Teknik Membuat Judul Berita

Judul merupakan mata kail yang sanggup menarik perhatian audiens. Oleh karena itu, judul menjadi sangat penting. Dalam bangun laporan berita yang sudah dipublikasikan, kita melihat judul berita terlebih dahulu. Namun sebenarnya, judul berita dibuat paling akhir, setelah batang tubuh berita dan lead ditulis.

Pola Apa – Mengapa Pola Siapa – Mengapa Intisari Berita Colt Diesel Terbalik di Lingkar JORR Pola Siapa – Mengapa Muhammad Ali Meninggal Dunia Intisari Berita Bom Kembali Mengguncang Bali : 24 orang Tewas, Puluhan Lainnya Luka-Luka

Gunakan Kalimat Aktif, Bukan Pasif Hasil akhir Chelsea Tekuk Liverpool 4-0 Gunakan Kalimat Aktif, Bukan Pasif Presiden Resmikan Megaproyek di Bontang Naik, Harga BBM Bulan Depan Terdiri dari 4-7 kata Yang paling baik, judul berita terdiri dari 4-7 kata, namun harus memancing rasa ingin tahu audiens.

Teknik Menyunting Berita Berita atau laporan wartawan dari lapangan sering tidak sempurna. Karena sifatnya yang serba buru-buru dan cepat, maka perlu untuk disunting.

Dalam dunia Jurnalistik, kegiatan menyunting mengandung arti : Menyiapkan naskah siap cetak, dengan memperhatikan sistematika penyajian, dan bahasa (ejaan, struktur kalimat). Merencanakan dan mengarahkan penerbitan Menyusun atau merakit (film). Orang yang bertugas menyunting naskah disebut penyunting atau editor atau redaktur.

Mengapa naskah perlu disunting ? Menghindari masalah hukum maupun masalah pencemaran nama baik Menyeleksi berita bohong Menyeleksi berita yang sudah basi, atau berita yang tidak layak muat Mengoperasionalkan kalimat yang kacau menjadi kalimat yang komunikastif, enak dibaca, benar dan menarik. Menghindari masalah SARA Menghindari kesalahan ejaan , atau salah cetak.

Menyunting berita Setelah mewawancarai pakar pemasaran, wartawan menulis sebagai berikut : “Bahwa sesungguhnya perilaku konsumen sulit untukditembak. Satu saat begitu lain saat begini. Perilaku begituan nggak bisa sama sekali di ukur dengan alat ukur apapun”.

Penilaian Logika (jalan/ tidak) ? (jalan) Susunan kalimat ? (masih bisa dipahami) Keterbacaan (mudah/tidak)? (mudah) Kenyamanan Untuk dibaca ? (ya) Pungtuasi (benar/tidak) ? (tidak) Tingkat kesalahan (dapat/tidak dapat ditoleransi) ? (tidak)

Hasil penyuntingan “Perilaku konsumen sulit ditebak. Suatu saat begini, pada saat lain begitu. Perilaku demikian sulit diukur dengan alat ukur apa pun”.

Alasan menyunting Kata “Bahwa sesungguhnya” tidak menambah makna apa-apa, buang saja ! “Sulit untukditembak” harus diperbaiki “Sulit untuk ditebak”. “Satu saat” harusnya “suatu saat”. “Satu” menunjukkan tertentu, sudah pasti. “Suatu” menunjukkan tidak tentu. Lain saat (hukum MD, bukan DM), sehingga yang baik dan benar adalah : (pada) saat lain.

“Perilaku begituan” (bahasa lisan yang menimbulkan salah persepsi). Di ukur (kesalahan pungtuasi). Bukankah di + kata kerja, ditulis serangkai ? Sedangkan di + kata benda atau keterangan tempat, ditulis terpisah ?

Menyunting tanda baca “ Di Kalimantan Ikan Arwana Dibuat Ikan Asin” Redaktur tidak puas dengan judul tersebut. Menurut redaktur, yang menarik bagi audiens adalah unsur apa (arwana). Maka judul diubah menjadi “Arwana, Dibuat Ikan Asin di Kalimantan”.

Selamat belajar, semoga sukses !