BIOAVAILABILITAS PROTEIN ke-4

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Gizi Olahraga Nawan Primasoni .M .Or.
Advertisements

KARBOHIDRAT.
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si FKIK UNSOED
PROTEIN.
Asam Amino, Peptida dan Protein
Arie Febrianto Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP - UB
Gizi Olahraga Nawan Primasoni .M .Or
PENINGKATAN ZAT GIZI PANGAN
Susu Kedelai versus Susu Sapi, Mana Lebih Baik?
PROTEIN.
PROTEIN PENCERNAAN, ABSORBSI, TRANSPORTASI, METABOLISME
Disusun oleh: Azis Setyono (131176)
PROTEIN PROTEIN : SENYAWA ORGANIK KOMPLEK DGN BM TINGGI, TERSUSUN DARI UNSUR-UNSUR C, H, O TETAPI ADA TAMBAHAN UNSUR N. SELAIN KEEMPAT UNSUR TERSEBUT UMUMNYA.
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7.
Metabolisme Protein/asam amino
PENDAHULUAN Protein merupakan zat organik komplek yang molekulnya sangat besar. Dalam menu makanan protein sebagai sumber asam amino baik asam amino essensial.
DYAH UMIYARNI P,SKM,M.Si FKIK UNSOED
Protein dan Asam Amino.
MENYUSUN RANSUM BROILER
ASAM AMINO Asam amino merupakan bagian penyusun dari Protein
Oleh: Drs. IGK. Wijasa, MARS
PROTEIN.
Analisa Kualitatif Protein
PRE TEST 1 Apa yang dimaksud zat gizi dan bagaimana pengelompokan zat gizi berdasarkan fungsinya dalam tubuh Sebagai penghasil energi, kandungan energi.
Kebutuhan Nutrisi Ns. Yani Sofiani, S. Kep.
PEMELIHARAAN KESEHATAN
PROTEIN.
ANEMIA MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT TERBESAR DI DUNIA
Keserbagunaan Katabolisme
ILMU DAN EVALUASI GIZI III.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI BUAT ANAK & DEWASA
KULIAH LAPANG I 2016 OLEH : ASTUTI SETYOWATI.
PROTEIN PROTEIN : SENYAWA ORGANIK KOMPLEK DGN BM TINGGI, TERSUSUN DARI UNSUR-UNSUR C, H, O DAN N KADANG-KADANG MENGANDUNG UNSUR P DAN S. KADAR MASING-MASING.
OLEH : IR H ABDUL RAHMAN MS
PROTEIN.
PROTEIN Disusun oleh : Kelompok 6 Arpin Eka. Septiawan Novi Zahrani
DASAR – DASAR ILMU GIZI Pertemuan 1.
ASAM AMINO Asam amino merupakan bagian penyusun dari Protein
Program Studi Gizi FIK UMS
PROTEIN Oleh : Kelompok 3 Chreistin Maylinda Tumbol Muhammad Fahmi
BIOAVAILABILITAS PROTEIN KE-8
KARAKTERISTIK PROTEIN
Mochamad Nurcholis, STP.MP.
KEBUTUHAN ASAM AMINO DAN ASAM LEMAK SERTA EFEKNYA BAGI TERNAK UNGGAS
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI BAGI TUBUH IDEAL DAN SEHAT
Susu Kedelai, Pas Buat yang Diet
Peranan Zat gizi “ Force Feeding”
ASAM AMINO DAN PEPTIDA ISMAIL SALEH, SP., M.SI.
PROTEIN Disusun oleh : Kelompok 6 Arpin Eka Septiawan Novi Zahrani
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7.
METABOLISME Dr.sugeng riyadi.
KARAKTERISTIK PROTEIN
Manfaat Zat-Zat Bagi Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya (Protein)
Metabolisme Menurut Pandangan Islam
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners.
PROTEIN Moh. Suwandi, M.Pd
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) Tiga Belas Pesan Umum Gizi Seimbang
Gizi dan Evaluasi Pangan/ Pakan
TUGAS BIOKIMIA Nama:Yoin M Metulessy Pencernaan protein.
Asam Amino, Peptida dan Protein
PROTEIN.  Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.  Sebagai.
KONSEP DASAR GIZI DAN KESEHATAN. Sesungguhnya, Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan daging hewan yang disembelih dengan (menyebut.
GOLONGAN INSULIN Faqihuddin Najib Nurbaizura Putri M. Rezza Wahyudi Riska Safitri Rooidatun Nahda
PENGANTAR KE GIZI MASYARAKAT Prof. Dr. Albiner Siagian.
KONSEP DASAR GIZI.
GIZI PADA MASA LAKTASI / MENYUSUI
M.A. Gizi & Kesehatan Masyarakat Alibbirwin, SKM, M.Epid STIKES MRH
KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK USIA TODDLER ( 1-3 TAHUN ) Oleh : Dana Chirstina Zega, S.Tr.Keb Oleh : Dana Chirstina Zega, S.Tr.Keb.
III-IV. FUNGSI DASAR SUBSTRAT PENGHASIL ENERGI  Disusun oleh asam amino COOH HC R NH 2 Ikatan peptida dalam molekul protein dapat dipecahkan oleh asam,
Transcript presentasi:

BIOAVAILABILITAS PROTEIN ke-4 DWIYATI PUJIMULYANI

Daftar Pustaka Burtis, G., J. Davis, and S. Martin, 1988. Applied Nutrition and Diet Therapy. Guthrie, H.A., 1983. Introductary Nutrition Pellett, P.L. and V.R. Young, 1980. Nutritional Evaluation of Protein Foods.

