PSIKOLOGI PENDIDIKAN Muhammad Syafiq

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Karakteristik anak SD Unik Ambar Wati
Advertisements

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Teori Belajar Kognitif
(Aliran Psikologi Tingkah Laku Dan Kognitif)
TEORI BELAJAR Capain Pembelajaran
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
B Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
PERSPEKTIF tentang MOTIVASI
TEORI BELAJAR Capain Pembelajaran
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Teori belajar Behavioristik.
Teori Belajar Humanistik
TEORI BELAJAR KONSTRUTIVISTIK
Teori Belajar Humanistik
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
Teori Belajar Humanistik
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Konsep CBSA.
Dasar Teori Pendidikan
TEORI BELAJAR & APLIKASINYA
Penerapan model pembelajaran
1. Teori Behavioristik 2. Teori Kognitif 3. Teori Humanistik
TEORI VYGOTSKY Disusun oleh : Mint Husein Raya ( )
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
LEARNING.
KONSTRUKTIVISME Piaget Vygotsky
Teori Belajar Humanistik
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI KOGNITIVISME.
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Model problem based learning
Pendidikan dan Pembelajaran
Persiapan Guru sebagai Fasilitator dalam Memberikan
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
TEORI BELAJAR Teori Pembelajaran Humanistik Oleh : Iswadi, M. Pd.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Karakteristik anak SD Kemampuan berpikir berkembang dari konkret menuju abstrak Anak harus siap tidak boleh dipaksakan menuju tahap perkembangan berikutnya.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ). Latar Belakang Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN IPA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
B Teori Belajar dan Prinsip- prinsip Pembelajaran Kajian Bilangan dan Statistika Sekolah Dasar.
Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar.
Wiyono (NIM : ) Moh. Yunus Wahyu Firmansyah (NIM : )
Transcript presentasi:

PSIKOLOGI PENDIDIKAN Muhammad Syafiq TEORI BELAJAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN Muhammad Syafiq

1. Teori Behavioristik 2. Teori Kognitif 3. Teori Humanistik TEORI BELAJAR 1. Teori Behavioristik 2. Teori Kognitif 3. Teori Humanistik

BELAJAR APA YANG DIMAKSUD DENGAN BELAJAR ? Belajar merupakan aktivitas kearah perubahan tingkahlaku melalui interaksi aktif individu terhadap lingkungan (pengalaman)

Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran meliputi apa saja ? 1. Perilaku ranah kognitif 2. Perilaku ranah afektif 3. Perilaku ranah psikomotor

Bagaimana ciri-ciri belajar ? 1. Dari segi proses a. adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional ) b. melibatkan unsur lingkungan c. bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavioral changes) 2. Dari segi hasil a. bersifat relatif tetap b. diperoleh melalui usaha

Mengapa perlu belajar ? 1. Potensi manusia bersifat laten dan terbuka 2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia lebih banyak terjadi secara non instingtif/alamiah

TEORI BEHAVIORISME PENGERTIAN: Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang menekankan pada perubahan perilaku yang tampak. MISAL: Guru mengajukan pertanyaan Stimulus : Tidak ada, tidak ada motivasi Respon : Siswa pasif ketika diberi pertanyaan. Guru memodifikasi stimulusnya agar respon berubah. S: Bisa jawab = diberi hadiah R: Siswa semangat menjawab pertanyaan TOKOH besar dalam aliran behaviorisme ini: Pavlov, Thorndike, B. F. Skinner.

Ivan Pavlov Classical Conditioning Paradigma pengkondisian klasikal: stimulus benar-benar netral dipasangkan dengan stimulus alami yang menghasilkan respon setelah satu atau dua kali pemasangan stimulus netral diharapkan menghasilkan respon tertentu. Bila kondisi tersebut terjadi maka telah terjadi pengkondisian klasikal.

Applications of Classical Conditioning Is human behavior nothing more than a bunch of conditioned behaviors? Case of “Little Albert” UCS Loud Noise CS White Rat UCR Fear CR John Watson

Rare Early Photos of John Watson & Rosalie Rayner Beginning Conditioning With Little Albert (1920).

“Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own special world to bring them up in and I’ll guarantee to take any one at random and train him to be any type of specialist I might select – a doctor, a lawyer, artist…” -Watson 1924

Fungsi Teori kondisioning klasik 1. Membentuk Kebiasaan yang baik 2 Fungsi Teori kondisioning klasik 1. Membentuk Kebiasaan yang baik 2.Menghapuskan kebiasaan-kebiasaan yang buruk 4. Psikoterapi, misal: untuk menghilangkan rasa takut, malu, dll

2. TEORI THORNDIKE Menurut Thorndike, proses belajar merupakan proses pemecahan masalah (problem solving). Hal ini didasarkan percobaannya pada kucing, sebagai berikut;

Dari sini ditemukan 3 hukum pokok. Hukum kesiapan 3 macam keadaan yang menunjukkan perlakuan hukum Kesiapan; Apabila pada seseorang ada tendensi atau kecenderungan bertindak, maka melakukan tindakan tersebut akan menimbulkan kepuasan Apabila pada individu ada tendensi bergerak, tetapi tidak melakukan tindakan tersebut, maka akan menimbulkan rasa tidak puas. Apabila individu tidak ada tendesi bertindak, maka melakukan tindakan akan menimbulkan ketidak puasan.

2. Hukum Latihan Semakin sering anak diberi latihan, maka semakin mudah anak melakukan suatu hal. Begitu pula sebaliknya. Bagaimana kita menerapkan hukum latihan pada anak? Sering memberi keterampilan pada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Latihan tugas-tugas dari bahan-bahan yang dipelajari. Diadakan ulangan-ulangan yang teratur dan bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill (pembiasaan).

3. Hukum Efek Rumusan tingkat hukum efek: Tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi, begitu pula sebaliknya. Implikasi hukum efek dalam pendidikan; Buat pengalaman atau situasi kelas yang menyenangkan bagi para siswa, sehingga mereka puas pada tugas belajarnya. Buatlah bahan-bahan pengajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga lebih dapat dimengerti.

B. F. Skinner (1904-1990) Skinner mengembangkan hukum Law of Effect dari Thorndike: “perilaku yang mendapat hadiah akan cenderung diulang” B. F. Skinner (1904-1990) E. L. Thorndike Pengaruh eksternal, Dan bukannya pikiran dan perasaan, yang mengendalikan perilaku

The Skinner Box The basic Skinner Box is an apparatus that includes a lever, which when pressed, dispenses food. More elaborate variations of the Skinner Box include such additions as signal lights and shock grids.

Lanjutan.. Apa konsekuensi dr suatu perilaku? Reinforcement (penguatan/hadiah) Stimulus yang bilamana ditampilkan akan membentuk respon atau meningkatkan frekuensi munculnya respon Punishment (hukuman) Stimulus yang bilamana ditampilkan akan menghilangkan respon atau menurunkan frekuensi munculnya respon

Problems With Punishment Perilaku yang dihukum mgk tidak hilang hanya dipendam/disembunyikan (ada kemungkinan akan muncul pada situasi yang lain atau ketka pemberi hukuman tidak hadir Hukuman tidak menunjukkan/membimbing ke arah terbentuknya perilaku yang diterima/diinginkan.

Reinforcement Extrinsic Reinforcers Intrinsic Reinforcers Memainkan biola karena memang suka/hobi Membaca buku karena memang suka/menikmati membacanya Extrinsic Reinforcers Mengerjakan PR untuk mendapatkan nilai yang baik Mendapatkan pujian dari guru karena tugas yg bagus

Implikasi Teori behavioristik dalam proses pembelajaran Kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. sistem pembelajaran bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Implikasi pada pembelajaran teori behavioristik memandang: - pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, - siswa harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan secara ketat. - Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar Kegagalan belajar perlu dihukum keberhasilan belajar perlu diberi hadiah. Ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.

LAnjutan implikasi… Karena pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, belajar adalah perolehan pengetahuan. Sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge). Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.

SERING DINAMAKAN PENGAJARAN Teacher Centered Learning IMPLIKASI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK SERING DINAMAKAN PENGAJARAN (teaching) Dengan cara ini kemampuan apa yang didapat mahasiswa ? Belajar bukan hanya menerima pengetahuan yang bersifat pasif-reseptif Teacher Centered Learning TIM DIKTI 2011

APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat tanggapan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.

