10.1 Ekstraksi Fitur Bentuk dan Kontur

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGENALAN POLA Dr. Kusrini, M.Kom.
Advertisements

Bentuk Koordinat Koordinat Kartesius, Koordinat Polar, Koordinat Tabung, Koordinat Bola Desember 2011.
INTEGRAL RANGKAP INTEGRAL GANDA
Materi Kuliah Kalkulus II
MODUL VI : PENERAPAN INTEGRAL
Transformasi geometri.  Pemindahan objek (titik, garis, bidang datar) pada bidang.  Perubahan yang (mungkin) terjadi: Kedudukan / letak Arah Ukuran.
Integral Lipat-Tiga.
PENELITIAN DI BIDANG ILMU KOMPUTER
by Ratna Herdiana Koordinat Polar (Ch )
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar Menformulasikan hubungan.
Berkelas.
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
Clipping Line Menggunakan Algoritma Cohen-Sutherland
Mata Pelajaran Kelas XI Semester 2
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
Integral Lipat-Dua Dalam Koordinat Kutub
6.6 Momen, Pusat Massa.
Koordinat Kartesius, Koordinat Bola, dan Koordinat Tabung
DINAMIKA ROTASI Pertemuan 14
Terapan Integral Lipat Dua
INTEGRAL RANGKAP DUA Yulvi Zaika.
Matakuliah : Kalkulus-1
17. Medan Listrik (lanjutan 1).
BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN
2.2 Operasi Dasar Citra : Lokal dan Objek Operasi Ketetanggaan Pixel
Clipping Edy Mulyanto.
Gerak Harmonik Sederhana (Simple Harmonic Motion)
MODUL KULIAH 10 Ekstraksi Fitur Bentuk
Bab 1 Elektrostatis.
Transformasi Geometri Sederhana
SISTEM BASIS DATA I Pemodelan Basisdata
APLIKASI INTEGRAL TENTU.
Standar kompetensi: Kompetensi dasar : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi dasar.
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Transformasi geometri
Konsep 3D dan Representasi Objek 3D
Dasar teori dan algoritma grafika komputer
Fenty Tristanti Julfia, M.Kom
9.2 Ekstraksi Fitur Bentuk dan Kontur
3.1 Operasi Dasar Citra : Global
P. XIV RUANG-RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Pertemuan II – Grafika Komputer
Gambar 8.1 MODUL 8. FISIKA DASAR I 1. Tujuan Instruksional Khusus
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Penapisan Pada Domain Frekuensi (2)
BAB 2 INTEGRAL LIPAT.
M-03 SISTEM KOORDINAT kartesius dan kutub
1. Defenisi Tensor Tensor adalah besaran yang merupakan perluasan dari vektor, seperti halnya vektor merupakan perluasan dari besaran skalar. Tensor memiliki.
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Digital Image Processing
KONVOLUSI DAN TRANSFORMASI FOURIER
Digital Image Processing
Keseimbangan rotor Keseimbangan gerak bolak-balik
Grafika Komputer Cliping 2 D.
Digital Image Processing
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar Menformulasikan hubungan.
PENGOLAHAN CITRA DAN POLA
Pertemuan II – Grafika Komputer
Candra asus umbar wahono
GERAK MELINGKAR v v v v x = r sin  r  x = r cos  v v v.
STMIK AMIKOM PURWOKERTO
Science Center Universitas Brawijaya
Ihr Logo Dasar teori dan algoritma grafika komputer.
Koordinat Polar Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu titik dengan menggunakan koordinat polar. Koordinat polar menunjukkan posisi.
ROTASI BENDA TEGAR.
ROTASI BENDA TEGAR.
7. APLIKASI INTEGRAL.
Analisis Penampang Pertemuan – 12, 13, 14, 15
Integral lipat.
INTEGRAL RANGKAP INTEGRAL GANDA
Transcript presentasi:

10.1 Ekstraksi Fitur Bentuk dan Kontur

CAPAIAN PEMBELAJARAN Memahami Ekstraksi Fitur Bentuk Dan Kontur Momen Jarak Ke Pusat Momen Zernike Polar Fourier Transform Kotak Pembatas

Momen Jarak ke Pusat Fitur momen ke jarak pusat Didefinisikan sebagai berikut: 𝑚 𝑝 = 1 𝑁 𝑖=1 𝑁 𝑑(𝑛) 𝑝 (12.16) Momen pusat ke-p didefinisikan sebagai berikut: 𝑀 𝑝 = 1 𝑁 𝑖=1 𝑁 𝑑(𝑛)− 𝑚 1 ) 𝑝 (12.17) Selanjutnya, momen-momen yang ternormalisasi didefinisikan sebagai 𝑚 𝑝 = 𝑚 𝑝 𝑀 2 𝑝/2 (12.18) 𝑀 𝑝 = 𝑀 𝑝 𝑀 2 𝑝/2 (12.19)

