INKOMPATIBILITAS SEDIAAN SALEP Dwi Endarti, SF, M.Sc, Apt. LAB MANAJEMEN FARMASI DAN FARMASI MASYARAKAT BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UGM 5/26/2018
Definisi Sediaan Salep Salep (unguenta/ointment) : bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa. Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan tujuan penggunaannya. Beberapa variasi dari prototipe salep banyak digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya. Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata. 5/26/2018
Macam sediaan salep Unguenta : mengandung relatif lebih sedikit bahan dan perbedaan pokok dengan yang lainnya pada konsistensi; bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan membentuk lapisan penutup pada permukaan kulit. Krim : jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi yang lebih lunak dan mengkilat, biasanya digunakan pada daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif. Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi; popular digunakan pada bidang dermatologi, bersifat kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh, membentuk dan mempertahankan lapisan pelindung pada area yang diaplikasikan. 5/26/2018
Macam sediaan salep Cerata : salep berlemak, mengandung malam dalam persentase tinggi, titik lebur tinggi. Jeli : salep yang sangat tipis, hampir cair, mengandung sedikit atau tanpa malam, digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan melicinkan dan sebagai basis obat, biasanya terdiri dari campuran sederhana lemak dengan titik leleh rendah dan minyak. 5/26/2018
Fungsi Salep Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk penggunaan pada kulit (topikal) Pelumas pada kulit Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit 5/26/2018
Pemilihan dasar salep Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar salep : sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi (obat yang terhidrolisis cepat lebih stabil dalam basis hidrokarbon dibandingkan basis berair) karakteristik umum kulit pasien (kering atau berminyak) daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau gundul) jenis lesi yang terjadi (kering atau serous) efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat terhadap bahan pembawa aksi bahan pembawa pada kulit 5/26/2018
Kualitas Dasar Salep (basis) Stabil : salep harus stabil selama masih digunakan untuk pengobatan (bebas inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar, kelembaban yang ada dalam kamar) Lunak : krn salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi, inflamasi shg semua zat keadaan halus dan seluruh produk harus lunak dan homogen Mudah dipakai : salep yang sulit dipakai salep yang sangat kaku (keras) atau sangat encer. 5/26/2018
Kualitas dasar salep (basis) Dasar salep yang cocok : dasar salep harus dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya, dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi obat, mampu melepaskan obat pada daerah yang diobati, dapat membentuk lapisan film penutup, mudah dicuci sesuai yang diperlukan. Terdistribusi merata : obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep. 5/26/2018
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia Stabil, bereaksi netral, tidak mengotori, tidak mengiritasi, tidak menimbulkan dehidrasi, tidak beraksi menghilangkan lemak, tidak higroskopis, dapat dihilangkan dengan air, dapat dicampur dengan semua obat 5/26/2018
Ciri dasar salep yang ideal secara fisika-kimia bebas dari bau yang tidak enak, tidak memberi noda, mampu memenuhi sebagai medium bagi obat yang tak larut dalam lemak atau air, efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah, dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer, dapat mengandung 50% air, mudah dibuat, meleleh atau melunak pada suhu badan. 5/26/2018
Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe dasar salep dan akhir penggunaan). 5/26/2018
Penggolongan basis berdasarkan keadaan Dasar salep anhidrus Minyak hidrofob : minyak mineral (vaselin, paraffin), minyak dari hewan (adeps lanae), minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum, Ol. Cocos) Minyak hidrofil : dasar salep tercuci (aquaphor, carbowax, polysorb) Dasar salep yang mengandung air Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin) Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic ointment USP, cold cream, vanishing cream) Dasar salep yang mengandung serbuk Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide ointment USP) Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in hydrophilic petrolatum) 5/26/2018
Penggolongan Basis berdasarkan komposisi Dasar salep berminyak/berlemak (vaselin, paraffin cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an, silicon) Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic ointment petrolatum dan dasar salep yang baru : aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase hydrophilic). Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment USP) Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream, vanishing cream, Hydrophilic ointment, Emulsifying ointment dan emulsifying wax ) 5/26/2018
Dasar salep Berlemak/Berminyak Vaselin terdiri dari vaselin putih dan vaselin kuning. Vaselin putih : bentuk yang telah dimurnikan/dipucatkan warnanya dengan asam sulfat shg tidak boleh digunakan pada salep mata krn akan mengiritasi. Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan menyerap air 5%, dapat ditingkatkan dengan menambah kholesterol. 5/26/2018
Dasar salep Berlemak/Berminyak Parafin adl paraffin padat, digunakan untuk mengeraskan salep krn titik lebur campuran naik. Paraffin cair, ada dua kualitas, yang viskositasnya encer digunakan untuk pembuatan vanishing cream, yang viskositasnya kental digunakan untuk pembuatan cold cream. Minyak tumbuh2an ditambahkan pada dasar salep sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur. Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi solid dan berwarna putih, keuntungan : makin stabil, tidak tengik, menambah daya absorpsi air. 5/26/2018
Dasar salep Berlemak/Berminyak Jelene : terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam, fase air mudah bergerak shg difusi obat ke media sekelilingnya dapat terjadi lebih baik. Silikon : dikenal dengan dimetikon, suatu semi polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan suatu hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon termasuk dasar berminyak, bila dipegang rasanya seperti minyak, tak campur dengan air. Silicon stabil pada suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi, Contoh sediaan ; Silicone hydrophilic ointment, silicone absorption base, silicone emulsion base. 5/26/2018
Dasar Salep Absorpsi Ada dua tipe pokok dasar salep absorpsi : Dasar salep anhidrus: dapat menyerap air dan membentuk emulsi A/M (adeps lanae dan hydrophilic petrolatum). Dasar salep anhidrus dan merupakan emulsi A/M tapi masih mampu menyerap air yang ditambahkan (cold cream, lanoline), tidak mudah dicuci, tidak tercuci, krn fase kontinu adl minyak. Adeps lanae digunakan sbg lapisan penutup dan melunakkan kulit tetapi banyak yang alergi. Hydrophilic petrolatum digunakan sebagai pengganti adeps lanae. 5/26/2018
Dasar Salep Emulsi Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin, cold cream). Lanolin adalah adeps lanae cum aqua digunakan sbg pelumas dan penutup kulit serta bersifat lebih mudah digunakan. Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan pelelehan cera alba, cetacium dan Ol. Amygdalarum ditambah larutan borax dlm air panas, diaduk sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru krn Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sbg pendingin, pelunak dan sbg pembawa obat. Hydrophilic ointment: dapat ditambah cairan obat tanpa merubah viskositasnya, mudah dicuci dari kulit. Vanishing cream, digunakan sbg dasar kosmetik dan pengobatan kulit. Emulsifying ointment dan emulsifying wax : tipe M/A krn natrium lauril sulfat larut dalam air. 5/26/2018