TEORI BELAJAR KOGNITIF:

Pergeseran paradigma pembelajaran BUKAN LAGI BAGAIMANA DOSEN MENGAJAR DENGAN BAIK (TEACHER CENTER) TEACHING TRANSFER OF KNOWLEDGE TAPI LEARNING METHOD OF INQUIRY AND DISCOVERY Bagaimana mahasiswa bisa belajar dengan baik dan berkelanjutan (STUDENT CENTERED LEARNING) TIM DIKTI 2011

Pengertian pembelajaran K 2011 Pengertian pembelajaran MENURUT UU SISDIKNAS NO 20 TAHUN 2003 PENDIDIK LINGKUNGAN BELAJAR INTERAKSI PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK TIM DIKTI 2011

EMPAT PILAR PENDIDIKAN The International Bureau of Education UNESCO (The International Commission on Education for the 21 st Century) EMPAT PILAR PENDIDIKAN Learning to know (think) Learning to do (learn) Learning to be Learning to live together Life long learning

Student centered learning K 2011 Perubahan paradigma dalam pembelajaran black box Siapa yang menjadikan dirinya kurus ? Apa tugas guru dalam proses belajar ini? Student centered learning Belajar adalah mencari dan mengkonstruksi pengetahuan lewat berbagai strategi Belajar adalah berubah

TEORI BELAJAR KOGNITIVISME Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati) Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki Tokoh terkenal adalah: Jean Piaget & Vygotsky

SKEMA PEMROSESAN INFORMASI Memori jangka panjang Register pengindraan Pemrosesan awal Perhatian Perlu waktu Stimulus Melihat Mendengar Meraba Membau Mencecap recall pengulangan Memori jangka pendek Lupa/hilang Lupa/hilang pengulangan

JEAN PIAGET (1896 – 1980)

Prinsip Belajar KONSTRUKTIVISME Lingkungan Lingkungan AKTIF MEMBANGUN Pengetahuan SENDIRI

PROSES MENGKONTRUKSI MENURUT JEAN PIAGET : 1 SKEMATA 2 ASIMILASI 3 AKOMODASI 4 EKUILIBRIUM

KOGNITIVISME : TEORI PERKEMBANGAN PIAGET Proses Belajar : terjadi menurut tahap- tahap perkembangan sesuai umur 2. Tahap-Tahap :  asimilasi penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada  akomodasi penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru  equilibrasi penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi /akomodasi

× = ANJING AKOMODASI KUCING SKEMATA SKEMATA DISEQUILIBRIUM BARU AS IMILAS I = SKEMATA × ANJING AKOMODASI SKEMATA BARU DISEQUILIBRIUM KUCING

CONTOH MASALAH Seorang Ibu menunjukkan gambar Anjing dan mencerita-kan tentang Anjing tersebut kepada anaknya. Sang Ibu menunjukkan bahwa seperti di gambar inilah yang bernama Anjing, memiliki ciri punya kaki empat, berekor dan bertelinga. Pada saat itu, si anak membentuk pengetahuan yang dinamakan skemata awal bahwa anjing adalah seperti dalam gambar. Suatu hari si anak melihat hewan yang hampir sama dengan gambar anjing. Namun selain memiliki ciri seperti apa yang ada dalam skemata awal , ia melihat bahwa hewan tersebut juga suka menjilat-jilat dan mengonggong. Pada saat itulah, timbul dalam pemikiran si Jaka apa yang dinamakan “disequilibrium” alias kebingungan : sebenarnya Anjing itu seperti apa yang ada dalam gambar atau seperti realita yang dia lihat saat itu. Sang ibu kemudian menjelaskan bahwa anjing memang suka menjilat-jilat dan menggonggong. Yang terjadi kemudian adalah proses ASIMILASI., yaitu:

Si anak membangun pengetahuan tentang anjing dengan mengaitkan antara skemata awal (setelah ditunjukkan gambar dan cerita dari sang Ibu) dengan Anjing dalam realita sebenarnya. Kemudian ia mempertegas konsep anjing dengan menanyakan kembali ke Ibunya untuk klarifikasi bahwa Anjing itu tidak hanya berkaki empat, bertelinga dua dan berekor, tapi juga mengonggong, suka menjilat, jinak, dan seterusnya. Ketika ia mendapat penegasan dari sang Ibu bahwa itulah anjing, maka terbentuklah sekamata baru (pengetahuan baru) pada diri si anak tentang Anjing. Keesokan harinya, si Jaka melihat binatanglain yaitu kucing yang memiliki ciri mirip dengan Anjing, berkaki empat, bertelinga dua dan berekor. Pada saat itu, secara internal dalam benaknya membangun pengetahuan baru dan bertanya apakah ini Anjing? Disinilah dia mengalami proses konstruksi pengetahuan lebih jauh, yang oleh Piaget dinamakan sebagai proses akomodasi.

Dalam konteks, ini si anak sudah punya skemata awal bahwa anjing itu berkaki empat, bertelinga dua, berekor, mengonggong, suka menjilat. Tapi setelah melihat binatang lain, yaitu kucing, ia bingung (terjadi proses disequilibrium) dimana ternyata binatang yang ditemuinya tersebut, memiliki kaki empat, bertelinga dua, berekor, menjilat, jinak, tapi tidak mengonggong (malah bersuara, “Meoooong”), bahkan suka lari manjat pohon. Kemudian si anak bertanya pada ibunya, “Bu ini Anjing apa?”. Ketika mendapat umpan balik bahwa itu adalah binatang lain yang mirip anjing bernama kucing, maka terbangunlah pengetahuan baru pada diri si Jaka bahwa ada binatang lain yang memiliki ciri hampir sama tapi berbeda dengan anjing, yaitu kucing. Maka terjadilah proses AKOMODASi: membentuk skemata awal baru (Kucing) dalam pikiran si Anak.Begitulah proses belajar berlangung sepanjang ia berinterakasi dengan lingkungannya.

PROSES KOGNITIF PIAGET Skema  kerangka kognitif / kerangka referensi Asimilasi proses sso memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru Organisasi  mengelompokkan perilaku/ konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori2  meningkatkan LTM Ekulibirasi  bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain  rawan konflik dalam usahanya memahami dunia (disekulibium). Jika berhasil akan mendapatkan keseimbangan pemikiran

Teori Belajar Vygotsky Teori belajar Vygotsky sejalan dengan teori belajar Piaget yang meyakini bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu menghadapi tantangan dan pengalaman baru, serta untuk memecahkan masalah yang muncul Satu ide kunci dari teori Vygotsky tentang aspek sosial belajar mengenai Zona Perkembangan Proksimal (Zona of Proximal Development). Menurut teori ini siswa mempunyai dua tingkat perkembangan yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial

TEORI Vygotsky memberikan pandangan tentang pentingnya faktor sosial, bahasa dan orang lain dalam perkembangan anak. Perkembangan bahasa pertama anak di dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya.

Yang mendasari teori Vygtsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri.

KONSEP SOSIOKULTURAL Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan.

PERKEMBANGAN BAHASA Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah.

ZONE PERKEMBANGAN PROKSIMAL Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting sebagai dimensi psikologis. ZPD merupakan celah antara actual development dan potensial development.

POTENTIAL LEVEL ACTUAL LEVEL LEARNING ZPD INSTRUCTION

POTENTIAL LEVEL ACTUAL LEVEL ZPD

KONSEP SCAFFOLDING Suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya. Dalam istilah teoritis, berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui  ZPD. Selain guru, orang dewasa lain dan teman sebaya dapat memberikan bantuan scaffolding.

APLIKASI TEORI VYGOTSKY DALAM PENDIDIKAN Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa

Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu:   Menghendaki setting kelas kooperatif Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding

Prinsip Belajar belajar aktif  akan menghindarkan siswa dari kebosanan belajar lewat interaksi sosial,manusia belajar lewat pengalaman sendiri,pada pembelajaran ini proses mencari ilmu dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa merasa tidak terpaksa untuk belajar

Implikasi dalam Belajar Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir siswa. Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Berikan peluang agar siswa belajar sesuai tahap. Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Inti Teori Belajar Kognitif belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Prinsip Pembelajaran 1. Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan sendiri; memanipulasi simbol-simbol; mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

Prinsip Pembelajaran 2. Belajar lewat interaksi sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya. Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam.

