“Wawasan kependidikan” (berorientasi pada pendidikan Islami) PROFESI KEGURUAN “Wawasan kependidikan” (berorientasi pada pendidikan Islami)
Oleh: Siti Marfu’ah Ma’latud Darroojah Indah Kurniawati
PENDAHULUAN Dalam dunia kependidikan, seorang pendidik selalu dituntut untuk memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas ini nantinya akan sangat mendukung peran seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya. Sebagai seorang pendidik berlatar belakang pendidikan agama Islam harusnya telah memiliki pengetahuan agama yang baik.
Namun selain pendidikan agama juga harus memiliki pengetahuan umum Namun selain pendidikan agama juga harus memiliki pengetahuan umum. Terlebih lagi bagi para sarjana guru MI. Pada prinsipnya seorang pendidik haruslah memiliki wawasan yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat secara cerdas menjalankan perannya sebagai pendidik.
guru sebagai pembimbing guru sebagai pelatih guru sebagai penasihat Dr. E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan menuliskan berbagai peran guru dalam pembelajaran diantaranya ialah: guru sebagai pendidik guru sebagai pengajar guru sebagai pembimbing guru sebagai pelatih guru sebagai penasihat
guru sebagai pembaharu, guru sebagai pendorong kreativitas guru sebagai pekerja rutin, guru sebagai pribadi, guru sebagai peneliti, dsb.
Peran-peran tersebut pasti berhubungan pula dari wawasan yang dimiliki oleh seorang pendidik, sehingga cakupan wawasan kependidikan amatlah luas. Tidak hanya mencakup berbagai teori kependidikan, namun juga berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, filsafat, dan materi-materi pendukung selain materi yang nantinya diajarkan pada pempraktekannya.
b. Wawasan pendidikan islam Wawasan kependidikan dengan orientasi pada pendidikan keislaman berupaya mendidikkan agama Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap hidup(way of life) seorang muslim. Dalam suatu sisi Pendidikan Agama Islam dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental dalm sumber ajarannya: al- Quran dan hadis. Dalam realitanya muncul berbagai perspektif pada pemikiran praktek penyelenggaraannya. Hal ini tidak kalah penting dalam upaya penerapan wawasan kependidikan yang Islami.
Perspektif tersebut seperti : Kurang mempertimbangkan situasi konkret dinamika perkumpulan masyarakat muslim. Hanya mempertimbangkan pengalaman dan khazanah intelektual ulama klasik. Hanya mempertimbangkan situsi sosio-historis dan kultural masyarakat kontemporer dan melepaskan diri dari pengalaman-pengalaman serta khazanah intelektual ulama klasik Mempertimbangkan pengalaman dan khazanah intelektual muslim klasik serta mencermati situasi sosio-historis dan kultural masyarakat kontemporer.
C. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM pendidikan yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai dan pandangan islam. Lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat muslim D. MODEL PENDIDIKAN ISLAM YANG LEBIH OPERASIONAL: DESAIN PENDIDIKAN UMUM YANG ISLAMI TETAPI MAMPU BERSAING DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN LAIN DESAIN PENDIDIKAN YANG MENGHUSUSKAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN SEPERTI SAAT INI
E. FUNGSI MODEL PENDIDIKAN ISLAM YANG OPERASIONAL: Peserta didik yang memiliki pengetahuan serta mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dalam hidupnya. Pengetahuan yang terkait dengan ketrampilan. Penerapan nilai-nilai demokrasi (Al- Qur’an surat dan ayat sbb,) Prinsip Islam dalam demokrasi:
4. Masyarakat dan lingkungan sosio kulturalnya. prinsip musyawarah a. Asy-Syura:38 b. Al-Imron:159 prinsip keadilan(An-Nahl:90) prinsip kebebasan(Al-Kahfi:29) 4. Masyarakat dan lingkungan sosio kulturalnya. 5. Pluralisme dan multikulturalisme
PENGARAHAN DESAIN MODEL PENDIDIKAN PADA DUA DIMENSI: DIMENSI DIALEKTIKA: pendidikan dengan pengembangan pemahan tentang kehidupan manusia hubungannya dengan alam dan lingkungan sosialnya Dimensi vertikal: menjembatani siswa dalam fenomena dan misteri kehidupan yang abadi dengan Maha Pencipta
Jadi, pendidikan harus disertai pendekatan hati Jadi, pendidikan harus disertai pendekatan hati. Pendidikan jugamembangun hubungan manusia dengan Tuhannya dan sesame manusia serta lingkungannya.
F. PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PENDIDIKAN ISLAM Dalam upaya memberdayakan pendidikan Islam ada 3 pendekatan alternatif yakni: Pendekatan sistimatik Pendekatan total pada sistem Lembaga Pendidikan. Pendekatan Suplementer Menambah sejumlah paket pendidikan dengan tujuan memperluas pemahaman dan penghayatan ajaran Islam. Pendekatan Komplementer Upaya mengubah Kurikulum secara sedikit radikaldisesuaikan secara terpadu.
Ada sebuah contph mengenai pembahasan ini yang mungkin bisa dikategorikan ke dalam pendekatan suplementer. ANKARA (Berita SuaraMedia) – Dipandang sebagai rambu ajaran moderat, madrasah- madrasah Turki tumbuh sebagai suri tauladan bagi banyak sekolah di seluruh dunia. "Sekolah untuk menjadi imam dan khatib tentu harus memberikan penerangan tentang Islam dan profesi seorang imam," ujar Huseyin Korkut, Presiden Asosiasi Alumni Imam - Khatib."Kami senang menjadi teladan
."Sekolah-sekolah imam - khatib adalah sebuah lembaga pendidikan menengah di Turki.Sekolah itu awalnya didirikan untuk melatih para imam yang bekerja untuk pemerintah setelah madrasah dihapus oleh pendiri Republik, Mustafa Kemal Ataturk. Terdapat lebih dari 500 sekolah imam - khatib di Turki, melayani pendidikan lebih dari 100.000 murid.Sebagai tambahan bagi kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah umum, sekolah imam - khatib menawarkan kelas-kelas tradisional tentang Islam.
Dalam artikel tersebut diungkapkan sebuah wujud pendidikan Islam di masa modern, ternyata di dunia internasional pendidikan Islam mengalami perkembangan yang pesat tanpa melupakan pendidikan umum. Strategi pendidikan sebagai upaya pemberdayaan dapat ditempuh dengan jalan :
G. STRATEGI PENDIDIKAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN -Orientasikan pendidikan pada upaya “proses pembelajaran” dari pada “mengajar”. -Pengorganisiran struktur pendidikan yang lebih brsifat fleksibel -Perlakukan peserta didik sebagai individu yang berkarakteristik khusus dan mandiri -Adanya kesinambungan pendidikan di Madrasah dengan interaksi tewrhadap lingkungan
H. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG EFEKTIF Meliputi: 1. target mutu; 2 H. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG EFEKTIF Meliputi: 1. target mutu; 2. kepemimpinan yang kuat; 3. sumber daya manusia yang baik dari personil sekolah; 4. kurikulum yang sesuai; 5. pemanfaatan hasil evaluasi; 6. kebijakan pendidikan yang konsisten; 7. pengembangan staf terus menerus sesuai tuntutan iptek; 8. evaluasi akademik terus menerus; 9. lingkungan yang aman dan tertib.
i. Pendidikan Unggulan Sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternative yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan mutu SDM dalam pendidikan. Budayawan, justru mencurigai moto pendidikan ini Karena sebagian kalangan menganggap bahwa system pendidikan kita saat ini telah terjebak pada praktek komersialisasi dan kapitalisasi. Dimana dimensi fisik, materi, dan bangunan lebih dikedepankan daripada”isi” atau substansi pendidikan itu sendiri
Mereka menganggap telah terjadi mirkantilisme(perdagangan) pengetahuan di dalam pendidikan, Ilmu pengetahuan telah menjadi objek komersialisasi yang diperjualbelikan. Manusia unggulan, bukan sekedar pendidikan yang unggulan tetapi dalam hal ini yang dimaksud manusia unggulan adalah: Manusia historis yang dapat dijadikan teladan. Patut dijadikan contoh baik dalam sikap, perbuatan maupun dari tutur katanya. Dalam Terminologi Al-qur’an,adalah manusia yang memiliki Nafsu Mutmainnah(diri yang tenang).
Dalam konteks sejarah, manusia yang dikategori “unggulan” bukanlah semata-mata ditentukan lembaga pendidikan yang membesarkannya, malahan lebih banyak dihasilkan oleh keluarga atau masyarakat yang mengelilinginya.