Momen Zernike Momen Zernike diperkenalkan oleh F. Zernike dalam bukunya berjudul Physica yang diterbitkan pada tahun 1934. Penerapan momen Zernike untuk pengolahan citra diperkenalkan pertama kali oleh M.R. Teague pada tahun 1980 (Chen, dkk., 2005). Hasilnya berupa Zernike moment descriptors (ZMD). Momen Zernike didasarkan pada polinomial Zernike yang bersifat ortogonal terhadap lingkaran x2 + y2 < 1, yang dinyatakan sebagai berikut:   𝑉 𝑝𝑞 (𝑥,𝑦)= 𝑈 𝑝𝑞 (𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝑟 sin 𝜃) = 𝑅 𝑝𝑞 𝑟 .exp⁡(𝑗𝑞𝜃) (12.25) dengan 𝑟 adalah radius dari (y,x) ke pusat massa (centroid), 𝜃 adalah sudut antara r dan sumbu x (lihat Gambar 12.26), dan Rpq(r) adalah polinomial radial ortogonal seperti berikut: 𝑅 𝑝𝑞 𝑟 = 𝑠=0 (𝑝− 𝑞 )/2 (−1) 𝑠 𝑝−𝑠 ! 𝑠! 𝑝+|𝑞| 2 −𝑠 ! 𝑝−|𝑞| 2 −𝑠 ! 𝜌 𝑝−2𝑠 (12.26)

Polinomial yang digunakan pada momen Zernike Citra dalam lingkaran yang memenuhi persamaan x2 + y2 < 1 Polinomial yang digunakan pada momen Zernike

Sembilan polinomial Zernike pertama Momen Zernike berorde p dengan pengulangan fungsi kontinu f(y, x) sebanyak q dinyatakan sebagai berikut:   𝑍 𝑝𝑞 = 𝑝+1 𝜋 𝑦 𝑥 𝑓 𝑦,𝑥 . 𝑉 ∗ 𝑝𝑞 𝑦,𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥; 𝑥 2 + 𝑦 2 ≤1 (12.27) Dalam hal ini, V* menyatakan konjugat, sedangkan Vpq(y,x) dinamakan sebagai fungsi basis Zernike berorde p dengan pengulangan sebanyak q. Fungsi basis berupa 𝑉 𝑝𝑞 𝑦,𝑥 = 𝑉 𝑝𝑞 𝜌,𝜃 = 𝑅 𝑝𝑞 𝜌 . exp 𝑗𝑞𝜃 (12.28) Apabila f(y,x) adalah citra digital, persamaan di atas dapat dihampiri dengan 𝑍 𝑝𝑞 = 𝑝+1 𝜋 𝑦 𝑥 𝑓 𝑦,𝑥 . 𝑉 ∗ 𝑝𝑞 (𝑦,𝑥) (12.29)

Mekanisme perhitungan ZMD Enam belas fungsi Zernike yang pertama Mekanisme perhitungan ZMD Normalisasi penyekalaan dilakukan didasarkan pada persamaan   𝑥 ′ =𝑥 𝛽 𝑚 00 , 𝑦 ′ =𝑦 𝛽 𝑚 00 (12.31) Apabila citra diputar dengan sudut sebesar , fungsi-fungsi momen Zernike Z’ berupa   𝑍 ′ 𝑝𝑞 = 𝑍 𝑝𝑞 . 𝑒 −𝑗𝑞𝜑 (12.30)

Polar Fourier Transform Fourier dalam koordinat polar dinamakan PFT2 (Polar Fourier Transform versi 2), yang diperkenalkan oleh Zhang (2002). PFT2 ini digunakan untuk kepentingan temu kembali citra berdasarkan bentuk objek. Hasil PFT berupa generic Fourier descriptor (GFD).

Kotak Pembatas Kotak pembatas (bounding box) adalah kotak terkecil yang dapat melingkupi sebuah objek. Kotak pembatas dibedakan menjadi dua buah: kotak pembatas yang berorientasi citra dan kotak pembatas yang berorientasi pada objek (Pratt, 2001). Kotak pembatas berorientasi citra milik suatu area R dapat dinyatakan dengan   𝐾𝑜𝑡𝑎𝑘𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠(𝑅) = {ymin, ymax, xmin, xmax} (12.39) Dalam hal ini, ymin menyatakan Y terkecil, ymax menyatakan Y terbesar, xmin menyatakan X terkecil, dan xmax menyatakan X terbesar. Adapun tinggi dan lebar kotak berupa: 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖= 𝑦 𝑚𝑎𝑥 − 𝑦 𝑚𝑖𝑛 , 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟= 𝑥 𝑚𝑎𝑥 − 𝑥 𝑚𝑖𝑛 (12.40)

Daftar Pustaka Kadir, Abdul, Susanto,A., “Pengolahan Citra, Teori Dan Aplikasi”, Andi, Yogyakarta, 2013.