MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MANAJEMEN KERJASAMA DENGAN MASYARAKAT
Advertisements

MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Oleh Dra. Salmah Lilik, M.Psi
BKSekolah Luar Sekolah  Sekolah merupakan lembaga formal untuk menyelenggarakan pendidikan  Dalam kelembagaan sekolah ada sejumlah bidang kegiatan.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KOMPETENSI GURU PEMBIMBING KHUSUS
Pendidikan Inklusif (Konsep dan isu)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KONSEP PEMBELAJARAN.
ANALISIS PESERTA DIDIK “Karakteristik Umum PESSERTA DIDIK (USIA, GENDER, LATAR BELAKANG)” Nur ANNA IRVANDA NURHASANA KARUNIA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI
Pasal 31 UUD 1945 (Amandemen) ayat (1) : ayat (2) :
KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN
Destina Puji Rahayu Friesca Aster Indah Indriyani Satria Suja Senotsa 4C4C.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KHUSUS PERLUASAN AKSES DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI PENDIDIKAN LAYANAN INKLUSIF PUJI.
PROFESIONALISME GURU PLB Oleh Ravik Karsidi ( Dosen PLB UNS )
MATERI KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI
Kelompok 2 Hari Kurniawan Lintang Pertiwi Naddya Anggiastry P Uripah Yessy Perdana Putri.
PENGELOLAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH REGULER
Peran pemerintah dalam pendidikan inklusif
GPK : Mendukung Peran Guru di Kelas Reguler
TES-TES POPULASI KHUSUS
PENDIDIKAN INKLUSIF PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PERAN DAN FUNGSI GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK)
LAYANAN PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK
Konsep Dasar PKM & Penyelenggaraannya
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SD
MODEL pelaksanaan remedial & pengayaan DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Etiket Berinteraksi dengan penyandang disabilitas
JURUSAN REHABILITASI SOSIAL
ORGANISASI KURIKULUM By: Kelompok 3.
ORTOPEDAGOGIK SEBAGAI DISIPLIN ILMU
BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR
“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK ANAK BERKELAINAN AKADEMIK DAN MENTAL EMOSIONAL” Nur Amalina Siti Lailatus Sholichah Kanty.
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Materi Tutorial UT PEMBELAJARAN KELAS RANGAKAP Oleh :
BAB III KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU DAN ANTISIPASI PENDIDIKAN
Oleh : Munawir Yusuf PLB FKIP UNS
PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS BAGI ABK
Aplikasi Pemeriksaan Psikologis
PERAN DAN TUGAS GPK DI SEKOLAH INKLUSI
Manajemen Konflik Negosiasi.
BIMBINGAN KONSELING.
MEDIA PEMBELAJARAN By: Durinda Puspasari.
KUALIFIKASI PROFESI PROFESI (S1/S2/S3/Spesialis)
Prinsip PHB Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara.
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Remedial Dan Pengayaan
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
APA ITU SEKOLAH INKLUSI?
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSIKOLOG
KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
MODUL 9 MENDIDIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD BIASA Oleh Kelompok IX: MUHAMAD SIFANIM : EKA NOVIANTI NIM : UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KONSEP PEMBELAJARAN.
ADVOKASI TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KEPADA MASYARAKAT : GAMPONG LAKSANA, KEC. KUTA ALAM, BANDA ACEH Oleh: DM. Ria Hidayati, S.Psi., M.Ed Direktur.
Transcript presentasi:

MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS SUATU TINJAUAN EMPIRIS TEORITIK

POPULASI ABK Data Direktorat PSLB tahun 2007 menyebutkan bahwa jumlah ABK yang sudah mengikuti pendidikan formal baru mencapai 24,7% atau 78.689 anak dari populasi anak cacat di Indonesia, yaitu 318.600 anak (Directorat PSLB, 2008).

Persentase penyandang cacat berdasarkan jenis kecacatan -------------------------------------------------------------------------------------- ----------------- Jenis kecacatan Jumlah (%) Jumlah (jiwa) ----------------------------------------------------------------------- Tuna Netra 15,93 338.796,85 Tuna Rungu 10,52 223.737,78 Tuna Wicara 7,12 151.427,09 Tuna Rungu Wicara 3,46 73.586,76 Tuna Daksa 33,75 717.789,94 Tuna Grahita 13,68 290.944,19 Tuna Ganda 7,03 149.512,99 Gangguan aspek kejiwaan 8,52 181.202,08 -------------------------------------------------------------------------------------- --------------- Jumlah total 100,0 2.126.998 --------------------------------------------------------------------- Sumber : Data BPS, Susenas RI 2009

