Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit dan tidak bersifat kanker. Polip memiliki bentuk seperti anggur yang tergantung pada batangnya. Sinus adalah lubang-lubang kecil berisi udara yang ada di sekitar tulang wajah.
Polip hidung memiliki bentuk dan warna yang beragam Polip hidung memiliki bentuk dan warna yang beragam. Polip dengan ukuran besar bisa menyumbat saluran hidung. Ini bisa menyebabkan munculnya gejala polip seperti hidung tersumbat, hidung berair, kesulitan bernapas, gangguan pada indera penciuman dan indera perasa. Sedangkan polip berukuran kecil mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Polip tidak meningkatkan risiko penderitanya untuk menderita kanker hidung.
Penyebab Polip Hidung Hingga kini, penyebab dasar tumbuhnya polip belum diketahui. Pertumbuhan polip diduga adalah hasil dari inflamasi akibat alergi, infeksi, asma atau kelainan sistem kekebalan tertentu. Polip hidung bisa memengaruhi siapa saja, tapi lebih cenderung terjadi pada orang dewasa. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko menderita polip hidung adalah intoleransi terhadap aspirin, sindrom Churg Strauss, alergi rhinitis, sinusitis, dan fibrosis kistik. Faktor genetika juga diperkirakan berperan dalam pertumbuhan polip. Seorang anak akan lebih berisiko mengalami polip hidung jika orang tuanya memiliki polip.
“ Cara Mendiagnosis Polip Hidung “ Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada lubang hidung Anda, apakah terdapat polip hidung atau tidak. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh dokter THT. Untuk memastikan diagnosis polip hidung serta letaknya, bisa dilakukan prosedur endoskopi. Selain itu, prosedur CT-scan bisa dijalankan jika memang diperlukan. “Pengobatan pada Polip Hidung” Kortikosteroid bisa digunakan sebagai obat untuk mengecilkan ukuran polip hidung. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk tablet, infus, atau semprot. Selain memakai obat-obatan untuk polip hidung, kondisi ini juga bisa dihilangkan dengan cara operasi. Hal ini dilakukan jika polip tidak bereaksi terhadap obat-obatan yang diberikan. Polip hidung memiliki kecenderungan untuk muncul kembali, meski telah melalui pengobatan maupun operasi.
Gejala Polip Pada kasus dengan polip yang kecil, biasanya tidak menimbulkan gejala, tapi jika polip berukuran besar bisa mengakibatkan beberapa gejala: Sakit pada bagian wajah Sakit kepala Bersin Indera penciuman dan indera perasa berkurang atau bahkan mati rasa Hidung berair atau tersumbat Lendir yang jatuh dari belakang hidung ke tenggorokan Mendengkur Rasa gatal di sekitar mata Sakit pada gigi rahang atas Beberapa gejala utama dari polip hidung mirip dengan gejala flu dan pilek. Tapi gejala flu dan pilek akan menghilang setelah beberapa hari. Gejala polip hidung tidak akan menghilang jika tidak ditangani. Segera temui dokter THT jika Anda merasa mengalami gejala polip hidung.
Sinusitis alergi jamur. Alergi terhadap jamur yang ada di udara. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami polip hidung: Sinusitis alergi jamur. Alergi terhadap jamur yang ada di udara. Intoleransi terhadap aspirin. Kondisi ini diduga terkait dengan pertumbuhan polip hidung. Orang yang alergi terhadap aspirin memiliki kecenderungan untuk alergi terhadap obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) lainnya juga. Asma. Penyakit yang menyebabkan terjadinya inflamasi dan penyempitan pada saluran udara. Alergi rhinitis. Alergi terhadap materi seperti debu dan bulu binatang yang menyebabkan gejala menyerupai pilek. Fibrosis kistik. Kelainan genetika ketika tubuh menghasilkan cairan yang kental dan berlebihan pada sistem pencernaan dan pernapasan, termasuk ingus kental dari hidung dan juga selaput sinus. Sindrom Churg Strauss. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Hampir semua penderita sindrom Churg Strauss akan mengalami asma dan/atau alergi rhinitis.
EROSI PORSIO Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3: 1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks 2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks 3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
Penyebab erosi serviks 1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh. a) Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan. b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi. c) Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim , dll. 2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi. 3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum)
Gejala erosi serviks: (1) Mayoritas tanpa gejala (2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi : · Setelah berhubungan seksual (poscoital) · Diantara siklus menstruasi · Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina (3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
Penanganan erosi porsio/erosi serviks Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat. · Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak. · Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan · Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit