CONSUMPTION & INVESTMENT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Advertisements

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
PERTUMBUHAN EKONOMI 1 (Solow Growth 1)
Oleh : Tanti Novianti, MSi
Syahirul Alim Fungsi Linnear Penerapan dalam Ekonomi
Keseimbangan ekonomi dua sektor
Konsep Konsumsi Menurut
KONSUMSI & INVESTASI Samuelson Ch. 22
KONSUMSI DAN TABUNGAN Y = C + S KONSUMSI
Mengukur Aktivitas Ekonomi
TEORI KONSUMSI Pertemuan ke-4 Teori Ekonomi Makro I.
TEORI KONSUMSI KEYNES Kelompok 4 Bilva Marliana Dhea S. Agsti
12/23/08 MULTIPLIER MODEL.
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL (PEREKONOMIAN TERTUTUP)
Dapat di akses via PENDAPATAN NASIONAL OLEH : WIDHI ASTONO, SE dapat di akses via
Consumption - Saving - Investment
CONSUMPTION & INVESTMENT
Keseimbangan ekonomi dua sektor
TEORI EKONOMI MAKRO 3 Sujarwo, SP., MP.
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Pertemuan 3 Penggunaan fungsi linier dalam ekonomi dan bisnis
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN.
Aplikasi fungsi linier
Pendapatan national Pertemuan 9.
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
DETERMINAN GNP PENGANTAR TEORI EKONOMI
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR
Perekonomian Dua Sektor
PENDAPATAN NASIONAL Fauziyah, S.E., M.Si..
PERTEMUAN 11 APA YANG MENENTUKAN PENDAPATAN NASIONAL.
JL. RAYA PUNCAK CISARUA - BOGOR
BAB 9 KONSUMSI DAN INVESTASI
Konsumsi, tabungan, dan investasi
KONSUMSI DAN INVESTASI
KONSUMSI DAN INVESTASI
Dr.H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MM.
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
DISKUSI Apa yang dimaksud dengan keseimbangan pendapatan nasional, break event point, MPC dan MPS ??? Jelaskan dampak masuknya pemerintah dalam perekonomian.
Teori Ekonomi Klasik dan Keyness
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MBA.,MM
MEMAHAMI KONSUMSI DAN INVESTASI
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI
Oleh : Nurheni Dwinanti, S.E
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Rikky Herdiyansyah SP., MSc
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL (PEREKONOMIAN TERTUTUP)
TEORI KONSUMSI Pertemuan ke-4 Teori Ekonomi Makro I.
TEORI KONSUMSI Pertemuan ke-4 Teori Ekonomi Makro I.
PENERAPAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI & BISNIS
CONSUMPTION & INVESTMENT
Bab 1. Teori Konsumsi.
TEORI KONSUMSI DAN INVESTASI
04 Pengantar Ekonomi Makro PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Ir. Ginanjar Syamsuar, M.E.
Penerapan Fungsi Linear Pertemuan 3
MATAKULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI TRIANI RATNAWURI,S.PD.,M.PD.
MULTIPLIER MODEL.
TEORI KONSUMSI Pertemuan ke-4 Teori Ekonomi Makro I.
Dr. H. MUSTIKA LUKMAN ARIEF, SE.,MM
TEORI KONSUMSI Pertemuan ke-4 Teori Ekonomi Makro I.
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
MAKROEKONOMI 1 Disajikan oleh: Budianto, S.E., M.Si. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar
Transcript presentasi:

CONSUMPTION & INVESTMENT CONSUMPTION & SAVING INVESTMENT

A. CONSUMPTION & SAVING Performa perkonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh konsumsi, tabungan dan Investasi. Secara umum Konsumsi adalah komponent pembentuk GDP terbesar untuk suatu negara, dimana rata –rata lebih dari 50% GDP suatu negara di seluruh dunia berasal dari komponen konsumsi.

