Motivating Employees
What Is Motivation? Hasil interaksi individu dengan situasi/lingkungan yang dihadapi Jadi…motivasi BUKAN kepribadian Motivasi adalah proses di mana usaha seseorang didukung/diberi energi, diarahkan dan didukung untuk mencapai tujuan. Energy: a measure of intensity or drive. Direction: toward organizational goals Persistence: exerting effort to achieve goals.
(dikutip dari Akhmad Sudrajat, M.Pd.) Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). (dikutip dari Akhmad Sudrajat, M.Pd.)
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya Motivasi akan berfungsi dengan baik ketika kebutuhan individu sesuai/cocok dengan kebutuhan organisasi
Teori 2 motivasi teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); Teori x dan Y Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); teori Clyton Alderfer (Teori ERG); teori Herzberg (Teori Dua Faktor); teori Keadilan; ( Teori penetapan tujuan; Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber
Teori Motivasi Abraham Maslow 1 Teori Motivasi Abraham Maslow Motivasi seseorang tergantung pada hirarki kebutuhan hidupnya. Seseorang harus memenuhi kebutuhan paling bawah, baru memenuhi kebutuhan di atasnya.
Teori Motivasi Abraham Maslow Aktualisasi Diri Penghargaan terhadap diri sendiri Sosial/jejaring kerja/cinta kasih Keamanan fisiologis
Teori Motivasi Abraham Maslow Fisiologis Keamanan Sosial Harga diri Aktualisasi Diri
Theory X Assumes that workers have little ambition, dislike work, avoid responsibility, and require close supervision. Theory Y Assumes that workers can exercise self-direction, desire responsibility, and like to work. Assumption: Motivation is maximized by participative decision making, interesting jobs, and good group relations. 2
3 Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory Job satisfaction and job dissatisfaction are created by different factors. Hygiene factors: extrinsic (environmental) factors that create job dissatisfaction. Motivators: intrinsic (psychological) factors that create job satisfaction. Attempted to explain why job satisfaction does not result in increased performance. The opposite of satisfaction is not dissatisfaction, but rather no satisfaction.
Exhibit 16–2 Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory
4 Reinforcement Theory/Teori Penguatan Perilaku tertentu ditentukan oleh berbagai konsekuensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku. Positive reinforcement is preferred for its long-term effects on performance Ignoring undesired behavior is better than punishment which may create additional dysfunctional behaviors.
5 Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Exhibit 16–9 Simplified Expectancy Model
Amazing..
Motivation and Perception 6 Teori Keadilan Seseorang mempersepsikan apa yang mereka dapatkan dari situasi pekerjaan (outcome) dan membandingkan dengan input yang mereka berika
Exhibit 16–8 Equity Theory
Distributive justice Procedural justice The perceived fairness of the amount and allocation of rewards among individuals (i.e., who received what). Influences an employee’s satisfaction. Procedural justice The perceived fairness of the process use to determine the distribution of rewards (i.e., how who received what). Affects an employee’s organizational commitment. Penilaian keadilan dalam organisasi mempunyai dampak pada sikap dan reaksi para karyawan. Para karyawan menghendaki perlakuan adil baik dari sisi distribusi dan prosedur atau disebut sebagai keadilan distributif dan keadilan prosedural.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS: 95:4)