Prinsip Pembelajaran 3. Belajar lewat pengalaman sendiri (TURUN KE LAPANGAN) Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa simbol abstrak atau konsep. Karena dengan pengalaman langsung, siswa akan berhadapan langsung dengan persoalan nyata dan dia akan merumuskan suatu masalah secara kontekstual dan akan tertantang menyelesaikan masalahnya dengan berbagai alternatif pemecahan masalah yang realistik.

Jadi ? a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa sebagai subyek belajar menjadi factor yang paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan mandiri secara aktif. b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial untuk menambah khasanah perkembangan kognitif siswa dan menghindari kognitif yang bersifat egosentris. c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar siswa mempunyai pengalaman dalam mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi.

d. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang positif. e. Dalam memberikan materi kepada siswa diperlukan penstrukturan baik dalam materi yang disampaikan maupun metode yang digunakan. Karena pengaturan juga sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan pemahaman pada siswa. f. Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi kemampuan kognitifnya. h. Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum ke khusus dan sebaliknya dari khusus ke umum atau dari konkrit ke abstrak (Piaget).

Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah : Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan. Mengintegrasikan pembelajaran. Memanfaatkan berbagai media. Melibatkan siswa secara emosional dan social.

Contoh Aplikasi Menentukan tujuan instruksional Memilih materi pelajaran Menentukan topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh siswa Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan dipelajari siswa. Mempersiapkan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi atau bertanya Mengevaluasi proses dan hasil belajar 

Teori Belajar Humanistik

Teori Belajar Humanistik Teori belajar humanistik adalah teori yang berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya

Psikologi Humanistik Abraham Maslow Mazhab ketiga dalam perkembangan psikologi ini, lahir sebagai reaksi atas teori-teori Behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan eksperimental) dan Psikoanalisis (depth psychology dengan sifat klinis-pesimistik). Suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi pengembangannya.

Teori Maslow pentingnya kesadaran akan perbedaan individu, dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan sampai pada penemuan diri. Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri (learning how to be).

Belajar adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang anda miliki, apa langkah-langkah yang anda ambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang kita miliki dan yakini, kearah mana perkembangan kita akan menuju. Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana anda berbeda dengan yang lain (individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana anda menjadi manusia sama seperti manusia yang lain (persamaan dalam specieshood or humanness).

Kebutuhan akan Rasa Aman Kebutuhan Fisiologis bersifat homeostatis (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) Makan, Minum, Kebutuhan akan Rasa Aman keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas. Belongingness and love needs Keinginan untuk dimiliki dan dicintai mencintai Harga Diri Menghargai diri sendiri 2. Dihargai oleh orang lain Aktualisasi Diri

Arthur Combs Berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Maslow individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).

Carl Ransom Rogers Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: 1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa 3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. 4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Prinsip Belajar Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

Prinsip Belajar Belajar adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang anda miliki, apa langkah-langkah yang anda ambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang kita miliki dan yakini, kearah mana perkembangan kita akan menuju. Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana anda berbeda dengan yang lain (individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana anda menjadi manusia sama seperti manusia yang lain (persamaan dalam specieshood or humanness).

Tujuan Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Teori belajar humanistik  bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

5 (Lima) PrINSIP DASAR PENDIDIKAN HUMANISTIK Proses belajar siswa harus didorong oleh keinginan dari dalam diri siswa sendiri. (motivasi internal) Sekolah harus dapat mencetak siswa yang penuh hasrat ingin belajar dan tahu cara belajar. Satu-satunya evaluasi belajar yang bermakna adalah evaluasi yang dilakukan oleh diri siswa sendiri (self-evaluation). Perasaan/emosi sama pentingnya dalam proses belajar seperti halnya pengetahuan. Siswa dapat belajar dalam kondisi terbaik ketika berada dalam lingkungan yang tidak mengancam.

Prinsip - Prinsip Belajar Humanistik a. Manusia mempunyai cara belajar alami b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya d. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya g. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar e. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam f. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri g. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Implikasi teori belajar humanistik. peran guru menjadi fasilitator dan memberikan motivasi kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.

Aplikasi Teori Humanistik Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR MENGAJAR INTERNAL : Kemampuan Motivasi Perhatian Ingatan Lupa Retensi Transfer EKSTERNAL Kondisi Belajar Tujuan Belajar Pemberian Umpan Balik

K 2011 Terima kasih endrotomoits@yahoo.com