Communication skills: interviewing, Analysis of microskills and practice
INCREASING UNDERSTANDING & MINIMIZING FORGETING Ley (1988) suggested: Utilizing the primary effect Stressing importance Simplifying Explicit categorization Giving less new information at one time Using specific info rather general info Follow-up interview to see whether info has been understood
Mengapa penting Proses yang penting pada proses manajemen fisioterapi PT mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan “open Communicative atmosphere” dimana info dapat siap diterima dan diberikan. “Purposeful communication”
Tujuan interview pada praktek klinis Menurut Ffoelich and Bishop (1977) Untuk mengumpulkan informasi dari Px Membangun hubungan antara PT dengan Px Membantu Pt untuk memahami penyakitnya Mensupport dan pengarahkan Px pada treatment yang tepat
Interview pada praktek klinis yang efektif: Tergantung pada: Macam interpersonal skill yang termasuk dalam tehnik bertanya, Kemampuan untuk bertanya Motivasi untuk mendengar Merespon Kapasitas untuk untuk memahami baik (verbal & non verbal)
Tipe interview Interview terstruktur -> - pertanyaan sangat spesifik - biasanya ada standar formulir Interview tidak teretruktur - tidak ada format pertanyaan - biasanya PT yang mengarahkan pertanyaan.
Interview terstruktur Keuntungan interview terstruktur: Respon pt mudah dikategorikan dan diberikan kode yang sesuai dengan kebutuhan Info yang irrelefan dpt dihindari Waktu bisa terkontrol Bahayanya : sering dikatakan paling “factual & scientific” shg berakibat hasilnya dianggap paling valid secara statistik -> tapi ini harus diperhatikan dalam praktek klinis sering banyak pertanyaan yang berhubungan dengan spesifik masing2 masalah individu pt tdk / sulit dibuat dibuat tertruktur.
Interview yang tidak terstruktur Sering digunakan dalam klinis Dipakai untuk membantu memperjelas interview struktur PT mengkontrol proses interview Bahaya dan kelemahannya: PT overcontrol, over menguasai Px, over waktu Pertanyaan kurang / tidak mengarah -> info tidak spesifik Px sulit terbuka krn merasa terintimidasi shg masalah pokok / utama px sulit diidentifikasikan Sulit untuk di kategorikan dan memberi kode.
Psikologi sosial pada interverview Yang harus diperhatikan: 1. Non-verbal communication Riset, (Thompson, 1981; Wolly et.al. 1978) ketrampilan non-verbal behavior pada interview akan berhubungan dengan kepuasan px dan compliance.
Psikologi sosial pada interverview (Lanj) 2. The social desirability effect. Bbrp hal-hal px merasa tidak ingin diketahui oleh PT padahal itu penting untuk informasi tetapi px tidak mengungkapkannya, contoh: px yang mengkonsumsi obat2an terlarang, alkohol, perokok berat, mudah stress, dll.
Psikologi sosial pada interverview (Lanj) 3. Environment Lingkungan akan mempengaruhi proses interview. Contoh: tempat utk interview -> khusus, tempat terapi untuk kasus2 ttt khusus, dll
Responding Px PT harus bisa menerima respon px PT harus bisa menerima pertanyaan, suggestion dan view px PT harus bisa reassuring px dg behaviour yang appropriate.
Questioning Leading question Ordering questions Multiple question Loaded question Open question Closed question Open closed question Ordering questions Asking sensible question Probing question Prompting question Jargon
Analisis Hasil Interview Terstruktur -> motodologi riset + statistik -> terukur Interview tdk tersetruktur merupakan summary atau simpulan dari semua informasi yang didapatkan.