Inkompatibilitas Sediaan salep Inkompatibilitas : tak tercampurkannya bahan-bahan obat dalam suatu formula sediaan obat yang diresepkan. Akibat : perubahan efek, perubahan penampilan Peran farmasis : pengatasan problema inkompatibilitas dengan beberapa alternatif 5/26/2018
Beberapa inkompatibilitas bahan obat dalam sediaan salep Polietilenglikol (PEG) : PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate, asam undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix liquida. PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam Peruvian, dan tannin. Silikon : bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak, gliserin dan malam, minyak tumbuh2an, dan paraffin liq. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Asam undesilinat (undecylenic acid) : digunakan dalam bentuk garam (zinc undecylenate) digunakan pada salep tidak menyebabkan inkompatibilitas. Urea : membentuk campuran eutetik dengan chloral hydrate, pyrocatechol, pyrogallol. Asam salisilat : menyebabkan inkompatibilitas akibat asam dan salisilat nya. Methyl salicylate : inkompatibel dengan volatile oil dan salisilat. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Resorcinol : Warna menjadi gelap oleh adanya alkali; Membentuk komponen yang berwarna dengan ferric chloride, chloroform, formaldehyde, beberapa gula. Membentuk campuran eutetik dengan acetamide, acetanilide, antipyrin, camphor, chloral hydrate, menthol, phenol, pyrogallol dan urethane. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Resin : mencair atau melunak bila dicampur dengan camphor, menthol, phenol, phenyl salicylate, thymol atau urethane. Promethazine hydrochloride (phenergan) : Bersifat asam, inkompatibel dengan alkali, dirusak oleh oksidator. Procaine hydrochloride : diendapkan oleh alkali dan alkaloid, inkompatibel dengan mild mercurous chloride, mercuric chloride, garam perak, dan oksidator. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Phenol : membentuk campuran eutetik dengan acetanilide, aminopyrine, chloral hydrate, camphor, menthol, resorcinol, phenyl salicylate dan thymol. Menthol : dirusak oleh oksidator kuat, sifat inkompatibilitas : liquefaction, membentuk campuran eutetik dengan betanaphthol, borneol, chloralhydrate, camphor, phenol, resorcinol, thymol, urethane, pyrocatechol, pyrogallol. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Naphthalene (naphthalin) : inkompatibel dengan oksidator kuat, membentuk campuran eutetik dengan phenol, phenyl salicylate, dan beberapa komponen organic lain. Betanaphtol : inkompatibel dengan oksidator dan membentuk komponen yang bervariasi dengan beberapa asam. Membentuk suatu massa yang lembab bila dicampur dengan antipyrine, camphor, menthol, phenol dan phenyl salicylate. Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam borat dan sodium borat, bukan pelarut yang baik untuk volatile oil, camphor, menthol, dan resin, pelarut yang baik untuk phenol. Inkompatibel dengan oksidator kuat. Bila dicampur dengan tannin, phenol, salisilat menyebabkan warna menjadi gelap yang dapat dicegah dengan penambahan sedikit sodium citrate. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Lidocaine hydrochloride : inkompatibel dengan garam alkali. Iodoform : dirusak oleh cahaya, alkali, tannin dan mild mercurous chlorides, inkompatibel dengan mercuric oxide. Vioform (iodochlorhydroxyquin) : Bila dicampur dengan bacitracin akan menyebabkan inaktifasi sampai 10%. Ichthammol (ichthyol) : diendapkan oleh asam dan mineral dan garam asam, dan dirusak oleh alkali. Membentuk komponen tak larut dengan mild mercurous chloride, resorcinol dan potassium iodide. 5/26/2018
