MATA KULIAH TEORI SASTRA DOSEN ILA NAFILAH, S.S., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2014
Deskripsi Singkat Perkuliahan Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar dalam bidang sastra dalam keseluruhan struktur kurikulum di program studi PBSI. Adapun cakupan mata kuliah ini meliputi pengantar sastra, pengenalan berbagai pendekatan sastra, ragam sastra, dan aliran-aliran dalam sastra. Deskripsi Singkat Perkuliahan Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar, kategori, aliran, dan genre/jenis sastra, serta mahir mengaplikasikannya terhadap karya sastra. Tujuan
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA Kuliah Pendahuluan, Informasi Umum, Tugas-tugas Definisi dan Batasan Sastra dan Studi Sastra Sifat-sifat Sastra. Fungsi Sastra. (Sumber: Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan) (Sumber: Padi, Editorial. Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia: Puisi, Peribahasa, Pantun, Majas, Profil Sastrawan) Pertemuan I Ruang Lingkup Ilmu Sastra Pengertian Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra Hubungan Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra (Sumber: Zulfahnur. Teori Sastra) Pertemuan II
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Teks dan Pembaca Pembaca "di dalam" Teks Estetika Pembaca Penelitian Mengenai Resepsi Pengolahan Teks (Sumber: Luxemburg, Jan Van, dkk. Pengantar Ilmu Sastra) Pertemuan III
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Ilmu Teks Teks Itu Apa? Teks dan Konteks 2.1 Pemancar dan Penerima 2.2 Konteks 2.3 Kode dan Kontak 2.4 Teks sebagai Pesan Berbagai Jenis Teks 3.1 Teks Acuan 3.2 Teks Ekspresif 3.3 Teks Persuasif 3.4 Teks-teks Mengenai Teks 3.5 Teks-teks yang Berfungsi Sosial 3.6 Teks-teks Sastra Garis-garis Besar Retorika 4.1 Bagian-bagian Teks: Penjabaran dan Fungsi 4.2 Gaya (Sumber: Luxemburg, Jan Van, dkk. Pengantar Ilmu Sastra) Pertemuan IV
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA Studi Sastra dengan Pendekatan Ekstrinsik Sastra dan Biografi Sastra dan Psikologi Sastra dan Masyarakat Sastra dan Pemikiran Studi Sastra dengan Pendekatan Intrinsik Gaya dan Stilistika Citra, Metafora, Simbol, dan Mitos Sifat dan Ragam Fiksi Naratif Genre Sastra Penilaian Sejarah Sastra (Sumber: Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan) Pertemuan V
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Struktur Pembangunan Karya Sastra Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama (Sumber: Zulfahnur. Teori Sastra) Pertemuan VI I. Jenis-jenis Sastra (Genre) Kriteria dalam Pembagian 1.1 Situasi Bahasa 1.2 Isi Abstrak 1.3 Tematik 1.4 Gaya 1.5 Akibat Pragmatik 1.6 Bentuk Material atau Lahiriah Manfaat Pembagian Menurut Jenis (Sumber: Luxemburg, Jan Van, dkk. Pengantar Ilmu Sastra) Pertemuan VII
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Sastra sebagai Seni: Masalah Estetika Ilmu Sastra dan Estetika Sedikit Sejarah Estetika Sastra Barat Estetika Terlepas dari Norma Agama dan Etika Beberapa Pendekatan Estetika Indonesia: Melayu dan Jawa Kuno Tegangan sebagai Dasar Penilaian Estetika Tegangan Pertama: Fungsi Puitik Bahasa Tegangan yang Inheren pada Struktur Karya Sastra (Sumber: Teeuw, A. Sastera dan Ilmu Sastera) Pertemuan VIII Pertemuan IX UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Sastra sebagai Seni: Masalah Estetika (Lanjutan...) Variasi Karya sebagai Sumber Tegangan Tegangan antara Konvensi Sastra dan Karya Individual Tegangan antara Mimesis dan Kreasi, atau Kenyataan dan Alternatifnya Situasi Pembaca sebagai Sumber Tegangan Pemikiran Estetika dan Jarak Waktu Tegangan antara Penulis dan Karyanya dalam Penghayatan Pembaca (Sumber: Teeuw, A. Sastera dan Ilmu Sastera) Pertemuan X
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Teori-teori Sastra Teori Psikoanalisis Sastra dan Berikan Contoh Teori Sastra Struktural dan Berikan Contoh Teori Sastra Feminis dan Berikan Contoh Teori Resepsi Sastra dan Berikan Contoh (Sumber: Zulfahnur. Teori Sastra) Pertemuan XI Periodisasi Sastra Angkatan Pujangga Lama Sastra Melayu Lama Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an) Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an) Angkatan 45 Angkatan 66 Angkatan 70 Angkatan 80 Angkatan 2000 (Sumber: Waridah, Ernawati. Kumpulan Majas, Pantun & Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia) Pertemuan XII
