Ada Dawet Ayu di Banjarnegara Jika Anda mudik lewat jalur selatan dan punya waktu longgar, tak ada salahnya mampir ke Kabupaten Banjarnegara menikmati segelas dawet ayu. Minuman tradisional campuran dawet beras, santan, dan gula kelapa itu terasa segar untuk berbuka puasa atau dinikmati saat siang hari. Penjual dawet ayu yang khas dengan gerobak warna hijau dan patung wayang kayu Semar-Gareng di atas pikulan akan menyapa Anda dengan ramah dalam bahasa khas Banyumasan. Mereka berjejer di tepi jalan begitu memasuki pusat Kota Banjarnegara, tak terkecuali di alun-alun Kota Banjarnegara. Hanya dengan Rp 2.000 hingga Rp 2.500, segelas dawet ayu sudah bisa Anda nikmati. Supriatin (35), pedagang dawet ayu di alun-alun Banjarnegara, Rabu (17/8/2011) kemarin, mengatakan, dirinya sudah berjualan dawet ayu selama 10 tahun. Seluruh bahan pembuatan dawet menggunakan bahan alami. Warna hijau dawet diperoleh dari perasan daun pandan. Sementara pemanisnya menggunakan gula kelapa. Jika saat ini wadah dawetnya adalah termos, nanti saat lebaran wadah dawet diganti dengan wadah dari gerabah. "Soalnya kalau pakai gerabah gampang pecah. Izin jualan di sini juga cuma sebentar. Kalau pas Lebaran, waktu jualan sehari penuh," kata Supriyatin. Niryati (42), pedagang yang sudah berjualan dawet ayu selama 20 tahun, mengatakan, dawet Banjarnegara pertama kali dinamakan dawet ayu oleh Presiden Soeharto. Saat meresmikan PLTA Mrica tahun 1980-an, presiden disuguhi dawet banjarnegara. Merasa enak, Pak Harto kemudian menamai dawet berwarna hijau itu dengan nama dawet ayu. Soeharto juga menambahkan asesoris wayang kayu semar dan gareng di atas pikulan dawet supaya dawet lebih menarik. "Pernah saya pesan wayang kayu di Yogya dikasih Semar sama Petruk, ya tidak bisa saya pasang, harus Semar sama Gareng," kata dia. Selain di Banjarnegara, penjual dawet ayu juga sudah menyebar ke banyak pulau. Ikhsan (42) misalnya, pernah berjualan sampai ke Binjai, Sumatera Utara. Saat ini Ikhsan juga berjualan di alun-alun Banjarnegara. Dari Purwokerto, Anda bisa lewat Mandiraja sampai Banjarnegara. Jika Anda ingin melanjutkan perjalanan lewat jalur selatan, Anda bisa lewat jalan tembus dari Mandiraja ke Gombong, melewati Waduk Sempor. Pemandangan di jalur lintas itu indah, melewati jalan yang halus dan berliku. Hamparan sawah berundak-undak membentang indah. Jadi, sembari mudik, nikmati perjalanan dengan mampir minum es dawet dan menikmati pemandangan baru.