Leha Silfiana ( ) Eka Yuli Budi Prastiwi ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LATAR BELAKANG MASALAH PERTANYAAN PENELITIAN
Advertisements

Judul Pengaruh Strategi Belajar dan Penerapan Al-Azhar Kelapa Gading
Norma & Arti Skor Tes.
Latar Belakang Masalah
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
URUTAN INVARIAN DAN KONSISTENSI INTERNAL DALAM TAHAPAN-TAHAPAN PERTIMBANGAN MORAL Oleh : Kelompok 2.
DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian Selasa jam 18.30
RELIABILITAS & VALIDITAS
Bab 9 Pengukuran dan desain instrumen dalam survei.
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
VALIDITAS Indah Mulyani.
Validitas & Reliabilitas Instrumen
TES PSIKOLOGI.
4 BAB II: KAJIAN PUSTAKA.
Seminar Akuntansi 2 By : Rafida Khairani, S.E.I, M.Si
BAB VI DEFINISI VARIABEL.
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
PENGUKURAN DALAM PEMANTAUAN MUTU
Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Psikometri Jenjang Studi : S1
Prinsip-Prinsip dalam Tes Psikologi
由NordriDesign提供
Metode Penelitian Perkembangan Manusia
Validitas Tes Psikologi Konsep, Pengukuran dan Interpretasi
Teori reliabilitas.
Validitas dan Reliabilitas
PENELITIAN KUANTITATIF
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
KUANTIFIKASI DAN OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS Pertemuan 2
ESTIMASI RELIABILITAS
Norma & Arti Skor Tes.
Pengembangan Instrumen Penelitian
VALIDITAS DAN REABILITAS
PRINSIP PENILAIAN (Retno Wahyuningsih).
RELIABILITAS & VALIDITAS
Reliabilitas.
Reliabilitas.
Metode Penelitian Seminar Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi
VALIDITAS TEORITIK/KONSEPTUAL EMPTIRIS KONSTRUK KONTEN INTERNAL
Aplikasi Validitas dan Reliabilitas
DATA PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULANNYA
Metode estimasi reliabilitas
Pembimbing : Dr. Asep Supena
HASIL EVALUASI BELAJAR
Instrumen Penelitian Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, karena kesimpulan hasil penelitian sangat bergantung pada data.
Kalibrasi instrumen.
PENGANTAR TES PSIKOLOGI “RELIABILITAS DAN VALIDITAS”
PENELITIAN KUANTITATIF Oleh, Fitria Hidayati Universitas WR Supratman
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PERTEMUAN KE -7 & 8 DDESEMBER 2009
Konstruksi Tes 11 Validitas Alat Ukur.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA & PENGUKURAN
AKUNTANSI KEPERILAKUAN “ Aspek Keperilakuan Pada Etika Akuntan”
NAMA KELOMPOK 3 : DIMAS ANGGIE LORENZA ( )
PENDAHULUAN KELOMPOK I: Norjanah Ervi Febrianti Eka Wahyu Syahdawaty
Gisely Vionalita SKM. M.Sc. Program Studi Kesehatan Masyarakat
Reliabilitas Alat Ukur
Muhlis Fajar Wicaksana, S. Pd., M. Pd
EVALUASI PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MANAJEMEN SISTEM UJIAN DAN PENILAIAN
PENELITIAN KUALITATIF
PENGUJIAN HIPOTESIS MENGUMPULKAN DATA
Chapter 07 Desain Pengukuran Sikap dan Teknik Pembuatan Skala
PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Raven’s Progressive Matrices (RPM) dan CFIT
VALIDASI.
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
NORMA DALAM PENGUKURAN PSIKOLOGIS
KONSTRUKSI ALAT UKUR (Definisi dan Tujuan)
EVALUASI PEMBELAJARAN
Transcript presentasi:

Urutan invarian dan konsistensi internal dalam tahapan-tahapan pertimbangan moral Leha Silfiana (134254055) Eka Yuli Budi Prastiwi (134254057) Rizal Agmas Tahta Pratama (134254064) Dwi Wahyu Kartika Sari (134254073) Sonie Setiawan (134254091)

Bab ini menyajikan hasil studi longitudional selama 20 tahun tentang perkembangan pertimbangan moral. Studi ini merupakan suatu upaya untuk mendokumentasi asumsi-asumsi dasar teori perkembangan kognitif mengenai pertimbangan moral dari Kohlberg.