…inkompatibilitas bahan obat dalam salep Asam benzoate : inkompatibel dengan besi, perak dan merkuri. Balsam Peruvian : menyebabkan masalah pada salep karena tidak dapat bercampur dengan baik dan menjadi kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan separuh jumlah balsam terlebih dulu dengan castor oil. Bacitracin : diurai oleh larutan alkali kuat. Diinaktivasi oleh sodium thiosulfate dan oksidator. Diendapkan oleh garam logam berat, asam benzoate, asam salisilat, tannic acid, dan sodium chloride konsentrasi tinggi. Perborates : inkompatibilitas dengan oksidator dan borat. 5/26/2018
Resep 1 R/ Menthol 0,200 Ephedrin 0,200 Paraff. Liq. ad 30 Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan akan memisah lagi). 5/26/2018
Resep 2 R/ Phenol 1 Camphor 6 Vaselin ad 50 Problema : Pada campuran fenol dan kamfer (14% fenol) tidak akan terjadi larutan dan akan didapat serbuk yang keruh. Pengatasan : sekurang2nya diperlukan 24% fenol 5/26/2018
Resep 3 R/ Cocain Hydrchl. Menthol Phenol aa 10 Problema : Pembuatan larutan anestetik dengan pelelehan, tetapi setelah didiamkan beberapa lama pada suhu kamar terjadi penghabluran yang terjadi dari persenyawaan 1 mol cocaine Hydrochl dengan 2 mol Phenolum. Pengatasan: dapat dicegah dengan mengganti sekurang-kurangnya 2/3 bagian dari garam kokaina hidroklorida dengan basa nya. 5/26/2018
Resep 4 R/ Borax 0,5 Hydrargyr. Chloride 0,050 Vaselin alb. ad 20 Problema : Boraks membentuk raksa oksida yang berwarna kuning dari Hg Cl2. Pengatasan : Reaksi dapat diperlambat dengan jalan menggerus kedua garam tersebut dalam keadaan tidak terlarut dengan sebagian vaselin kemudian baru dicampurkan. 5/26/2018
Resep 5 R/ Iodi 0,6 Calomel 2,5 Vaselin 6 Problema : terjadi reaksi : HgCl2 + I2 HgI2 + HgCl2 Pengatasan : Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan. 5/26/2018
Resep 6 R/ Phenol 0,300 Hydrarg. Oxyd. Flav. 0,150 Vaselin alb. 30 Raksaoksida direduksi oleh fenol sehingga salep berwarna tua jika fenol dan raksaoksida dicampurkan bersama-sama baru ditambahkan vaselin. Pengatasan : fenol dan raksaoksida dicampur dengan sebagian vaselin dulu. 5/26/2018
Resep 7 R/ Hydrarg. Oxyd 0,100 Cocaini Hydrochl 0,050 Vaselin ad 10 Terbentuk HgCl2 pada salep mata tersebut, menyebabkan bekerjanya merangsang Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan 5/26/2018
Resep 8 R/ Ung. Merc. Praec.flav. 3% 10 Sol. Adrenal. Hydrochl. gtt X Cocain. Hydrochl. 0,100 Larutan adrenalin bereaksi asam pada kombinasi salep mata tersebut, tidak dikehendaki 5/26/2018
Resep 9 R/ Anaesthesin 0,4 Natrii Bicarb. 0,4 Acid salicyl. 0,2 Vaselin ad 50 Dibuat dengan mencampurkan ketiga zat-zat padat secara terpisah-pisah dengan sebagian vaselin. Setelah didiamkan 1 hari, tutup dari wadah salep akan terlepas disebabkan oleh terbentuknya CO2. 5/26/2018
Resep 10 R/ Mild silver protein 5% Pet. Alba 15 M ungt. Problema : mild silver protein tidak larut dalam petrolatum sehingga salep menjadi kasar dan kotor. Pengatasan : mild silver protein dilarutkan dulu dalam gliserin atau air sedikit mungkin 5/26/2018
Resep 11 R/ Sulfathiazole 10% Calamine 5% Phenol 1% Ung. Aqua rosae qs ad 30 M ungt. Problema : cold cream suatu emulsi akan dirusak oleh calamine, garam logam berat dan asam. Pengatasan : basis cold cream diganti dengan white petrolatum, sbg parfum ditambahkan satu tetes rose oil. 5/26/2018
Resep 12 R/ Betanaphthol 4 Sulfur 2 Balsam peruv 15 Pet. Alba qs ad 90 M ungt. Problema : terjadi pemisahan resin dari balsam Peruvian shg pada penyimpanan salep menjadi menggumpal dan kotor. Pengatasan : balsam dilarutkan dulu dalam castor oil sama banyak. Basis white petrolatum diganti dengan white unguentum untuk mendapatkan salep yang lebih keras. 5/26/2018