ARTI BIOAVAILABILITAS Bioavailabilitas adalah tingkat sejauh mana suatu obat atau zat lain (misal: zat gizi) diserap dan beredar dalam tubuh. Bioavailabilitas adalah suatu istilah yang menyatakan jumlah/proporsi obat yang diabsorbsi dan kecepatan (rate) yang diabsorbsi itu terjadi. Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati adalah Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut

BIOAVAILABILITAS (Brody, 1994) : the percentage of the nutrient in the food that is absorbed and used for physiological purpose (such as PER for protein) BIOAVAILABILITAS : the extent to which nutrients added to food are absorbed and reach the plasma (Bauernfeind & Lachance, 1991)

Struktur asam amino : yang paling sederhana  GLISIN (gugus R berupa H)

PROTEIN : polimer asam amino melalui ikatan peptida Dalam SINTESIS protein  2 mole-kul asam amino akan membentuk dipeptida + pelepasan 1 molekul H2O Sebaliknya, dalam HIDROLISIS protein  1 molekul dipeptida + 1 H2O akan menghasilkan 2 molekul asam amino

THE PEPTIDE BOND Peptide bond : how the amino acids are linked together to make a protein H H H2N-C-COOH + H2N-C-COOH R R’ H O H H2N-C-C-N-C-COOH + H2O R H R’

BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN Nilainya tergantung dari komposisi asam amino penyusunnya  JENIS asam amino dan JUMLAH masing-masing jenis asam amino Bila komposisi tersebut = komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh  dikatakan : protein yang bersangkutan memiliki MUTU YANG BAIK

1. INCOMPLETE PROTEIN tidak mengandung AAE dalam jenis dan jumlah yang cukup untuk sintesis protein tubuh. Misal : zein pada jagung (AA = asam amino, AAE = asam amino esensial)

2. COMPLETE PROTEIN mengandung semua AAE dalam proporsi yang mampu menunjang pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan bila digunakan sebagai sumber protein tunggal. Misal : glisinin (kedelai), glutenin (gandum), protein hewani kecuali gelatin

3. PARTIALLY COMPLETE PROTEIN mengandung semua AAE tapi dalam jumlah yang relatif kecil sehingga bila digunakan sebagai sumber protein tunggal, protein tersebut hanya cukup untuk pemeliharaan jaringan Misal : gliadin (gandum)

Supaya kebutuhan protein tubuh terpenuhi  konsumsi makanan sumber protein sebaiknya berasal dari BERBAGAI SUMBER sehingga AAE-nya dapat saling melengkapi Ingat : AB3 (Aman – Bergizi – Beragam – Berimbang) + HALAL & TOYIBAN ?

 LIMITING AMINO ACID asam amino dalam bahan makanan atau diet, yang terdapat dalam jumlah TERKECIL dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh. Misal : lisin (sereal); metionin (legume) Nilai limiting amino acid yang lebih kecil menunjukkan  mutu protein yang bersangkutan lebih rendah

CONTOH (laki-laki dewasa 70 kg) Asam amino AKG, mg/hari 56 g protein A 56 g protein B Threonine 560 700 600 Isoleucine 840 800 Lysine 900 Tryptophan 210 300 Leucine 1.120 950 Methionine  200 Valine 980  700 Phenilalanine 850 CONTOH (laki-laki dewasa 70 kg)

PROTEIN A : VALIN lebih kecil dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh (700 mg vs 980 mg  700/980 = 0,71). VALIN = limiting amino acid protein A Pada PROTEIN B : METIONIN terdapat dalam jumlah sangat kecil dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh (200 mg vs 700 mg  200/700 = 0,29) . METIONIN = limiting amino acid protein B Kesimpulan : mutu protein A lebih baik daripada protein B (karena 0,71 > 0,29)

INGAT : Complete protein akan menja-di partially complete protein apabila dikonsumsi dalam jumlah SEDIKIT dalam diet

TINDAKAN MENUJU COMPLETE PROTEIN 1. Mencampur 2 sumber protein dengan limiting AA yang berbeda tapi saling mengisi  KOMPLEMENTASI Misal : gandum : kadar Lys = rendah, tapi kadar Met = tinggi dicampur dengan kedelai : kadar Met = rendah, tapi kadar Lys = tinggi

2. Menambahkan limiting AA ke dalam sumber protein  FORTI-FIKASI Misal : menambah Lys pada makanan formula untuk bayi dan anak balita 3. Menambah incomplete protein dengan protein hewani  disebut SUPLEMENTASI

Asupan energi dari karbohidrat mau-pun lemak : kurang/tidak mencukupi  Fungsi utama protein : BUKAN SEBA-GAI SUMBER ENERGI  BEBERAPA KONDISI YANG MENDO-RONG DIGUNAKANNYA PROTEIN SEBAGAI SUMBER ENERGI : Asupan energi dari karbohidrat mau-pun lemak : kurang/tidak mencukupi Asupan protein melebihi kebutuhan tubuh Beberapa asam amino esensial tidak tersedia bagi sintesa protein tubuh