A. CONSUMPTION & SAVING Saving (Tabungan) yg merupakan sisa dari Konsumsi Sangat menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dimasa yg akan datang. Negara2 yg penduduknya memiliki tingkat tabungan yg tinggi cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi dan kondisi perekonomian yg lebih bagus dibanding dgn negara2 yg tingkat tabungannya rendah.

Pola Pengeluaran Konsumsi Komponen Utama Konsumsi Kategori Konsumsi Nilai ( US$ Juta) % dari Total A. Barang Tahan Lama 872 11.9% 1. Kendaraan Bermotor & spare part 376,1 2. Rumah & Perabot 318,7 3. Lain-lain 177,1 B. Barang Tdk Tahan Lama 2.115 29% 4. Makanan 1.029,4 5. Pakaian & Sepatu 324,3 6. Energy 173,5 7. Lainnya 587,8 C. Jasa/Services 4.317 59,1% 1. Sewa Rumah 1.071,5 2. Perawatan Rumah 405,2 3. Transportasi 275,8 4. Kesehatan 1.148,5 5. Rekreasi 285,1 6. Lain-lain 1.130,7 TOTAL 7.304 100% Pola Pengeluaran Konsumsi

Pola Pengeluaran Rumah Tangga Tidak ada rumah tangga yg memiliki pola yg sama dalam bagaimana mereka membelanjakan pendapatan yg mereka terima Tetapi ada pola umum pengeluaran Rumah Tangga

Pola Pengeluaran Rumah Tangga Pola Umum Pengeluaran Rumah Tangga : Keluarga Miskin menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk barang2 kebutuhan pokok. Pengeluaran untuk makanan akan menurun seiring dengan bertambahnya pendapatan digantikan dgn pengeluaran untuk pakaian, rekreasi & kendaraan.

Pola Pengeluaran Rumah Tangga Penambahan pengeluaran untuk kebutuhan sekunder & tersier bertambah melebihi proporsi pertambahan pendapatan/income. Saving/tabungan meningkat sangat cepat seiring dengan semakin besarnya pendapatan seseorang.

Pola Pengeluaran Rumah Tangga Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva di figure 22-2 mengenai Pengeluaran Keluarga yg menunjukkan pola umum di bukunya Samuelson.

INCOME, CONSUMPTION & SAVING Income – pajak = disposable income Disposable Income digunakan untuk membeli semua kebutuhan rumah tangga Jika Rumah Tangga tersebut tidak membelanjakan seluruh disposable income nya maka bagian yg tidak digunakan untuk konsumsi itulah yg digunakan untuk menabung (saving)

INCOME, CONSUMPTION & SAVING Saving (tabungan) = Disp. Income – Consumption Saving = Income – (Tax + Consumption)

Income penentu utama tingkat Konsumsi & Tabungan Income Group Disposable Income Consumption Net Saving A 24.000 24.200 - 200 B 25.000 C 26.000 25.800 200 D 27.000 26.600 400 E 28.000 27.400 600 F 29.000 28.200 800 G 30.000 1.000

Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan & BEP Fungsi Konsumsi (Consumption Function) Menunjukkan hubungan antara Income dgn Konsumsi (consumption).

Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan & BEP Fungsi Tabungan (Saving Function) Menunjukkan hubungan antara Income dgn Tabungan (saving).

Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan & BEP BEP (Break Even Point) Terjadi bila Rumah Tangga menghabiskan seluruh pendapatan/ income nya untuk konsumsi, sehingga saving=0 & juga dissaving=0 (tidak menabung & tidak hutang).

The Marginal Propensity to Consume (MPC) MPC menunjukkan berapa besar tambahan konsumsi seseorang / Rumah Tangga ketika mereka memperoleh tambahan Income/ Pendapatan.

The Marginal Propensity to Consume (MPC) Misalkan seseorang yg pada saat memiliki income US$ 25.000 /thn membelanjakan seluruh pendapatannya tersebut tetapi pada saat income nya naik menjadi 26.000/thn dia membelanjakan income nya sebesar US$ 25.800/thn, maka berapa besar MPC dia?  O,8

Tambahan Consumption MPC = Tambahan Income The Marginal Propensity to Consume (MPC) Tambahan Consumption MPC = Tambahan Income

The Marginal Propensity to Save (MPS) MPS menunjukkan berapa besar tambahan Saving (tabungan) seseorang/ Rumah Tangga ketika mereka memperoleh tambahan Income/ Pendapatan.