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Karya Sastra dan Sistem Sastra Bahasa sebagai Sistem Semiotik Primer Karya Sastra dan Konvensi Budaya Konvensi Sastra Masalah Kompetensi Kesastraan dengan Contoh Konvensi Puisi Lirik (Culler) Masalah Sistem Sastra Masalah Sistem Sastra Universal (Sumber: A. Teeuw. Sastera dan Ilmu Sastera.) Pertemuan XIII
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Berbagai macam aliran dalam Sastra Supernaturalisme Naturalisme Idealisme Materialisme Romantisme Simbolisme Ekspresionisme (Sumber: Zulfahnur. Teori Sastra) Pertemuan XIV
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI SASTRA I. Berbagai macam aliran dalam Sastra Mistisisme Surealisme Realisme Impresionisme Determinisme Ekstensialisme (Sumber: Teeuw, A. Sastera dan Ilmu Sastera) Pertemuan XV Pertemuan XVI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
TUGAS-TUGAS Tugas Kelompok Tugas Individu
MEKANISME PENILAIAN NO. JENIS KEGIATAN NILAI AWAL % JENIS KEGIATAN NILAI TIAP KEGIATAN 1. Tugas Terstruktur (kuis, makalah, dll) 0-100 20 % 0-20 2. Ujian Tengah Semester (UTS) 30 % 0-30 3. Ujian Akhir Semester (UAS) 50 % 0-50 Jumlah Nilai dalam Angka
Format Penulisan Makalah Kelompok KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB II : PEMBAHASAN A. ....................... B. ....................... BAB III : PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
Format Penulisan Tugas Individu ANALISIS PUISI 'PANORAMA' dalam KUMPULAN PUISI "DARI SEBUAH ALBUM" KARYA RITA OETORO (DITINJAU dari ALIRAN NATURALISME) Data puisi 'Panorama' ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................. Analisis Aliran Naturalisme ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... (dst. dianalisis per halaman) 10
I. Definisi dan Batasan Pengertian Sastra Secara Etimologi (asal usul kata) Sastra Kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta, sastra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau pedoman", dari kata dasar sas yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Secara bahasa Bahasa Indonesia kata sastra bisa merujuk pada "kesusastraan" yang merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Kesusastraan bisa diartikan. sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Menurut Para Ahli: Semi (1988:8) "Sastra" adalah suatu bentuk dan hasil seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya". Sebagai seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya, sastra tidak hanya merupakan suatu media untuk menyampaikan ide atau gagasan, melainkan juga untuk menampung ide atau gagasan tersebut.
Teeuw (1988:23) : kata susastra berasal dari bentuk su + sastra Teeuw (1988:23) : kata susastra berasal dari bentuk su + sastra. Kata sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran. Awalan su- pada kata susastra berarti "baik" atau "indah", sehingga susastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran yang baik dan indah. Sumardjo (1998:1) : Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan, sedang tugas membuat batasan adalah kegiatan keilmuan". Tarigan (1995:3) : Sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa. Djojosuroto dan Pelenkahu (2009:15) : Karya sastra merupakan pengungkapan hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi seorang pengarang serta dukungan pengalaman dan pengetahuannya atas kehidupan tersebut. Kesimpulannya: Sastra adalah cerminan kehidupan masyarakat. Sastra merupakan sebuah buku petunjuk untuk mengenal manusia dan segi kehidupannya dalam kurun waktu dan situasi budaya tertentu. Sastra adalah hasil rekaman kehidupan manusia yang disampaikan melalui cerita dan menjadikan bahasa sebagai medianya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sastra, yaitu indah dan memiliki makna.