Perkembangan moral berdasarkan pendapat Kohlberg lebih banyak memberi penekanan terhadap penalaran moral daripada perilaku moral

Kohlberg melakukan penelitiannya kepada anak-anak

Kohlberg menyiratkan bahwa perkembangan moral berkembang secara bertahap dan menurut tahapan urutan yang teratur

studi terdahulu mengenai pertimbangan moral tidak sepenuhnya mendukung pendapat konsep tahapan

Mengadakan Skoring Tahapan Moral

Ada tiga macam metode skoring, yaitu : Sentence Rating Global Story Rating Standard Issue Scoring

Reliabilitas Reliabilitas tahapan-tahapan untuk menetukan hasil dari pertimbangan moral. Koefisien relasi untuk mengetes dan mengetes ulang reabilitas itu berada di atas 90-an dengan skor di waktu 1 dan waktu 2. Pada saat wawancara sehubungan dengan tes dan tes ulang menggunakan skala titik untuk mendapatkan skor yang sama.Sehubungan dengan persoalan reliabilitas antar pengukuran angka-angkanya sama benar dengan realibilitas di atas 90-an.

Persentase kesepakatan dapat di bandingkan dengan reliabilitas tes dan tes ulang sekitar 100% dari sepertiga tahapan skor dengan menggunkan katagori 9 dan dua pertiganya menggunakan sistem katagori 13. Korelasi antara skor kematangan moral untuk reliabilitas bentuk wawancara yang diganti-ganti menunjukkan angka sekitar 95-99.

keabsahan Validitas konstruk memiliki 2 asumsi : Invariance dari urutan Keseluruhan struktural atau internal yaitu sifat umum dari penggunaan tahapan yang bertautan dengan masalah moral. Keabsahan dikatakan positif apabila dari analisis yang dilaksanakan mendukung asumsi teoritisnya. Sedangkan keabsahan dapat dikatakan negatif apabila teorinya yang salah, atau tesnya yang salah, atau kedua-duanya salah.

Hasil kesalahan pengukuran yaitu terjadinya penyimpangan dari penelitian pertama dan penelitian berikutnya pada suatu individu. Frekuensi penyimpangan dalam urutan data dari pnelitian yang dilakukan secara berkala adalah sekitar 4%. Menurut Teori perkemangan-kognitif setiap tahapan merupakan syarat bagi tahapan berikutnya

Konsistensi Internal Menurut teori perkembangan kognitif,maka setiap tahapan membentuk suatu kesluruhan yang berstruktur Persentase rata-rata dari penalaran pada tahapan mode individu ialah: 68% untuk bentuk A, 72% untuk bentuk B, 69% untuk bentuk C,dan 67% untuk gabungan bentuk A,B,dan C

Pesentase rata-rata dari penalaran yang digunakan oleh subyek ialah: 98% untuk bentuk A , 97% untuk bentuk B, 99% untuk bentuk C,dan 99% untuk kombinasi bentuk A,B,dan C.

Analisis Faktor Untuk kelompok usia individu dan untuk sampel dari kelompok, dimunculkan tidak lebih dari satu faktor yang dapat diinterpretasikan. Pertimbangan moral seperti yang diukur dengan Standard Interview Form A, B , dan C, dan diskor dengan menggunakan Standard Issue Skoring, merupakan suatu ranah (domain) yang umum dan tunggal.

Relasi Antara Tahapan Pertimbangan Dengan Usia Memperhatikan norma usia dalam sebuah sampel dengan wawancara dari berbagai sumber, yaitu : Usia 10 tahun : Skor 1, 2, 1/2, 2/3 Usia 13-14 tahun : Skor 2 atau 3 atau 4 Usia sekitar 20 tahun : Skor 3 atau 4 Usia 25 dan 35 tahunan : Skor 3 dan 4, subjek-subjek yang diskor pada Tahapan Post Konvensional (tahapan 4/5 atau 5), pada usia 20 tahun ke atas.

Kohlberg dan Kremer (1969) menyimpulkan dalam analisisnya, bahwa “tidak ada cara pemikiran baru sehubungan dengan situasi moral, yang ditemukan pada masa dewasa dan tidak ditemukan pada masa remaja”., hal ini menjelaskan bahwa sistim skoring yang dulu tidak mampu membedakan secara tegas di antara berbagai pertimbangan moral pada tahapan-tahapan 3, 4, dan 5yang di atas permukaan tampak sama.

Model Tahapan Hasil penelitian juga mendukung asumsi model tahapan melalui urutan perkembangan yang invarian. Dengan beberapa perkecualian yang dapat dicari penyebabnya pada kesalahan Skoring. Dalam model tahapan perkembangan mendapatkan kritikan dalam ranah (domain) kognitif oleh Fiavell (1971) dan, yang lebih langsung lagi, dalam ranah (domain) pertimbangan moral, oleh Rest (1979).

Rest sepakat dengan Kohlberg bahwa bentuk-bentuk pertimbangan moral yang secara kualitatif berbeda, hal itu dikarenakan diidentifikasi yang mencakup penambahan penggunaan tipe-tipe yang lebih maju dan canggih.