARAH PSIKOLOGI Dosen Pengampu :
Filsafat Sains Pertemuan ke-2.
KELOMPOK 3 ` AHMAD WAHYU AJI P RAMOS LENNY BINTI NURYIAH
FENOMENA KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF EPISTEMOLOGIS
Oleh SYUKUR program pascasarjana pai iain salatiga 2015
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
TINJAUAN DESKOMVIS TOPIK 5 MODEL TINJAUAN ESTETIKA FILOSOFI DARI RENAISANCE, PENCERAHAN, MODERN DAN POST MODERN TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN.
TRIKONOMI ESTETIKA 3: PENGGUNA KARYA
METODE PEMECAHAN MASALAH DESAIN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sejarah & Aliran Psikologi
EPISTEMOLOGI Setelah mengkaji Ontologi, maka sampailah pada hakekat cara (teori) memperoleh pengetahuan (dan ilmu) atau pada Epistemologi. Bagaimana agar.
Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
The meaning of art and beauty
RIWAYAT HIDUP PLATO NAMA : HANDOKO PRODI : IPA SEMESTER :1.
Pengantar Filsafat Ilmu
Transcript presentasi:

ESTETIKA KLASIK BARAT (1) Pertemuan 5 Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK

PERIODISASI ESTETIKA KLASIK BARAT PLATONIS (DOGMATIS) KRITIKA POSITIVISME

PERIODE PLATONIS (DOGMATIS)

PERIODE PLATONIS (DOGMATIS) Berlangsung selama masa Socrates hingga Baumgarten (1714 – 1762) Peletak dasar fundamen pertama bidang Estetika adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles. Filsafat Plato merupakan batang dari segala akar Estetika : “Estetika merupakan sesuatu yang menyenangkan.” Descartes memberikan gambaran sejarah filsafat seni.

SOCRATES (469 – 344 SM) Adalah perintis pembahasan tentang keindahan. Bersama para muridnya, Socrates membahas tentang hakikat keindahan. Bahwa keindahan bukanlah sifat tertentu dari suatu objek, melainkan ‘keindahan itu sendiri’ (the beauty itself)

SOCRATES (469 – 344 SM) Keindahan erat kaitannya dengan ‘kebaikan’, sehingga keindahan dan kebaikan merupakan pengertian dari ‘kegunaan’. Segala sesuatu disebut indah ketika memiliki alasan, bagi kebaikan manusia. Dekorasi rumah akan kehilangan nilai estetik bila semata untuk hiasan tanpa fungsi yang jelas.

PLATO (427 – 347 SM) Dikenal dengan Teori Kebenaran (hakiki dari segala yang mengada) atau Alethea, terkait dengan idealisme ilahiah. Filsafat keindahannya mengacu pada dunia idea dan dunia nyata. Idea  bukan gagasan, melainkan bentuk dasar terukur sebagai rumusan geometris.

PLATO (427 – 347 SM) Misalnya sebuah botol terdiri dari beberapa idea yang prinsipnya adalah lingkaran dan silinder. Kemurnian dan kejelasan idea ini disetarakan dengan indah. Hubungan-hubungan yang proporsional dan terukur tepat menciptakan harmoni.

PLATO (427 – 347 SM) Teori Mimesis pada Seni: “Art is essentially an imitation of nature.” Mimesis adalah daya representasi dari keilahian yang muncul sebagai kesempurnaan karya. Mimesis bukan wujud, melainkan kondisi yang menghadirkan keilahian.

ARISTOTELES (384 – 322 SM) Aristoteles menerima gagasan Plato tentang seni sebagai mimesis dari daya-daya yang ada di luar kendali kesadaran manusia. Berkesenian dan karya adalah proses pembelajaran yang dihasilkan oleh kreasi menanggapi realitas.

ARISTOTELES (384 – 322 SM) Keindahan karya seni yang dihasilkan oleh suatu sistem mengandung unsur-unsur yang teratur, berurutan, dan terarah, sehingga tercipta hubungan-hubungan selaras, dan selesai (telos). Karya baru menjadi the thing jika sudah hadir dan memiliki konstribusi dalam kehidupan manusia. Dampak dari karya yang luhur dan berhasil, sehingga disebut indah, salah satunya adalah memberikan kenikmatan sensasional melalui pemahaman kesatuan dan keutuhan.