Sastra dan Studi Sastra Perbedaan: Sastra suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni Studi Sastra cabang ilmu pengetahuan Seorang penelaah sastra harus dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahasa ilmiah, dan harus dapat menjabarkannya dalam uraian yang jelas dan rasional.
Semua kata yang membangun setiap karya sastra pada dasarnya bersifat "umum", mewakili pengertian tertentu dan termasuk penggolongan jenis kata tertentu; tidak ada yang khusus dan berdiri sendiri. Perdebatan tentang yang "universal" dan yang "khas" dalam kesusastraan sudah dimulai sejak Aristoteles yang menyatakan bahwa puisi lebih bersifat universal, dan karenanya lebih bersifat filosofis daripada sejarah. (Sejarah mementingkan hal-hal khusus). Tokoh-tokoh beraliran Romantik dan kritikus masa kini menekankan sifat khusus dari sebuah puisi: "tekstur" dan sifat kongkretnya.
Setiap karya sastra pada dasarnya bersifat umum dan sekaligus bersifat khusus, atau lebih tepat lagi: individual dan umum sekaligus. Yang dimaksud dengan individual tidak sama dengan seratus persen unik atau khusus. Misal, pada manusia yang mempunyai kesamaan dengan umat manusia pada umumnya, dengan sesama jenisnya, dengan rekan-rekan seprofesinya. Setiap karya sastra mempunyai ciri-ciri yang khas, tetapi juga mempunyai sifat-sifat yang sama dengan karya seni yang lain.
Generalisasi dalam karya sastra dan drama dapat dibuat dalam periode tertentu, atau drama, kesusastraan, atau kesenian pada umumnya. Kritik sastra dan sejarah sastra sama-sama mencoba mencirikan kekhasan sebuah karya sastra, seorang pengarang, suatu periode, atau kesusastraan nasional tertentu. Usaha menguraikan ciri-ciri khas karya sastra hanya dapat dilakukan secara universal jika didasarkan pada suatu teori sastra. Teori sastra inilah yang sangat dibutuhkan oleh studi sastra saat ini.
Sifat-sifat Sastra Memiliki tafsiran mimesis, artinya sastra yang diciptakan harus mencerminkan kenyataan. Kalu pun belum, karya sastra yang diciptakan dituntut untuk mendekati kenyataan. Memiliki manfaat sastra, artinya dengan mengetahui manfaat yang ada, paling tidak kita mampu memberikan kesan bahwa sastra yang diciptakan berguna untuk kemaslahatan manusia. Memiliki unsur fiksionalitas, artinya cerminan kenyataan yang merupakan unsur realitas yang tidak 'terkesan' dibuat-buat. .
Karya sastra merupakan karya seni, artinya kita dapat membedakan mana karya yang termasuk sastra dan bukan sastra. Merupakan bagian dari masyarakat, artinya sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu memiliki tanda-tanda, yang kurang lebih sama, dengan norma, adat, atau kebiasaan yang muncul berbarengan dengan hadirnya sebuah karya sastra.
4. Fungsi Sastra Rekreatif, artinya dapat memberikan hiburan Didaktif, artinya mampu mengarahkan atau mendidik Estetis, artinya dapat memberikan keindahan Moralitas, artinya mampu memberikan pengetahuan mana moral baik dan buruk Religius, artinya mengandung ajaran agama
REFERENSI Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia Padi, Editorial. 2013. Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia: Puisi, Peribahasa, Pantun, Majas, Profil Sastrawan. Jakarta : Padi Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta. Pustaka Jaya Luxemburg, Jan Van, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia Zulfahnur, dkk. 2011. Teori Sastra. Jakarta : Gramedia Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan Majas, Pantun & Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia. Bandung : Ruang Kata 5/19/2018