Problematika Pendidikan ABK 1. ABK memiliki keberagaman yang luas dalam karakteristik dan kebutuhannya. 2. Adanya perbedaan dgn anak normal,oleh karenanya pembelajaran itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. 3. Sekolah belum mampu mengakomodasi semua anak. 4. ABK seyogyanya bersekolah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya (fenomena inklusi). 5. Pentingya partisipasi masyarakat dlm pendidikan ABK. 6. Pengajaran yang terpusat pada diri anak merupakan inti dari pembelajaran ABK. 7. Fleksibel kurikulum menyesuaikan dengan anak, bukan kebalikannya. 8. Perlu sumber-sumber dan dukungan yang tepat.

Problematika 9. Kesadaran OT pentingnya pendidikan bagi harga diri ABK sebagai manusia dan pelaksanaan hak azazi manusia . 10. Layanan pendidikan ABK dalam rangka memberikan manfaat untuk menciptakan masyarakat yang inklusi. 11. Pertimbangan efisiensi dan efektivitas biaya pendidikan (fenomena pendidikan Inklusif). 12. Optimalisasi sekolah umum untuk meminimalisasi sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang terbuka dan inklusif  pendidikan untuk semua. 13. Pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi sehingga menekan biaya untuk keseluruhan sistem pendidikan (fenomena inklusi)

Pendidikan Khusus Suatu sistem layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak atau individu yang memerlukan layanan pendidikan khusus

Hakikat Individu/Anak dengan Kebutuhan Khusus dahulu dikenal: (stigma) anak cacat, anak tuna, luar biasa, dan berkembang dengan children with special needs, juga difabel Individu yang memerlukan layanan pendidikan khusus adalah mereka yang secara signifikan berada di luar rerata normal (kurva normal), baik dari segi fisik, inderawi, mental, sosial, dan emosi sehingga memerlukan pelayanan khusus, agar dapat tumbuh dan berkembang secara sosial, ekonomi, budaya, dan religi bersama-sama dengan masyarakat di sekitarnya

Children with special needs → children with problem in learning (Anak dengan kebutuhan khusus  anak dengan problema dalam belajar) Yang diakibatkan oleh gangguan dan atau hambatan yang bersifat permanen, bukan hambatan temporer

BENTUK LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK YANG MEMERLUKAN PELAYANAN/PENDIDIKAN KHUSUS Least Restrective Environment – Inclusive Reguler Classroom Only (Sekolah Reguler Penuh) m e a n s t r i g Reguler Classroom Teacher Consultant (Sekolah Reguler dengan Guru Konsultan) Reguler Classroom Itenerant Teacher (Sekolah Reguler dengan Guru Kunjung Reguler Classroom Resource Room (Sekolah Reguler dengan R. Sumber Belajar) Part-time Special class (Sekolah Reguler Paruh Waktu) Self Contained Special Classes (Kls Khusus Ttp pd Sek. Reguler s e g r a t i o n Special Day School (Sekolah Khusus Harian) Residential School (Sekolah Berasrama) Residential Institution (Institusi Khusus)

Transisi Segregasi Integrasi Inklusi

Pendidikan Khusus (Formal) di Indonesia Sekolah Khusus/ SLB Integratif/ terpadu Inklusif

Berbagai Model Layanan Pendidikan Khusus Sistem persekolahan: Sistem Segregasi (Sekolah Khusus/SLB) Sistem Non Segregasi: Pendidikan Integrasi Pendidikan Inklusi Sistem Non Persekolahan Sistem layanan pendidikan bagi anak yang memerlukan layanan khusus yang diselenggarakan di luar sistem persekolahan, dan dilaksanakan dalam bentuk informal maupun non formal.

Special education

Integrated Education

Inclusive Education Children are different; All children can learn; Different abilities, ethnic groups, size, age background, gender; Change the system to fit the child.

Pendidikan Inklusif di Indonesia Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut- sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik.

Pendidikan Inklusif 1. Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin dalam O’Neil 1994) 2. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980) 18

Beberapa Kebaikan Pendidikan Inklusif Membangun kesadaran dan konsensus hilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif. Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran. Melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak.

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Hal-hal yang harus diperhatikan sekolah 1.Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keaneka- ragaman dan menghargai perbedaan 2.Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual. 20

3. Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif. Lanjutan… 3. Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif. 4. Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 5. Guru dituntut melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan. 21

Terima Kasih