Perencanaan SDM Sebagai Proses Pengambilan Keputusan Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc
Teori Dasar Pengambilan Keputusan Untuk Perencanaan SDM
Tiga Tingkat Keakuratan Dalam membuat alternatif keputusan mengenai prediksi permintaan SDM sebagai perencanaan SDM dapat terjadi tiga tingkat keakuratan sebagai spektrum dalam proses pembuatan keputusan. Spektrum tingkat keakuratan pengambilan keputusan tersebut terdiri dari: Keakuratan tinggi (certainty) Keputusan beresiko (risk) Tidak akurat (uncertainty)
Certainty Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan mempergunakan data kuantitatif yang cukup dan lengkap dengan analisis mempergunakan perhitungan statistik yang relevan. Spektrum keputusan ini terbatas pada prediksi untuk membuat perencanaan SDM dari segi jumlahnya (perencanaan kuantitatif) dan tidak dapat dipergunakan untuk menetapkan kualifikasi SDM yang dibutuhkan (perencanaan kualitatif).
Certainty Oleh karena pembuatan keputusan ini dilakukan dengan mempergunakan perhitungan statistik, maka hasil yang diperoleh hanya satu keputusan yang sudah diketahui konsekuensinya sebelum keputusan dilaksanakan. Alternatif yang harus dipilih adalah melaksanakan atau tidak melaksanakan keputusan tentang jumlah SDM yang dibutuhkan di masa depan sebagai perencanaan SDM kuantitatif.
Risk Keputusan ini merupakan hasil analisis data/informasi kuantitatif yang tidak lengkap, kemudian dilengkapi dengan informasi kualitatif, sehingga penggunaan statistik menjadi bersifat terbatas. Setiap alternatif keputusan sudah diketahui dampak atau konsekuensinya jika dipilih untuk dilaksanakan. Alternatif keputusan harus dipilih yang paling kecil negatifnya atau resiko kekeliruan atau kegagalannya jika dilaksanakan.
Risk Analisis yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan beresiko ini adalah analisis SWOT.
Uncertainty Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan informasi kualitatif karena tidak tersedia data kuantitatif yang akurat. Prosesnya dilakukan melalui analisis berpikir rasional dalam mempertimbangkan pendapat, pengalaman, saran, intuisi, dll dan para perencana dan manajer yang ikut serta dalam membuat perencanaan SDM. Alternatif keputusan tidak diketahui kelebihan dan kelemahannya, tidak diketahui dampak atau konsekuensinya jika dilaksanakan, namun keputusan harus diambil.
Spektrum Pengambilan Keputusan dalam Perencanaan SDM
Tiga Spektrum Keputusan Perencanaan SDM Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Sebagian Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Tidak Terprogram 1. Prosedur membuat perencanaan SDM dapat diprogramkan dengan analisis statistik/data kuantitatif. 1. Sebagian prosedur membuat perencanaan SDM dapat diprogramkan untuk data kuantitatif kecuali data kualitatif. Prosedur membuat perencanaan SDM tidak dapat diprogramkan, semua data kualitatif. 2. Waktu untuk membuat perencanaan SDM signifikan, karena tanpa pertimbangan pengalaman, keyakinan, pendapat, intuisi dll 2. Waktu untuk membuat perencanaan SDM relatif lama, karena dapat terjadi pertentangan dalam menginterpretasi data kuantitatif yang tidak lengkap. 2. Waktu untuk membuat perencanaan SDM lama, karena selalu terjadi pertentangan pendapat, pengalaman, keyakinan, intuisi dll
Keputusan Perencanaan SDM Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Sebagian Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Tidak Terprogram 3. Jika data kuantitatif sama, tidak perlu mengulangi pembuatan perencanaan SDM, sebagai keputusan dapat diimplementasikan ulang 3. Data pembuatan perencanaan SDM dapat sama, tetapi keputusan dapat berbeda, karena perbedaan interpretasi (pendapat tidak sama) 3. Data pembuatan perencanaan SDM berbeda, keputusan tidak mungkin sama 4. Wewenang pembuatan perencanaan SDM dapat dilimpahkan pada manajemen tingkat menengah bawah 4. Pembuatan perencanaan SDM merupakan wewenang manajemen tingkat atas, maksimum dapat dilimpahkan pada manajemen tingkat menengah 4. Pembuatan perencanaan SDM wewenang manajemen tingkat atas, peranan manajemen tingkat menengah membantu
Keputusan Perencanaan SDM Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Sebagian Terprogram Keputusan Perencanaan SDM Tidak Terprogram 5. Masalah perencanaan SDM yang sama, diselesaikan dengan data yang sama 5. Masalah perencanaan SDM yang sama datanya mungkin sama dan mungkin pula berbeda 5. Masalah perencanaan SDM yang sama diselesaikan dengan informasi yang berbeda
Peluang Tingkat Ketepatan Perencanaan SDM Sebagai Keputusan Data Untuk Perencanaan SDM Certainty Risk Uncertainty 1. Data kuantitatif lengkap Tinggi Rendah 2. Data kuantitatif tidak lengkap Tinggi/Rendah Rendah/Tinggi 3. Data kuantitatif tidak ada
Kegiatan yang Diperlukan Sebelumnya Untuk memprediksi jumlah SDM yang dibutuhkan perlu dilakukan pencatatan dan penyimpanan data secara tertib dan sistematik dalam sistem informasi SDM sejak awal organisasi/perusahaan didirikan. Data/informasi untuk perencanaan SDM dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yang terdiri dari data kuantitatif dan informasi kualitatif. Pengambilan keputusan berupa perencanaan SDM hanya dapat dilakukan dengan analisis kuantitatif apabila data kuantitatif tersedia lengkap, dan analisis kualitatif dilakukan jika data kuantitatif tidak tersedia.
Analisis kuantitatif digunakan untuk memprediksi jumlah SDM yang diperlukan di masa depan, sedang analisis kualitatif digunakan dalam menetapkan kualifikasi yang harus dipenuhi calon pekerja untuk mengisi pekerjaan/jabatan kosong, baik dari sumber internal maupun eksternal.
Variabel dan Data yang Dapat Dipergunakan dalam Perencanaan SDM sebagai Pengambilan Keputusan Data/informasi Jenis data/informasi Sumber renstra dan renop 1. Tujuan bisnis Laba maks atau laba min, Kuant 2. Struktur organisasi Jenis dan jenjang jabatan manajer dan staf (dapat bertambah atau berkurang atau tetap) Kuan dan kuali 3. Bidang/jenis bisnis Jabatan fungsional/profesional/keahlian produk lini (dapat bertambah atau berkurang atau tetap) 4. Teknologi baru Jenis, jumlah dan waktu mempergunakannya dalam proses produksi (barang atau jasa) 5. Kebijaksanaan SDM Jumlah promosi, pindah, berhenti, diberhentikan, demosi