Model Pertumbuhan Feldman-mahalanobis Nama Kelompok: Musholi 150231100043 Hamilah 150231100054 Shifatul Maushofi 150231100057 Pingki Duwi Kristanti 150231100061
Model G. A. Fel’dman (1928) Fel’dman mendasarkan modelnya tentang pembagian keseluruhan output suatu perekonomian (W) menjadi 2 kategori pada teori Marxis. 1 Berkaitan dengan barang modal, baik dalam arti barang produksi maupun barang konsumsi 2 Berkaitan dengan semua barang konsumsi termasuk bahan mentah
Model G. A. Fel’dman 1928 Produksi masing-masing kategori dinyatakan sebagai jumlah dari modal konstan (c), modal variable (upah), V, dan nilai lebih S. W1 = C1 + V1 + S1 + W2 = C2 + V2 + S2 W = C + V + S
Model Mahalanobis (1952) Mahalanobis mengembangkan model “satu sektor” yang didasarkan pada variabel pendapatan nasional dan investasi. Pada tahun 1953 model tersebut dikembangkan menjadi model “dua sektor”, di mana keseluruhan output netto perekonomian dianggap diproduksi oleh dua sektor, yaitu sektor barang modal dan barang konsumsi. Kemudian pada tahun 1955,dikembangkan lagi menjadi model “empat sektor”.
Model Dua Sektor Mahalanobis memandang perekonomian menjadi dua sektor. λk , proporsi investasi netto yang dipergunakan di dalam sektor barang modal dan λc, proporsi investasi netto yangdipergunakan dalam sektor barang konsumen. λk +λc= 1 .......… (1)
Lanjutan... investasi netto (I) dapat dibagi menjadi dua bagian di sembarang waktu (t): λkIt untuk menaikkan kapasitas produksi sektor barang mod al dan λcIt untuk menaikkankapasitas produksi sektor barang konsumsi. Dalam hal ini maka: It=λkIt + λcIt …….(2)
Lanjutan... Dengan βk dan βc masing-masing sebagai rasio output modal dari sektor barang modal dan sektor barang konsumsi, dan β sebagai koefisien produktivitas total, maka dapat dinyatakan β = βk λk + βc λc λk + λc Tetapi λk + λc= I Sehingga β = βk λk +βc λc .......(3) Persamaan penunjuk pendapatan bagi keseluruhan perekonomian adalah: Yt= It+ Ct
Lanjutan… jika pendapatan nasional berubah, investasi dan konsumsi jug a berubah.Perubahan dalam investasi tergantung pada investasi tahun sebelumnya (It-1) dan begitu jugakonsumsi tergantung pada konsumsi tahun sebelumnya (Ct-1). Jadi, kenaikan investasi dalam periode t adalah ΔIt= It-It-1dan kenaikan dalam konsumsi adalah ΔCt-Ct-1 Sebenarnya kenaikan dikedua sektor itu berkaitan dengan hubungan antara kapasitas produktif investasi di sektor barang modal (λk Ik ) dengan rasio output modalnya (βk ) sehingga:It = (I + λk βk )It-1…......(4)
Asumsi yang mendasari model dua-sektor Perekonomian bersifat tertutup. Perekonomian tersebut terdiri dari sektor barang konsumsi dan sektor barang modal. Alat perlengkapan modal tidak dapat dipertukarkan apabila alat tersebut dipasang pada salah satu sektor Adanya produksi dengan kapasitas penuh pada sektor barang konsumsi dan sektor barang modal Investasi ditentukan oleh persediaan barang modal Tidak ada perubahan harga
Hubungan Antara Model Dua Sektor Mahalanobis Dengan Model Domar Persamaan Adanya konsep keterlambatan waktu (time lag ). Akhirnya, kesimpulan kedua model itu adalah s ama, yaitu investasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laju tabungan marginal. Perbedaan Mahalanobis membagi perekonomian menjadi sektor barang modal dan sektor barangkonsumen. Sedang Domar, menganggap perekonomian sebagai satu sektor.
