GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN Oleh LOLITA MEIZALMI 140017
Eklampsia Dan Preeklampsia Diagnosis Diagnosis didasarkan adanya trias yaitu hipertensi, edema dan proteinuria. Diagnosis diperensial antara preeklamsia dengan hipertensi menahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun ditemukan adanya tekanan darah yang tinggi sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan postpartum. Pada pemeriksaan fundus ditemukan perdarahan dan eksudet pada hipertensi menahun. Untuk penyakit ginjal proteinuria timbul sebelum hamil sedang pada preeclampsi jarang timbul sebelum trimester 3
2. Eklampsia Eklampsia adalah terjadinya konfulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala preeclampsia konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului gangguan neurologis. Ibu yang mengalami hipertensi kronis bisa mengalami preeklampsia atau eklampsia pada ibu hipertensi kronis meningkatkan morbiditas dan motalitas maternal dan perinatal. ACOG merekomendasikan supaya diagnosis preeklampsia pada hipertensi kronis ini dibuat berdasarkan peningkatan tekanan darah yang disertai proteinuria atau edema umum ( Consensus Report, 1990 ).
a. Preeklamsia Ringan TD 140/90 mmHg atau kenaikan D: ≥15 mmHg, S: ≥ 30 mmHg Edema umum: kaki, jari tangan & muka atau kenaikan BB ≥ 1/ mgg Proteinuria (≥ 0,3 gr/liter) b. Preeklamsia Berat TD 160/110 atau lebih Proteinuria ≥ 5 grm Oliguria Gg serebral Gg visus, Nyeri pd epigastrium, Edema paru, Trombositopenia Ikterus
Penanganan • Preeklamsia ringan – Batasi konsumsi garam, dan perbanyak minum – Tirah baring dan berbaring miring kekiri – Pemeriksaan kehamilan dipercepat & diperketat • Preeklamsia berat – Opname (terisolasi) – Pemberian cairan infus glukosa 5% – Pemeriksaan umum, kebidanan & pemasangan Dc – Pertahankan kehamilan smpai mndekati cukup bulan, jika kondisi ibu semakin kritis maka akhiri kehamilan tanpa memandang umur
Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben- Zion, MD, hal : 232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1) Tingkatan I (Ringan) a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita. b. Ibu merasa lemah. c. Nafsu makan tidak ada. d. Berat badan menurun. e. Merasa nyeri pada epigastrium. f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit. g. Tekanan darah menurun. h. Turgor kulit berkurang. i. Lidah mengering. j. Mata cekung.
2) Tingkatan II (sedang) a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis. b 2) Tingkatan II (sedang) a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis. b. Turgor kulit mulai jelek. c. Lidah mengering dan tampak kotor. d. Nadi kecil dan cepat. e. Suhu badan naik (dehidrasi). f. Mata mulai ikteris. g. Berat badan turun dan mata cekung. h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi. i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
3) Tingkatan III ( Berat ) a 3) Tingkatan III ( Berat ) a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma). b. Dehidrasi hebat. c. Nadi kecil, cepat dan halus. d. Suhu meningkat dan tensi turun. e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental. f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
1) Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamiloan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara : a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan. b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari- hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. d. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak. e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu ingin. f. Usahakan defekasi teratur.
2) Terapi obat-obatan Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan pengobatan. a. Tidak memberikan obat yang teratogen. b. Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital. c. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. d. Anthistaminika seperti dramamin, avomin. e. Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin. f. Pemberian nutrisi oral : dimulai dg makanan cair, kemudian meningkat mnjadi makanan padat . g. Pola makan porsi kecil tapi sering h. Hindari makanan brminyak, konsumsi roti kering i. Diberi vitamin B kompleks, vitamin C & kalium. j. Diberi obat penenang, antihistamin & antimuntah k. Terapi Psikologi l. Jika tidak bisa peroral hrs lwt parenteral dg cukup elektrolit, karbohidrat & protein dengan glukosa 5% m. Pemenuhan protein: asam amino esensial scr IV 3) Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut: a Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan. b. Terapi psikologik Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. c. Terapi parental Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.
d. Terminasi kehamilan Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital. e. Prognosis Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat mamuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit in dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Anemia • Anemia adalah : suatu kondisi dimana sejumlah sel darah merah / Hb dibawah normal. • Anemia yg sering terjadi pd Bumil adl anemia Zat Besi • Anemia Zat Besi : kekurangan zat besi krn asupan makanan kurang atau kehilangan darah terus – menerus.
Penyebab ; malnutrisi, malabsorbsi, dll Tanda & gejala : Lemah letih, lesu, kurang nafsu makan, konsentrasi menurun, pusing, imun turun, pandangan berkunang2, wajah, bibir, kelopak mata pucat. Pada anemia berat : sesak nafas & lemah jantung.
Penanganan Tergantung etiologinya • Jika karena defisiensi besi diberi zat besi, bs peroral atau parenteral • Jika krn defisiensi asam folat diberi suplemen asam folat • Jika karena sakit ginjal diatasi dl sakit ginjalnya • Jika karena kerusakan pd t4 produksi sel darah, maka diatasi dl masalah pd sumsum tulang baru kemudian di transfusi
Makanan yg dianjurkan Makanan sumber zat besi (hati, tempe, brokoli, kedelai, bayam, dll) Makanan sumber asam folat (hati, kedelai, rumput laut, kacang merah, pisang, dll) Sumber vit B 12 (hati sapi & kuning telur) Makanan sumber Vit C Catatan Penting Selama kehamilan sangat beresiko terjadinya anemia meskipun asupan nutrisi peroral dirasa sudah cukup, karena diet sj tidak dpt mengganti kehilangan besi pd masa kehamilan. Oleh karena itu bumil dianjurkan mengkonsumsi suplemen besi, Vit C dan asam folat.