STRATEGI PENINGKATAN DAYA SIMAK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Gaya Belajar Disusun oleh : Rochmawati Pratamasiwi( ) Agustin Anggara Eni( ) Anis Saputri( ) Farah Maulida Rizkya( ) Tuyati( )
Advertisements

Pendidikan Jasmani BAHAN AJAR TEKNIK LAY UP SHOOTING
SI, SKL dan Materi Sulit Bahasa Inggris
Anggota : 1. Ratri Wahyuning Rahayu. ( ) 2. Riska Nurdianah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENJELASKAN
PENDAHULUAN 1. Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2.
KETERAMPILAN BERTANYA
Paket 5 Matakuliah Pembelajaran BI MI
Paket 7 Metode dan Media dalam Pembelajaran PKn MI
Paket 9 Mata Kuliah Pembelajaran Tematik
Perkembangan Komunikasi Aktif-Pasif
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Etika menerima Tamu dan Bertelepon
PERTEMUAN KE-1 PENGERTIAN MENYIMAK.
SMP NEGERI 37 SURABAYA Disusun Oleh: Septi Nelasari
GAMBARAN UMUM KETERAMPILAN BERBAHASA
KETERAMPILAN MENJELASKAN Oleh: Rahaju Jl. L.A. Sucipto 22/32 Malang /
RELEVANSI BERBICARA.
Oleh : Sihabudin At-Thoubani
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mengenal TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Aplikasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran
APRESIASI PROSA FIKSI DAN PENGAJARANNYA Oleh: Khusnul Fatonah, M.Pd.
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
KETERAMPILAN BERBAHASA
IMLA DAN METODE PEMBELAJARANNYA
MENYIMAK PERTEMUAN 10 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
MEMBACA (2) PERTEMUAN 6 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SIMAK
PENDAHULUAN Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna. Hasil penelitian aktivitas berbahasa:42%
MATERI ISTIMA’ KELAS IV SEMESTER GENAP
CONTOH RPP MENULIS PERMULAAN
KETERAMPILAN MENYIMAK
Unik Ambar Wati STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI SD Unik Ambar Wati
MEMBACA PEMAHAMAN PERTEMUAN KE-6 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
KENDALA DAN KARAKTERISTIK PENYIMAK
KONSEP DASAR KETERAMPILAN MEMBACA 2
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DI SD
DASAR-DASAR KETERAMPILAN BERBICARA
KONSEP DASAR KETERAMPILAN BERBICARA 2
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
MERANGKUM SELURUH ISI INFORMASI TEKS BUKU KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
PRAKTIK KETERAMPILAN BERBICARA
Belajar Dengan Melihat (visual)
KETERAMPILAN BERBAHASA.
TUTORIAL II REVIEW PENDUKUNG TAP 8 LANGKAH ANALISIS KASUS
Kompetensi Materi Latihan referensi.
MEMBACA PERMULAAN (2) PERTEMUAN KE-4 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
MENULIS (2) PERTEMUAN KE-8 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
Metode pembelajaran Cooperative script
MEMBACA PERMULAAN (2) PERTEMUAN KE-4 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
ASSALAMUALAIKUM .
3 Keterampilan Dasar Bertanya
Sebuah Catatan Singkat
Keterampilan Dasar Mengajar
PERKEMBANGAN BAHASA.
Tugas Strategi Pembelajaran Akuntansi
MENULIS PERMULAAN (1) PERTEMUAN KE-7 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
MEMBACA NYARING Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang 2015.
SKKD KELAS XI SEMESTER I
Judul Presentasi Sub Judul.
Pembelajaran menyimak
Karakteristik Belajar Peserta Pelatihan
KETERAMPILAN MENJELASKAN
SI, SKL dan Materi Sulit Bahasa Inggris
Berbicara Efektif Disampaikan dalam Kegiatan
MAKALAH MENDENGARKAN : KETERAMPILAN MENERIMA NIM : OLEH EDI WIYONO PROGRAM STUDI S2 PGSD.
Transcript presentasi:

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SIMAK PERTEMUAN KE-4 -KHUSNUL FATONAH- PGSD

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 4. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi dan model pengembangan keterampilan menyimak pada siswa SD

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SIMAK

SULIT MENYIMAK

SUKAR KONSENTRASI

HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PENYIMAK SULIT KONSENTRASI: Penampilan pembicara yang terlalu berlebihan Cara dan gaya bicara pembicara Cara berdiri/pose yang tidak lazim dari pembicara Cara menyebarkan pandangan matanya, Suara atau vokal pembicara kadang juga menjadi pengganggu konsentrasi penyimak.

MODEL PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK

1. Teknik Satu Kaset – Satu Kelas

2. Model satu mulut – satu kelas Model ini identik dengan model di atas, yang membedakan keduanya yaitu model kedua ini sumber bunyi simakan bukan berasal dari kaset tetapi dari mulut sang guru sendiri. Teks yang telah disiapkan guru kemudian dibacakan oleh guru sendiri. Seluruh siswa mendengarkan dengan seksama isi teks/wacana yang dibacakan langsung dengan mulut guru tersebut.