The Marginal Propensity to Save (MPS) Misalkan seseorang yg pada saat memiliki income US$ 25.000 /thn membelanjakan seluruh pendapatannya tersebut tetapi pada saat income nya naik menjadi 26.000/thn dia membelanjakan income nya sebesar US$ 25.800/thn, maka berapa besar MPS dia?  O,2

Tambahan Saving MPS = Tambahan Income The Marginal Propensity to Save (MPS) Tambahan Saving MPS = Tambahan Income

MPC + MPS = 1 MPC = 1 – MPS MPS = 1 – MPC Pelajari Table 22-4 : The Marginal Propensity to Consume & Save, Samuelson.

B. INVESTMENT Investasi disini adalah real investment yaitu segala bentuk tambahan productive assets atau capital goods (barang2 kapital) yg digunakan didalam proses produksi barang & jasa.

Peran Penting Investasi dlm Perekonomian scr Makro: Investasi berpengaruh terhadap Agregate Demand & Business Cycle (efek jangka pendek)

Peran Penting Investasi dlm Perekonomian scr Makro: Investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam jangka panjang. Hal ini karena investasi berarti akumulasi kapital suatu negara Dimana penambahan stock kapital satu negara berarti penambahan kapasitas produksi & output suatu negara yg Dalam jangka panjang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara tsb.

Faktor Penentu tingkat Investasi Revenues Costs Expectations

1. Revenues Secara umum besar kecilnya investasi tergantung dari revenues yang akan dihasilkan oleh kondisi perekonomian secara keseluruhan.

1. Revenues Secara umum tingkat investasi juga sangat sensitive dengan business cycle atau fluktuasi dunia usaha, dimana jika perekonomian sedang dalam kondisi baik maka investasi akan meningkat tetapi bila perekonomian dalam kondisi buruk maka investasi akan turun.

2. Costs Costs atau biaya Investasi terkait dengan biaya penggunaan uang yg digunakan untuk melakukan investasi.

2. Costs Dimana biaya investasi dipengaruhi oleh dua hal: Tingkat suku bunga Tingkat suku bunga rendah mendorong investasi demikian juga sebaliknya. 2. Pajak Pajak corporate (untuk perusahaan) yg rendah mendorong tk Investasi demikian juga sebaliknya.

3. Expectations Expectations adalah harapan pengusaha tetang kondisi dimasa yg akan datang. Hal ini akan mempengaruhi kepercayaan diri pengusaha untuk melakukan investasi.

3. Expectations Jika dunia usaha percaya bahwa kondisi di suatu daerah di masa yg akan datang kondusif untuk berbisnis maka mereka akan melakukan investasi di daerah/ negara tersebut dgn harapan (expectation) bisa memperoleh keuntungan, demikian juga sebaliknya.

The Investment Demand Curve Kurva Permintaan Investasi menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga (r) dan tingkat investasi (I).

The Investment Demand Curve Untuk menghasilkan kurva permintan investasi digunakan suatu tabel yg menunjukkan bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap besar kecilnya total investasi di suatu negara. Perhatikan table 22-5 Samuelson!!!

Pergeseran Kurva Permintaan Investasi Selain tingkat suku bunga, besar kecilnya tingkat investasi juga dipengaruhi berbagai hal lain. Jika hal2 tersebut berengaruh terhadap Investasi maka bisa menggeser kurva permintaan investasi ke dalam (investasi berkurang) atau keluar (investasi bertambah).

Pergeseran Kurva Permintaan Investasi Pertumbuhan GDP dan Inovasi baru yg mempermudah transaksi dan perekonomian bisa menggeser kurva permintaan Investasi ke Luar. Sedangkan pengenaan pajak yg lebih tinggi bisa mempunyai efek yg sebaliknya.