PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (PPS – MP STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V Catharina Dian S. 292013141
Latar Belakang Pembelajaran IPS selama ini masih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi di SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga, pembelajaran IPS kelas V bersifat monoton. Pembelajaran IPS tidak menggunakan pendekatan dan model pembelajaran. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru banyak menggunakan metode ceramah yang bervariasi dengan metode tanya jawab dan penugasan. Dalam penilaian hasil belajar siswa, guru hanya melakukan pengukuran hasil belajar pada aspek kognitif saja. Rata-rata hasil belajar IPS dari 30 siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Salatiga adalah 60,5.
PPS dan MP STAD Rachmah Huriah (2014: 140) menjelaskan PPS adalah sebuah pendekatan dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik pribadi atau perorangan maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. MP STAD menurut Isjoni (2013: 51) adalah model pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
PPS – MP STAD PPS – MP STAD adalah suatu pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas pemecahan berbagai masalah secara mandiri dan bekerjasama bersama teman untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran. Langkah-langkah PPS – MP STAD sebagai berikut: 1). membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa; 2). menerima tugas kelompok; 3). menyimak materi; 4). mengidentifikasi masalah; 5). merumuskan masalah; 6). mengumpulkan informasi; 7). merumuskan hipotesis; 8). diskusi kelompok untuk pemecahan masalah; 9). menarik kesimpulan sesuai hipotesis; 10). membuat laporan; 11). menyajikan hasil identifikasi; 12). merumuskan rekomendasi; 13). mengerjakan tes secara individual; 14). penghargaan kelompok.
Model Pembelajaran Konvensional Majid Abdul (2013:184) menjelaskan pengertian model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah biasa dilakukan yang sifatnya berpusat pada guru, sehingga dalam pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan dalam situasi belajar (belajar non tuntas). Hasil Belajar Hasil belajar menurut Briggs dalam Rumini (2016: 24) adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.
METODE DAN BAHAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah Quasi Experimental Designs dengan tipe Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilakukan di SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga dan SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive stratified disproportionate sampling yakni sampel yang diambil berdasarkan tujuan dalam memilih lokasi kecamatan Tingkir(purposive), menentukan jenjang kelas yakni kelas V (stratified), dan mengambil sampel tidak proposional tetapi mengambil seluruh siswa di dalam kelas (disproportionate).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik observasi. Teknik observasi menggunakan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas atau Independent Sample T-Test.
Hasil Belajar Hasil Belajar Kelompok Kontrol Kondisi Awal Kelas Siswa Tanpa Perlakuan (Model Pembelajaran Konvensional) Hasil Belajar Kelompok Kontrol Kondisi Awal Kelas Siswa Perlakuan dengan PPS – MP STAD Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
HASIL DAN DISKUSI Skor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Frekuensi (F) Persentase (%) 65-75 2 6,7 24 80 75-85 16 53,3 4 13,3 85-95 12 40 Jumlah 30 100 Skor tertinggi hasil belajar kelompok eksperimen adalah 94 dan skor terendah adalah 75. Skor tertinggi hasil belajar kelompok kontrol adalah 90 dan skor terendah adalah 65. Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kelompok eksperimen sebesar 84,3 dan rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 73,33 sehingga terdapat perbedaan rata-rata sebesar 10,97.
Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan yang disebut independent sample t-test. Sampel yang tidak berhubungan adalah sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengolahan data melalui program SPSS 16.0, menunjukkan hasil nilai signifikansi 2 tailed 0,000 < 0,05, dan perbandingan antara t hitung dan t tabel sebesar 7,001 > 2,002, maka Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh PPS – MP STAD terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 diterima.
Perbedaan rata-rata hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 10,97. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh PPS – MP STAD terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 terbukti.
Terima Kasih