PENGANTAR STUDI HADIS
PENGERTIAN HADIS TERJADI PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA AHLI HADIS DENGAN AHLI USHUL: Menurut Ahli hadis: Hadis adalah Segala sesuatu yang bersumber atau disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Menurut Ahli Ushul: Hadis adalah semua perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum.
PENGERTIAN SUNNAH Menurut ahli hadis: Sunnah adalah Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan serta tingkahlakunya, baik sebelum menjadi Rasul maupun sesudah. Menurut ahli ushul: Sunnah adalah Segala yang bersumber dari Nabi , perkataan, perbuatan dan taqrir, yang bisa jadi dalil dalam hukum syara’. (Sesuai dengan tugas Nabi sebagai pembawa dan pengatur undang2 kehidupan.
Menurut Ahli Fiqih. Sunnah: Merupakan salah satu dari sistem hukum yang lima, yaitu wajib, haram, makruh, mubah, dan sunnah. Karena itu, sunnah dimaknai dengan: Segala ketetepan Nabi Muhammad SAW yang didasarkan pada prilaku dan kepribadian beliau yang perlu dicontoh oleh umat Islam dalam kehidupan sehari2.
PERBEDAAN HADIS DAN SUNNAH Hadis biasanya disandarkan kepada Nabi setelah beliau diangkat menjadi Rasul. Sedangkan Sunnah mencakup seluruh perjalanan hidup beliau, sebelum dan setelah menjadi Rasul. Hadis juga digunakan untuk menyatakan berita yang bersuamber dari sahabat dan tabi’in. Sedangkan Sunnah khusus berlaku untuk Nabi. Hadis biasanya digunakan untuk segala yang bersumber dari Nabi yang sudah diberitakan. Sedangkan Sunnah bersifat umum, baik sebelum diberitakan maupun sesudah.
KEDUDUKAN/KEHUJJAHAN HADIS Pertama sebagai Pensyarah atau penjelas Al-Qur’an (an-Nahl:44). Contoh seperti perintah Sholat. Kedua sebagai pembuat hukum yang belum ada dalam Al-Qur’an (al-A’raf:157). Contoh seperti kewajiban zakat fitrah. Ketiga sebagai teladan bagi umat Islam (al-Ahzab:21). Contoh seperti adab makan dan minum. Keempat sebagai hal yang wajib di taati setelah Al-Qur’an (Nisa:64). Contoh semua perintah dan larangan Nabi wajib dipatuhi.
FUNGSI HADIS BAGI AL-QUR’AN Pertama sebagai Bayan Taukid (penguat atau penegasan hukum yang ada dalam al-Qur’an). Contoh ayat tentang wudhu (al-Maidah:6), yang dikuatkan oleh hadis: لا تقبل صلا ة من احدث حتى يتوضا . Kedua sebagai Bayan Tafsir (penjelas dari hukum yang ada dalam al-Qur’an). Contoh ayat tentang kewajiban sholat (al-Baqarah:43), dijelaskan oleh hadis: صلوا كما رايتمونى اصلى
Ketiga sebagai bayan tasyri’ (pembuat hukum yang belum ada dalam al-Qur’an). Contoh ayat tentang kewajiban zakat fitrah: فرض زكاة الفطر من رمضان على النا س صاعا من تمر Keempat sebagai bayan nasakh (menghapus ketetapan hukum yang sudah ada dalam al-Qur’an). Contoh seperti hadis tentang wasiat bagi ahli waris. Hadis ini menghapus hukum waris yang terdapat dalam ayat 180 al-Baqaroh: لا وصية لوارث