BAB 4 Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor NURHIDAYATI ISLAMIAH, S.EI.,M.SI
Perekonomian dua sector adalah perekonomian yang terdiri dari sector rumah tangga dan perusahaan. Dalam perekonomian dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN Pendaptan Disposebel Pengeluaran Konsumsi Tabungan 125 -125 100 200 -100 275 -75 300 350 -50 400 425 -25 500 600 575 25 700 650 50 800 725 75
CIRI-CIRI DARI HUBUNGAN PENGELUARAN KONSUMSI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan Kenaikan pendapatam menaikkan pengeluaran konsumsi Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga dapat menyisihkan sebagian pendapatannya atau menabung
Definisi Kecondongan Mengkonsumsi Kecondongan mengkonsumsi dibedakan menjadi dua bagian yaitu: kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Kecondongan mengkonsumsi marginal atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah Inggris: mariginal propensity to consume) adalah perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Y) yang di peroleh. Dapat dihitung dengan menggunakan formula: MPC =
kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai APC (berasal dari istilah Inggris: average propensity to consume) adalah perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposibel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). APC =
Contoh menghitung mpc dan apc Pendapatan Disposebel Pengeluaran Konsumsi Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal Rata-rata 200 300 300/200 = 1,50 400 450 150/200=0,75 450/400 = 1,12 600 600/600 = 1 800 750 750/800 = 0,937 460 160/200 = 0,80 460/400 = 1,15 610 150/200 = 0,75 610/600 = 1,01 140/200 = 0,70 750/800 = 0,93
Definisi Kecondongan Menabung Konsep kecondongan menabung dibedakan kepada dua istilah yaitu: kecondongan menabung marjinal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung marjinal atau MPS (marginal propensity to save) adalah perbandingan diantara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd). Dapat dihitung dengan menggunakan formula: MPS =
Kecondongan menabung rata-rata atau APS (average propensity to save) menunjukkan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). Dapat dihitung dengan menggunakan formula: APS =
Contoh menghitung MPS dan APS Pendapatan Disposebel Pengeluaran Konsumsi Tabungan Kecondongan Menabung Marjinal Rata2 200 300 -100 -0,50 400 450 -50 0,25 -0,25 600 800 750 50 0,0625 460 -60 0,20 -0,15 610 -10 -0,17 0,30
Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung Pendapatan Disposebel MPC MPS MPC + MPS APC APS APC + APS 200 1,50 -0,50 1 400 0,75 0,25 1,12 -0,25 600 800 0,937 0,0625 0,80 0,20 1,15 -0,15 1,01 -0,17 0,70 0,30 0,93
Contoh soal Pendapatan Nasional Konsumsi Rumah tangga Tabungan 200 225 400 375 600 500 800 1000 675 1200 725 a. Hitunglah tabungan pada berbagai tingkat tabungan b. Hitunglah MPC, MPS, APC dan APS pada berbagai tingkat pendapatan nasional
Fungsi Konsumsi dan Tabungan Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan Fungsi Konsumsi ialah : C = a + bY Fungsi Tabungan ialah : S = -a + (1 – b)Y Dimana : Y = Tingkat Pendapatan C = Tingkat Konsumsi S = Tingkat Tabungan a = Konsumsi Rumah tangga, ketika Y=0 b = MPC
Contoh daftar konsumsi dan tabungan Pendapatan Nasional Konsumsi Tabungan 90 -90 120 180 -60 240 270 -30 360 480 450 30 600 540 60 720 630 840 960 810 150
Contoh soal Lengkapilah tabel konsumsi dan tabel tabungan dibawah ini dengan menggunakan persamaan : C = 75 + 0,75 Y S = -75 + (1-0,75) Y Pendapatan Konsumsi Tabungan 75 -75 100 200 300 400 500 600 700
Penentu-penentu Konsumsi dan tabungan Kekayaan alam yang telah terkumpul Suku Bunga Sikap Berhemat Keadaan Perekonomian Distribusi Pendapatan Tersedia Tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi.
Investasi (Penanaman Modal) Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa- jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Yang digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran sebagai berikut: Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya. Pertambahan nilai stok barang –barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Penentu-penentu Tingkat Investasi Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh. Suku Bunga. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan. Kemajuan teknolgi. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan- perubahannya. Keuntungan yang diperoleh perusahaan- perusahaan.
Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan pengeluaran agregat. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan kesamaan pengeluaran agregat dengan penawaran agregat dan kesamaan di antara investasi dan tabungan. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.
Perubahan Keseimbangan dan Multiplier Dari satu periode ke periode lainnya keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua sektor, perubahan tersebut terutama disebabkan karena perubahan dalam investasi. Multiplier adalah satu angka yang menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat. Apabila ∆AE = Rp.1000 dan menyebabkan ∆Y = Rp. 4000 maka multiplier =4. Multiplier Dapat pula didefenisikan sebagai rasio diantara pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat.
SEE YOU NEXT WEEK…