Resep 13 R/ Methyl salicylate 20 Belladona extract 5 Aquaphor 15 Lanolin q s ad 60 M ung. Problema : sediaan terlalu cair untuk dibuat menjadi salep. Pengatasan : metal salisilat diabsorpsi dengan amilum atau ditambahkan 15% malam putih untuk menghasilkan salep yang lebih kental. 5/26/2018
Resep 14 R/ Precipitated sulfur 2% Salicylic acid 5% I.O.D 2% Vanishing cream qs ad 30 M ung. Problema : asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing cream pecah. Pengatasan : ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic emulsifier. 5/26/2018
Resep 15 R/ Camphor 2% Menthol 5% Plastibase qs ad 30 M ung. Problema : camphor dan menthol menyebabkan basis salep menjadi mencair. Pengatasan : dibuat campuran eutetik antara camphor dengan menthol dan diadsorpsi terlebih dulu dengan amilum, baru dicampurkan dengan plastibase. 5/26/2018
Resep 16 R/ Coal tar 5% Zinc oxide 10% Starch 10% Petrolatum qs ad 30 Problema : jika semua bahan dicampur bersama maka terbentuk salep berwarna hitam, jika zinc oxide dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan coal tar, kemudian starch, maka akan terbentuk salep berwarna abu-abu, jika coal tar dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan zinc oxide dan starch, maka akan terbentuk salep berwarna hijau. Pengatasan : ditambahkan coloring agent untuk menutup atau menyamarkan warna. 5/26/2018
Resep 17 R/ Resorcinol 20 Hydrarg. Chloride. Mit. 15 Ung. Aq.rosae qs ad 100 Problema : Sodium borat dalam ung, aq.rosae menyebabkan semua komponen berwarna gelap. Pengatasan : basis diganti dengan white petrolatum dan sbg parfum tambahkan satu tetes rose oil. 5/26/2018
Resep 18 R/ Bacitracin 500 u/gm Sod.sulfathiazole 10% Washable base qs ad 30 M. ung. Problema : sifat alkalis sod.sulfathiazole akan menguraikan bacitracin. Pengatasan : gunakan sulfathiazole sbg pengganti sod. sulfathiazole. 5/26/2018
Resep 19 R/ Allantoin 5 Urea 1 Sulfur 2 Ung.aq.rosae qs ad 30 m.ung. Problema : allantoin diurai oleh sifat basa dari ung.aq.rosae shg menyebabkan perubahan warna. Pengatasan : ganti basis dengan white petrolatum dan sbg parfum tambahkan beberapa tetes rose oil. 5/26/2018
Resep 20 R/ Hydrocortisone tab xxx Water to levigate qs Aquaphor qs ad 30 Problema : penggunaan tablet untuk mendapatkan zat aktif hidrokortison tidak dibenarkan, tablet mengandung bahan-bahan lain yang tidak diminta dalam resep dan mungkin tidak dikehendaki adanya. Pengatasan : seharusnya digantikan dengan zat aktif dalam bentuk micronized bulk powder krn memiliki keuntungan serbuk lebih mudah terdispersi, lebih efektif dan mengurangi iritasi; 5/26/2018
Latihan 1 R/ Ppt. sulfur 2% Salicylic acid 5% Peru balsam 3% Cold cream qs ad 30 m.ung. 5/26/2018
Latihan 2 R/ Neocalamine 5% Benzocaine 1% Sulfathiazole 10% Cold cream 60 m.ung. 5/26/2018
Latihan 3 5/26/2018
Latihan 4 5/26/2018
Latihan 5 5/26/2018
Latihan 6 5/26/2018
Latihan 7 5/26/2018
Formula dasar salep (basis) Index Formula dasar salep (basis) 5/26/2018
White ointment R/ white wax 50 g white petrolatum 950 g 5/26/2018
Hydrophilic petrolatum R/ cholesterol 30 g stearyl alcohol 30 g white wax 80 g white petrolatum 860 g 5/26/2018
Cold cream R/ cetyl esters wax 125 g white wax 120 g mineral oil 560 g sodium borate 5 g purified water 190 ml 5/26/2018
Hydrophilic ointment R/ methylparaben 0,25 g propylparaben 0,15 g sodium lauryl sulfate 10 g propylene glycol 120 g stearyl alcohol 250 g white petrolatum 250 g purified water qs ad 1000 g 5/26/2018
Polyethylene glycol ointment R/ polyethylene glycol 3350 400 g polyethylene glycol 400 600 g 5/26/2018
Vanishing cream R/ Acd. stearin. 142 Glycerin 100 Natr. biborat. 2,5 Triaethanolamin. 10 Aq. dest. 750 Nipagin q.s. 5/26/2018