Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama : Melissa NIM : 1410221081 KEPANITERAAN KLINIK STASE SARAF RSUD AMBARAWA PERIODE 23 NOVEMBER-26 DESEMBER 2015 FK UPN “VETERAN” JAKARTA
Latar Belakang Meningitis TB merupakan bentuk/manifestasi klinis yang paling berbahaya /parah dari TBC dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada anak-anak dan dewasa.
Kenyataannya, terkadang masih sulit untuk mendapatkan bukti bakteriologis pada meningitis TB
Pemeriksaan mikroskopik LCS mempunyai sensitivitas Kultur LCS juga mempunyai sensitivitas
Oleh karena itu pemeriksaan diagnostik yang cepat dan akurat akan sangat menguntungkan dalam hal penatalaksanaan yang memadai dan penanganan tepat waktu pada pasien dengan suspek meningitis TB
Pemeriksaan NAA (nucleic acid amplification) merupakan teknik/alat diagnostik yang menarik untuk meningitis TB karena cepat dan diharapkan memiliki sensitivitas tinggi.
Metode Sampel LCS menggunakan LCS yang sudah ada di RS Penelitian disetujui oleh komite etik medik UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung Lokasi penelitian : RS Hasan Sadikin Bandung Diagnosa klinis meningitis : gejala klinis & kriteria LCS atau keduanya
Kriteria klinis meningitis : Sakit kepala, demam, kaku kuduk, dengan atau tanpa perubahan kesadaran Kriteria LCS : Hitung jenis sel > 10 sel/mm3, konsentrasi protein > 45 mg/dl, rasio LCS : glukosa darah < 0,5
Meningitis TB : pemeriksaan mikroskopik LCS (+) atau kultur (+) M Meningitis TB : pemeriksaan mikroskopik LCS (+) atau kultur (+) M.tuberkulosis Suspek meningitis TB : LCS yang khas ditambah dengan rontgen thorax yang mengarah TB ; limfadenitis yang mengarah limfadenitis TB ; ditemukan bakteri diluar Susunan saraf Suspek meningitis bakteri : LCS yang khas tanpa konfirmasi test bakteri
Meningitis kriptokokus : pemeriksaan tinta India (+) atau pemeriksaan antigen kriptokokus (+)
pasien diambil dari tahun 2006-2008 Gejala dan tanda meningitis dicatat menggunakan formulir yang sudah dibakukan, pemeriksaan LCS sebagai pemeriksaan rutin. Pemeriksaan rutin seperti rontgen thorax, dan pemeriksaan sputum dilakukan atas indikasi
Pemeriksaan neuroradiologi : -/+ Status HIV : tidak diketahui untuk pasien yang sudah meninggal sebelum inform consent diperoleh
Pemeriksaan LCS : Dilakukan lumbal pungsi Diambil 5-10 ml Dikirim ke lab < 1 jam Dibagi 2 tabung : Tabung 1 : mikroskopik LCS Tabung 2 : test mikrobiologi
Pewarnaan Ziehl Neelsen : bakteri tahan asam (TB) Pewarnaan tinta India : kriptokokus Pewarnaan Gram : bakteri
Real Time PCR untuk M. tuberkulosis : DNA di ekstraksi dari 0,2 ml sedimen LCS menggunakan QIAmp DNA mini kit Target amplifikasi menggunakan IS-6110 Kontrol negatif : 40 LCS pasien saraf non infeksi
Analisa data dan statistik : Kriteria eksklusi : meningitis bakteri, meningitis kriptokokus Data dengan distribusi normal : mean Data dengan distribusi tidak normal : median Digunakan Chi-Square test dan Mann Whitney test dengan nilai p < 0.05 (bermakna) SPSS versi 16
Hasil 230 pasien dengan suspek meningitis diambil, dan didapatkan data : Terbanyak laki-laki (60%) Umur rata-rata 30 tahun Gejala klinis setelah 14 hari Keluhan utama : sakit kepala (67%), perubahan kesadaran (31.3%) Pemeriksaan fisik : kaku kuduk (77,2%), penurunan kesadaran (52,6%) dan gejala neurologik fokal
Berdasarkan kultur LCS dan pemeriksaan mikroskopis
IS-6110 (+) pada 143 pasien 140 : meningitis TB 2 : meningitis kriptokokus 1 : suspek meningitis bakteri Kontrol negatif : IS-6110 (-)
Perbandingan modalitas diagnostik meningitis TB
Diskusi Pada penelitian ini RT PCR IS-6110 memiliki hasil positif yang tinggi (68%) pada pasien dengan suspek meningitis TB dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik (11%) dan kultur solid (36%) ; kultur liquid ( 44%)
Karakteristik LCS dan data klinis pada pasien dengan kultur negatif atau PCR positif sesuai dengan diagnosis meningitis TB Spesifitas PCR IS-6110 : 100% pada kontrol negatif
Tingkat kepositifan IS-6110 pada penelitian ini rendah pada pasien dengan infeksi HIV, sesuai dengan penelitian dari India , kemungkinan karena toksoplasmosis serebral dapat menyerupai meningitis TB.
Dua pasien dengan meningitis kriptokokus dan satu dengan meningitis bakteri mempunyai hasil PCR IS-6110 yang (+) Infeksi campuran antara MTb dengan kriptokokus dan bakteri lsin pernah dilaporkan sebelumnya
MTb pada pasien dengan meningitis bakteri dikonfirmasi dengan spoligotyping Pasien dengan PCR IS-6110 (+) tetapi kultur negatif , seringkali karena infeksi TB diluar SSP atau karena respon pengobatan yang baik
Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan hasil : PCR IS-6110 merupakan metode yang sangat sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis TB meningitis