Model Empat Sektor ModelMahalanobis menggangap ekonomi terdiri dari empat sektor, yaitu : 1.Sektor barang investasi (k) 2.Sektor pabrik yang memproduksi barang konsumsi (C1) 3.Sektor rumah tangga atau usaha kecil yang memproduksi barang konsumsi (termasuk produk pertanian) (C2) 4.Sektor penghasil jasa (kesehatan, pendidikan, dan sebagainya) (C3)
Lanjutan... Untuk masing-masing dari keempat sektor ini diperkenalkan tiga parameter: β (beta),untuk rasio-rasio pendapatan netto yang tercipta lantaran investasi atau rasio output modal. θ(theta) untuk investasi netto yang diperlukan oleh tiap orang yang bekerja atau rasio buruhmodal. λ (lamda) untuk proporsi investasi yang dialokasikan ke masing-masing sektor atau rasioalokasi
Lanjutan... Berdasarkan rasio-rasio parametrik itu (β, θ, dan λ)dan jumlah total yang harus diinvestasikan, dapat diperoleh perkiraan mengenai pendapatan total(E) dan pekerjaan (N) yang tercipta di berbagai sektor perekonomian selama periode perencanaan tersebut. Persamaan-persamaan dari model itu ialah: E = Ek+E1+E2+E3 ......(1) N= Nk+N1+N2+N3 ......(2) A= λkA+λ1A+λ2A+λ3A ......(3)
Lanjutan... Profesor Mahalanobis memberikan pemecahan dengan angka atas modelnya seperti di bawah ini dimana: A (investasi total)= Rs 5.600 crore η (kenaikan presentase dalm pendapatan nasional)= 5 persen/tahun N (pekerjaan total yang harus diciptakan)= 11 juta λk (proporsi investasi di dalam industri barang investasi)= 1/3 (atau 0,33)
Lanjutan... Nilai sektoral dari λ, β, θ adalah
Lanjutan...
Kesimpulan Di dalam jangka waktu tertentu, dalam usaha mencapai suatu laju pertumbuhan ekonomi tertentu, jumlah keseluruhan yang diinvestasikan dibagi-bagi sedemikian rupa sehingga pembagian itu dapat menuju ke arah laju pertumbuhan yang diinginkan. Tetapi, karena laju pertumbuhan yang dicita-citakan itu harus cukup tinggi, maka laju itu dapat dicapai dengan memperluas sektor k dan dengan ini menghasilkan jumlah barang investasi yang lebih besar. Tetapi, investasi dalam sektor k dirancang untuk mendorong kenaikan daya beli dan menciptakan permintaan barang konnsumsi yang cenderung memerlukan sedikit saja modal,tetapi banyak buruh.
Kritik Terhadap Model Mahalanobis Salah satu kritik yang paling umum dari model ini adalah bahwa Mahalanobis membayar hampir perhatian pada tabungan kendala, yang ia menganggap berasal dari sektor industri. Negara-negara berkembang namun tidak memiliki kecenderungan ini, sebagai tahap pertama dari tabungan biasanya datang dari sektor pertanian .
Lanjutan… Dia juga tidak menyebutkan perpajakan , sumber potensial penting dari modal. Kritik yang lebih serius adalah pembatasan asumsi di mana model ini memegang, contoh menjadi keterbatasan perdagangan luar negeri . Ini tidak dapat dibenarkan untuk negara-negara berkembang saat ini. Juga kritik lain adalah bahwa suatu negara untuk menggunakan model ini harus cukup besar untuk menampung semua sumber daya baku yang dibutuhkan untuk menjadi berkelanjutan, jadi karena ini tidak akan berlaku untuk negara- negara yang lebih kecil.
Studi kasus Model Mahalanobis diatas penerapan praktisnya dilakukan di India dalam bentuk Pelita II yang membuktikan bahwa model tersebut memiliki faedah tinggi sebagai suatu instrumen perencanaan pembangunan. Namun, model tersebut memiliki keterbatasan dan kelemahan.
Yt = Y0 [1 + α0 λk βk +λc βc (1+ λk βk )t – 1 ] Model Repelita Kedua Yt = Y0 [1 + α0 λk βk +λc βc (1+ λk βk )t – 1 ] λk βk Yt = pendapatan nasional domestik bruto pada tahun t α0 = laju investasi pada tahun dasar λk = sumbangan investasi bersih (net investment) yang digunakan dalam sektor barang modal. λc = 1 - λk = sumbangan investasi bersih kepada sektor barang konsumsi βk = rasio modal-output inkrimental di dalam sektor barang modal βc = rasio modal-output inkrimental di dalam sektor barang konsumsi
Keterbatasan dan kelemahan Gagal memecahkan fungsi kesejahteraan tertentu. Nilai λk arbitrer Tekniknya tidak cocok untuk perekonomian terbuka. Penawaran produk pertanian tidak elastis tak terbatas Penawaran buruh juga tidak elastis tak terbatas Teknik produksi tidak konstan Nilai parameter struktural bersifat arbitrer Tidak berbicara mengenai investasi dalam perekonomian campuran Mengabaikan harga faktor
Lanjutan… 9. Mengabaikan harga faktor. 10. Model tertutup. 11. Mengabaikan fungsi permintaan. 12. Kegagalan menghubungkan keputusan investasi dengan laju tabugan yang diperlukan. 13. Gagal menjelaskan masalah pemilihan teknik. Kesimpulan : Terlepas dari kelemahan praktis dan teoritis ini, model Mahalanobis bersifat membantu (instrumental) dalam menempatkan perekonomian pada lintasan yang benar didalam perencanaan pembangunan repelita kedua dan melancarkan jalan bagi rencana berikutnya.
TERIMA KASIH