MATERI 3 Sejarah dan Perkembangan Inseminasi Buatan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI
Advertisements

RECORDING FKH - UNAIR.
Tingkah Laku Anak-Induk
Identifikasi Pemilik dan Hewan
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Laporan Produksi.
TEKNIK INSEMINASI BUATAN PADA SAPI Nama:Maulana Chafid Sukama
BAGAIMANA KITA MENANGANI HEWAN
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Sesi 11. Gambaran Umum Modul Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan.
Tingkah Laku Anak-Induk
KULIAH I SEJARAH PEMULIAAN TERNAK Apakah Animal Breeding itu ?
FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Modul 10 Manajemen Produksi Ternak.
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam-Peranakan Angus di
Dr. Ir. Atien Priyanti SP, M.Sc
PEMULIAAN PADA SAPI PERAH
Menerapkan Dasar – dasar Pemuliaan Hewan
MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN
Melakukan Evaluasi Hasil Inseminasi Buatan
Format Laporan Praktikum Ilmu Teknologi Reproduksi (KRP 331)
PENYEDIAAN DAGING NASIONAL
DASAR PEMULIAAN TERNAK (2 sks) Oleh Fahrul Ilham, S.Pt, M.Si
PERKEMBANGAN ET DI INDONESIA
RENSTRA SEKRETARIAT DIRJEN PETERNAKAN TAHUN
Disampaikan Pada …………………………….2014
Oleh : Setyo Utomo Dasar Pemuliaan Ternak, 2016/smstr II
Disampaikan Pada …………………………….2014
NILAI PEMULIAAN SAPI PERAH
SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
Ruang lingkup : TEKNOLOGI REPRODUKSI
PERANAN TERNAK PERAH DALAM PRODUKSI MAKANAN MANUSIA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Manfaat dari tindakan sinkronisasi berahi
Tata Laksakna Pengawinan
Teknologi Reproduksi.
MATERI 7 Teknik IB pada Berbagai Ternak
Nama kelompok ANIS WIDI ASTUTI
SEJARAH PERKEMBANGAN IB
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
MK . ILMU REPRODUKSI TERNAK
MATERI 10 Evaluasi keberhasilan IB dan Rekording reproduksi
MATERI 6 Pengenceran dan Pembekuan Semen
PENGENCERAN DAN PEMBEKUAN SEMEN
MATERI 3 PROSES PRODUKSI SEMEN
MATA KULIAH ILMU REPRODUKSI TERNAK
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
Teknik Sampling I Made Kardena Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner
Modul 9 Identifikasi Pemilik dan Hewan
MATERI Manajemen Seleksi Pejantan dan Induk Sebagai Donor dan Resipien
PEMULIAAN PADA SAPI PERAH
MATERI 2 Manajemen Perkawinan
SUB SISTEM INPUT DAN SARANA PRODUKSI
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
SELEKSI Alam Buatan ?.
CATATAN PENTING DAN BATASAN ISTILAH
MK . ILMU REPRODUKSI TERNAK
TEKNIK IB PROGRAM IB PENAMPUNGAN DAN PENGOLAHAN SEMEN PENYIMPANAN
KELOMPOK 6 Anisa Riska Andi Saputri Dony Cheristian Venesia Indah Susilowati Gusti Sayu Putu Widya Sasti.
? ? SELEKSI Disingkirkan/diculling dipelihara Alam Buatan
LABORATORIUM ANEKA TERNAK Fak. Peternakan – Universitas Brawijaya
Membangun Peternakan Kambing dan Domba untuk Mendukung Program Swasembada Daging dan Susu Disampaikan pada : Workshop dan Silaturahmi Nasional (SILATNAS)
Taufich Hilman NIM : Kelas : E No. Absen: 38
PETERNAKAN Sub Sektor Dalam Mendukung Swasembada Daging Nasional
MATERI 11 PROSES TERBENTUKNYA JANTAN DAN BETINA
Materi 12 Etika didalam pengembangan/aplikasi bioteknologi reproduksi
PENINGKATAN NILAI TAMBAH
SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG
PENGEMBANGAN SAPI MADURA
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
Transcript presentasi:

MATERI 3 Sejarah dan Perkembangan Inseminasi Buatan MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB

SUB POKOK BAHASAN Sejarah perkembangan IB di Dunia dan di Indonesia Tingkat keberhasilan IB didalam peningkatan populasi dan Mutu genetik ternak di Indonesia Keuntungan dan kerugian Inseminasi Buatan LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB

Sejarah Inseminasi Buatan *Dimulai Abad 14  Di arab orang mencuri sperma kuda yang dengan kualitas baik, diambil dengan kapas (tekniknya tidak dijelaskan) *Th 1677 Anthony Van Leeuwenhoek penemu mikroskop sehingga dapat melihat sperma , kemudian mengarah ke IB * *ahli fisiologi dan anatomi asal Italia tahun 1780, yakni Lazzaro Spallanzani Berhasil IB pada hewan piaraan , anjing dan berhasil beranak 3 * Kemudian berkembang di Eropa

Sejarah perkembangan IB di Indonesia IB di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Prof B. Seit dari Denmark di Fakultas Hewan dan Lembaga Penelitian Peternakan Bogor Tahun 1959, perkembangan dan aplikasi IB di daerah Bogor dan sekitarnya dilakukan oleh FKH IPB dengan menggunakan semen cair untuk memperbaiki mutu genetik sapi perah dan belum terpikirkan IB pada sapi potong seperti sekarang ini. Di Jawa Tengah, kedua Balai Pembenihan Ternak yang ditunjuk untuk melaksanakan IB sejak tahun 1953, di Mirit dengan tujuan Ongolisasi dengan semen Sumba Ongole (SO) dan Ungaran untuk tujuan menciptakan ternak serba guna terutama produksi susu menggunakan pejantan Frisien Holstein (FH). Namun, Balai Pembibitan Ternak Mirit kurang berhasil menjalankan tugasnya dan hanya Ungaran yang akhirnya pada tahun 1970 diubah menjadi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran yang survive hingga sekarang ini. Ketidak suksesan IB antara tahun 1960-1970 disebabkan oleh bentuk semen yang digunakan masih berupa semen cair dengan waktu simpan terbatas dan memerlukan alat simpan besar, sehingga menyulitkan di lapangan. Tahun 1969 IB mulai dikembangkan

1977, mendirikan Pabrik semen beku di Wonocolo, Surabaya yang akhirnya dipindahkan ke Singosari, Malang Jawa Timur menjadi Balai Inseminasi Buatan Singosari. Produksi semen beku dalam bentuk ministraw makin meningkat dari tahun ke tahun dan disebarkan ke seluruh propinsi pelaksana IB di Indonesia.

Keuntungan Inseminasi Buatan 1) Perbaikan mutu genetik 2) Pencegahan penyakit menular 3) Rekording lebih akurat 4) Biaya lebih murah * 5) mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh pejantan

Kerugian IB bila tidak dikelola dengan Baik 1) Bila seleksi pejantan salah maka bisa menyebarkan sifat jelek 2) Membutuhkan ketrampilan yang tinggi dari Balai Inseminasi Buatan, Penyimpanan selama transport, Inseminator juga peternaknya 3) Bisa menghilangkan sifat bangsa lokal dalam waktu yang cepat.