Pendidikan yang seperti apakah yang dikatakan pendidikan unggulan? a. Dari segi lembaganya: -Gedungnya Apakah memiliki fasilitas gedung yang memadai serta sarana dan prasarana yang lengkap. -manajemennya Apakah dikelola dengan manajemen yang baik dan terorganisir. -keduanya Apakah terpenuhi kriteria dari keduanya.
b. Dari segi manusianya: -manusia seperti apa yang dianggap unggul -profesional di bidang apa c. Pendidikan unggulan jika dilihat dari outputnya: -dilihat nilai yang diperoleh para lulusan. -para siswa dan sarjana lulus dengan nilai tinggi apakah ada korelasi dan signifikansinya dengan kemandirian atau keistimewaan yang akan mereka dapatkan.
J. lembaga pendidikan pesantren Pesantren sebagai sebuah warisan budaya yang merupakan salah satu terobosan pendidikan berbasis agama Islam sebenarnya memiliki banyak potensi menjadi sebuah alternative pendidikan yang unggul. Hal ini didasari pada fakta banyaknya tokoh dari kalangan pondok pesantren seperti: Emha Ainun Najib budayawan dan cendekiawan Islam, Abdulah Fiqih, ulama NU dan pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, Ahmad Dahlan, Ulama (Kyai) dan pendiri Organisasi Muhammadiyah. Hasyim Asyari Pendiri Nahdatul Ulama. Idris Marzuqi, pemimpin Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, dan lain sebagainya.
Pada konteksnya pendidikan dari pesantren berupaya mencetak santri yang berakhlak, memiliki sikap keteladanan, kesungguhan, kerendahan hati, kesederhanaan dan keikhlasan. Apalagi semakin menjamurnya pondok pesantren modern yang menerapkan ilmu-ilmu umum disamping ilmu agama, serta berbagai keterampilan khusus dalam upaya memandirikan peserta didiknya.
K. INTEGRASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTAM PENDIDIKAN NASIONAL Dalam sistem pendidikan nasional uu nomor 20 tahun 2003 : pendidikan Islam mempunyai tempat yang formal strategis pada semua jalur; pada jenjang persekolahan pendidikan agam merupakan bidang ajaran dan kajian yang kedudukannya fundamental; pendidikan islam kedudukannya semakin mantap, sehingga pendidikan Islam baik pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi umum, maupun sekolah- sekolah keagamaan [madrasah] dan perguruan tinggi sebagai bagian integral dari pendidikan nasional.
menunjukkan pengakuan bangsa terhadap sumbangan besar pendidikan Islam dalam upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa. kurikulum pendidikan semuanya di bawah koordinasi departemen pendidikan nasional kurikulum secara kualitatif sama dengan sekolah umum yang setingkat.
pengelolaan dan pembinaan pendidikan islam tetap berada di bawah departemen agama mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi terpadu. madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah disebutkan dalam peraturan pemerintah no. 28 tahun 1990 adalah sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama
L. BUTIR-BUTIR BARU PENDIDIKAN NASIONAL 1. Pendidikan dengan tujuan memanusiakan manusia. 2. Menjadikan manusia seutuhnya yang mandiri dan berkeilmuan. Pendidikan memiliki banyak wajah, sifat, jenis dan jenjang [pendidikan keluarga, sekolah, masyarakat, pondok pesantren, madrasah, program diploma, sekolah tinggi, institusi, universitas, dsb]. 3. Hakekat pendidikan mengembangkan :harkat dan martabat manusia,memanusiakan manusia – benar-benar, mampu menjadi khalifah
M. STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NASIONAL(SEKOLAH-MADRASAH) berfokus pada mutu, untuk itu diperlukan: otonomi, akreditasi, evaluasi, dan akuntabilitas bersaing mutu, kemandirian, keterbukaan, disiplin dan profesional, serta dalam meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik melalui peningkatan sdm dan manajemen atau pengelolaan sekolah
N. KESIMPULAN Menjadi seorang professional dalam menjalankan profesinya, pendidik dituntut untuk berwawasan luas sebagai pencetak SDM berkualitas. Wawasan kependidikan yang dibahas dalam makalah ini berorientasia pada pendidikan berbasis Islami. Jadi, seorang pendidik berlatar belakang agama Islam dalam menjalankan tugas profesinya haruslah pandai mengaplikasikan ajaran agama Islam.
Selain itu pendidik juga diharapkan mengenal dan memahami apa saja yang ada dalam lembaga dan sistem pengajaran. Hal ini melipurti: 1. sistem pendidikan islam; 2. model pendidikan islam yang opersional; 3. pola alternative pendidikan Islam; 4. manajemen pendidikan Islam yang efektif; 5. pendidikan yang unggulan; 6. lembaga pendidikan pesantren; 7. integrasi pendidikan nasional dan islami, dst.