ARISTOTELES (384 – 322 SM) Aristoteles menggali konsep Telos suatu karya sebagai lingkaran utang budi (aiton) : Materi (hyle) Wujud/rupa (morphe) Rancangan produksi sesuai kebutuhan/efisien (eidos) Tujuan dan kesempurnaan/final (telos) AITON MATERI BENTUK EFFICIENSI FINAL

ARISTOTELES (384 – 322 SM) Katarsis adalah pelepasan emosi, yang dapat mencapai keadaan pembaharuan moral atau spiritual atau mencapai keadaan pembebasan dari kecemasan dan stres. Katarsis berasal dari bahasa Yunani yang berarti pembersihan. Aristoteles menggunakan katarsis untuk menjelaskan akibat tragedi pada puisi. Katarsis bagi Aristoteles adalah permurnian dan pencucian diri dari berbagai hasrat dan penyakit dunia melalui perjalanan kepahitan penderitaan (eleos) dan ketakutan (phobos).

RENE DESCARTES (1596 – 1650) Terkenal dengan pernyataannya ‘cogito ergo sum’ (I think therefore I am) Dualisme Cartesian  dunia memiliki dua macam bahan yang berbeda. Dunia memiliki akal budi yang berpikir dan tidak terdapat secara spasial, dan tubuh yang membutuhkan ruang.

RENE DESCARTES (1596 – 1650) Descartes memiliki ide kesempurnaan yang disebut Tuhan/God. Meskipun Descartes tidak mencetuskan teori estetika, namun pemikirannya mempengaruhi perkembangan estetika pada masanya. Persepsi inderawi datang begitu saja, tanpa kehendak penikmat karya.  “And so something which I thought I was seeing with my eyes is in fact grasped solely by the faculty of judgment which is in my mind.”

PERIODE KRITIKA

PERIODE KRITIKA Pada periode dogmatis, pemikiran para filsuf lebih bersifat rasionalis. Ada alasan-alasan sebagai sumber pengetahuan/ penilaian bukan berdasarkan penginderaan tetapi filosofis. Karena alasan filosofis inilah gaya Historicism menjadi standar estetika periode dogmatis, yang dikritik oleh Kant. Menurut Immanuel Kant, ilmu pengetahuan tidak semata bersifat rasionalis, tetapi juga empiris.

ALEXANDER G. BAUMGARTEN (1714 – 1762) Seni bersifat inderawi dan kebenarannya bersifat relatif. Ada kebenaran yang secara inderawi benar, namun secara intelektual tidak benar. Ada kebenaran yang menurut intelektual logis, namun secara estetik tidak benar. Baumgarten membedakan antara pengetahuan dengan intelektual sebagai pengetahuan konkrit dan pengetahuan abstrak.

IMMANUEL KANT (1724 – 1804) Pengalaman inderawi tidak lepas dari kehidupan interaktif manusia dalam lingkungannya. Namun pengalaman harus dipahami melalui kategori pembentukan : kualitas, kuantitas, hubungan, modalitas, dan turunan bentuknya.

IMMANUEL KANT (1724 – 1804) Ada prinsip-prinsip universal yang mendasari setiap penampilan agar dikenali sebagai sesuatu yang indah atau jelek. Bahwa keindahan bukan masalah selera, melainkan kepekaan untuk mengenali prinsip-prinsip hakiki alam. Dua kategori penilaian utama sebuah karya  kegunaan & moral.

IMMANUEL KANT (1724 – 1804) Kant menjembatani dua ranah pemikiran yaitu pikiran/rasionalisme (ada selama bisa dinalar) dan materialis/empirisme (ada selama bisa dirasakan). Keindahan karya terletak dalam gejala harmoni antara persepsi imajinatif dan pemahaman. Keutuhan komposisi secara visual dicapai melalui berbagai teknik dan cara untuk mencapai kesepakatan dalam kesamaan/ kemiripan atau perbedaan/ kontras.

IMMANUEL KANT (1724 – 1804) Keindahan hakiki sebuah karya ada pada sistem tata atur yang jelas dan konsisten  adanya irama yang menghantar pada harmonisasi elemen. Dasar keutuhan sistemik  dominasi rupa/ bentuk yang kuat. Pengalaman estetik tidak lepas dari minat yang diberikan pada representasi. Pengalaman estetik terbangun oleh interaksi manusia dan karya. Penilaian moral atas karya terkait dengan kaidah kepatutan dalam kehidupan sosial.

PERIODE POSITIVISME

PERIODE POSITIVISME Para ahli filsafat pada era ini mengkaji hakikat keindahan, keindahan seni, dan seni tidak lagi dengan menggunakan pola pikir metafisik, namun menggunakan pendekatan keilmuan. Oleh karenanya era ini disebut dengan Periode Positivisme. Tokoh-tokohnya: Leo Tolstoy, Gustaf Teheodor Fechner, Edward Bullough, Susan K. Langer, Bell, George dickie, dan Beneditto Croce.