3. Model Badu Berkata Model ini melatih siswa untuk menyimak serta mengikuti dan menyampaikan seluruh ucapan Badu. Dalam hal ini, guru atau siswa yang lain dapat menjadi Badu yang ucapannya diperhatikan dengan baik kemudian menyampaikannya kepada siswa lainnya.

4. Model Bisik Berantai Guru mulanya, membisikkan kata, kelompok kata, atau kalimat tunggal, atau kalimat majemuk kepada salah seorang anggota kelompok. Selanjutnya, siswa tersebut akan membisikkan kepada teman berikutnya. Demikian seterusnya, sampai ke siswa yang ke-5 atau siswa ke-7. Siswa terakhir akan memberitahukan kepada guru baik secara lisan atau tertulis.

Jika seluruh siswa dalam sebuah kelompok mampu menyimak dengan baik, maka pesan yang dibisikkan tersebut akan sama bunyinya antara yang dibisikkan guru dengan pesan yang diucapkan/dituliskan oleh siswa terakhir tadi. Jika dalam suatu kelompok ada siswa yang kurang cermat menyimak, maka pesan tersebut akan berbeda. Dari sepuluh pesan yang dibisikkan akhirnya nanti, kita dapat mengetahui, kelompok mana yang paling besar mendapat nilai pada permainan bisik berantai ini.

5. Model Simak – Ucapkan Model pembelajaran ini merupakan rangkaian kegiatan menyimak yang dilakukan guru dan murid. Guru mengucapkan sesuatu, murid menyimak dengan seksama, kemudian murid mengulangi apa yang diucapkan guru tersebut. Kegiatan ini sering disebut dengan dikte atau imla. Tingkat kesulitan dikte sangat tergantung pada panjang pendeknya kata/kalimat, jenis kata, kompleksitas isi, dan inhibisi yang diciptakan.

6. Model Simak – Lakukan Model pembelajaran ini melatih siswa menyimak perintah yang disampaikan secara lisan oleh guru. Guru memerintahkan sesuatu, kemudian murid melakukan atau menggerakkan badannya sesuai dengan perintah guru. Guru: “Berjalan ke depan lima langkah” Murid: (melakukan gerakan berjalan lima langkah ke depan)

7. Model Simak – Ambilkan Model ini masih berhubungan dengan menyimak perintah guru dengan cermat. Guru memerintah murid untuk mengambilkan sesuatu benda yang sengaja diletakkan guru di suatu tempat, kemudian murid mengambilkan benda tersebut lalu memberikan benda yang didapat tersebut kepada guru.

Contoh: Guru : “Tolong ambilkan pulpen di meja bapak yang berwarna hitam yang bapak letakkan di pojok sebelah kiri dekat gelas minuman teh”. Murid: (mengambilkan pulpen yang dimaksud, kemudian memberikan kepada guru)

8. Model Simak – Temukan Model ini sama dengan model (7) sebelumnya, siswa diminta untuk menemukan beberapa benda atau sesuatu (kata/gambar). Guru: “Temukan 5 dedaunan yang berbeda ukuran dan 5 bebatuan yang berbeda warna”. Murid: (berusaha mencari benda yang diminta)

9. Model Simak - Letakkan Model ini melatih daya simak siswa dalam menangkap perintah guru untuk meletakkan sesuatu pada tempat yang diinginkan guru.

Contoh: Guru: “Tolong, letakkan pensil ini di atas meja bapak di atas tumpukan buku sebelah kiri”. Murid: (meletakkan pensil tersebut sesuai dengan perintah guru)

10. Model Simak – Tebak Model pembelajaran ini merupakan dapat dikatakan lebih menyerupai permainan teka-teki atau tebak-tebakan. Guru memberikan sebuah teka-teki, kemudian murid mencoba mencari jawaban dari teka-teki tersebut.

Contoh: Guru: “Aku adalah sebuah bilangan, bila sebuah bilangan dikalikan dengan diriku, maka bilangan itu akan menjadi bilangan dasar terbesar”. “Siapakah aku?” Murid: “Aku adalah bilangan 3 (tiga)”

11. Model Simak - Jawab Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih cermat dalam memahami pertanyaan orang lain/guru. Dalam kesempatan ini guru memberikan sebuah pertanyaan yang harus dijawab siswa. Pertanyaan yang diberikan guru dapat berjenjang tingkat kesulitannya. Pertanyaan yang disampaikan guru tersebut dapat yang sederhana bahkan dapat juga lebih diarahkan pada latihan konsentrasi bukan sekadar pertanyan yang bersifat kognitif.

Contoh: Guru: “Dalam empat kali kita bertemu, senantiasa terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda. Pertemuan pertama di halaman sekolah pagi hari. Pertemuan kedua dan keempat di sekitar kantin sekolah pada waktu sore hari. Kapan dan di mana kita bertemu terakhir kali?” Murid: “Kita bertemu di sekitar kantin sekolah sore hari”.

TERIMA KASIH….