BAB III TRADISI MASA PRA-AKSARA DAN AKSARA MASYARAKAT INDONESIA Rizlearn http://ajiajaya.wordpress.com
PENDAHULUAN Cara Masyarakat Pra-Aksara Mewariskan Masa Lalunya Masa pra-aksara -> belum mengenal tradisi tulis menulis namun sudah memiliki keinginan utk sharing knowledge what can they see or they know.. Pemikiran dan alam selalu dikaitkan dengan Magis Religius yakni, semua kejadian karena kekuatan gaib, manusia hanya mampu pasrah. Cerita di masa ini hanya berasal dari mulut-mulut yg tersambung. Sehingga kemungkinan berkurang dan bertambah tergantung siapa penuturnya.
TRADISI LISAN Oral Tradition; cerita mulut ke mulut, dari satu generasi ke generasi lainnya. Tradisi ialah adat kebiasaan yg masih dilaksanakan di tengah masyarakat Contoh-contoh tradisi lisan; cerita rakyat (prosa, sajak, puisi) : kidung, babat, macapat…. Biasanya bercampur dengan legenda atau mitos. Kelemahannya karena tidak melukiskan kenyataan atau fakta sesungguhnya. Tradisi lisan kalah oleh media yg semakin berkembang Keluarga dan masyarakat berperan dalam pewarisan tradisi lisan
CIRI TRADISI LISAN Cara penuturannya lama; karena kisah yg disampaikan sangat panjang lebar dan berlebihan (hiperbolis) Tersusun dari serangkaian peristiwa (memiliki alur) Kerangka yg sama pd setiap cerita yg ada serta ada improvisasi tersendiri Peran si pencerita beragam dan dapat bertukar ganti peran sesuai dgn keadaan
JENIS-JENIS TRADISI LISAN Umumnya mengandung ajaran moral, etika, agama, pengetahuan, adat istiadat, kebiasaan. Jenis-jenisnya antara lain: Petuah : rumusan kalimat penuh makna Kisah perseorangan/kelompok (historical gossip) Cerita heroik : berpusat pd tokoh pd dimensi tertentu. Contoh Panglima Soedirman, Diponegoro, Imam Bonjol, dll. Dongeng : bertujuan sbg hiburan dan biasanya terdapat nasihat /hikmah.
Mengenal Tradisi Pra-Aksara Melalui Folklore Folklore : Tradisi turunan yg disebarkan disertai gerak isyarat atau alat bantu pengingat (mnemonic device). Folklore berguna untuk menelusuri keterangan dari suatu zaman. Folklore memiliki beberapa genre menurut Jan Harlod Brunvand: Folklore Lisan : bahasa rakyat (logat, julukan, pangkat tradisional, titel kebangsawanan), ungkapan tradisional (peribahsa, pepatah, teka-teki, pantun, gurindam, syair, prosa rakyat, legenda, dan nyanyian rakyat). Folklore Sebagian Lisan : merupakan campuran antara lisan dan bukan lisan; (mitos, permainan rakyat, teater rakyat, tarian rakyat, upacara adat, dan pesta adat) Folklore Bukan Lisan : bukan lisan tp pembuatannya diajarkan secara lisan; material (arsitektur rakyat, kerajinan tangan, makanan-minuman, pakaian, perhiasan, obat2an tradisional), immaterial (gerak isyarat, bunyi isyarat tradisional, musik tradisional)
Tradisi Masa Aksara Masyarakat Indonesia Cara masyarakat aksara mewariskan masa lalunya dengan melalui tulisan yg tertera pd prasasti pada batu atau logam. Indonesia mulai mengenal masa aksara pada abad ke 4-9 Masehi. Prasasti yg ada menggunakan bahasa sanksekerta, melayu kuno, jawa kuno, bali kuno, arab, dan tamil. Munculnya tradisi aksara karena masyarakat Indonesia ketika itu berhubungan dengan India dengan bahasa dan huruf Pallawa
Siklus Urutan Tradisi Aksara Sanksekerta Melayu Tua Kawi / Jawa Kuno Pranagari Arab-Persia
Prasasti Membekas Pada Batu Kain Perunggu Kertas Tembaga Emas Bambu Kulit Kayu