1 MOTIVASI 2
NAMA KELOMPOK 1. Zendy Permana (114674220) 2. Endry Dwi L (114674227) 3. Achmad Jainuri (114674230) 4. Sella Erista A (114674231) 5. Azizah Febrinia Kusuma W.(114674232) 2
DEFINISI MOTI VASI Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya 3 2
DEFINIS BERDASARKAN PARA AHLI Sondang P. Siagian (1995:138) : Daya pendorong yang mengakibatkan sesorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Hamalik, (1992:173) : perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
Tiga Komponen Utama Motivasi : 1. Kebutuhan. Kebutuhan adalah segi pertama motivasi, timbul dalam diri sesorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya 2. Dorongan. Usaha pemenuhan kekurangan secara terarah dan berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam/ luar diri seseorang. 3. Tujuan. Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan kata lain, dengan tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.
Proses Timbulnya Motivasi Seseorang. Kebutuhan yang belum terpenuhi Mencari dan memilih cara cara memuaskan kebutuhan Perilaku yang diarahkan pada tujuan Evaluasi prestasi Imbalan atau hukuman Kepuasan Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI Berdasarkan Siagian (2002) Karakteristik Biografi yang meliputi : - Usia. - Jenis Kelamin. - Status perkawinan. - Masa Kerja 2. Kepribadian Kepribadian > motivasi kerja > bereaksi dan berinteraksi. 3. Persepsi Interpretasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai lingkungan sekitarnya akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada gilirannya menentukan faktor – faktor yang dipandangnya sebagai faktor organisasional yang kuat. 4. Kemampuan belajar Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh seseorang diberbagai tingkat lembaga pendidikan. Salah satu bentuk nyata dari telah belajarnya seseorang adalah perubahan dalam persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam tindakan.
5. Nilai – nilai yang dianut Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan dengan sistem nilai sosial yang berlaku di berbagai jenis masyarakat dimana seseorang menjadi anggota. 6. Sikap Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. 7. Kepuasan kerja Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan organisasionalnya. 8. Kemampuan Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis : Kemampuan fisik meliputi kemampuan manusia dalam menyelesaikan tugas–tugas organisasi yang bersifat fisik kemampuan intelektual meliputi kemampuan manusia dalam organisasi yang dilihat dari cara berfikir dalam menyelesaikan masalah.
Sifat Motivasi Ada dua sifat motivasi (Dimyati dan Mudjiono, 2002:90): Motivasi Intrinsik Motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang pegawai mempelajari sebuah metode kerja baru karena ia termotivasi untuk mengetahi isi dari metode kerja baru tersebut Motivasi Ekstrinsik Dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ini dikarenakan mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar Contoh: Ia bekerja karena terdorong oleh pimpinan, karena takut mendapatkan hukuman.
Beberapa teori motivasi Sondang P. Siagian (1995) Teori Kebutuhan Sebagai Hierarki (Abrahan H. Maslow) mengklasifikasikan kebutuhan manusia dalam lima hierarki kebutuhan terkait motivasi, yaitu : a. Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan perumahan. b. Kebutuhan Keamanan . Mencakup segi fisik maupun psikologis. c. Pemuasan Kebutuhan Sosial. Kebutuhan Sosial tercermin dalam bentuk “perasaan”, yaitu : Perasaan diterima oleh orang lain dengan siapa ia bergaul dan berinteraksi di dalam organisasi.
d. Kebutuhan Esteem (Harga Diri) Karena semua orang memiliki harga diri maka dari itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan ini meliputi, pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
2. Teori X dan Y Dipopulerkan oleh Douglas McGregor dalam bukunya The Human Side of Enterprise. Intinya, yaitu : Teori “X” yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku negatif. Teori “Y” yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif.
3. Teori Motivasi Hegiene (Teori Dua Faktor) Dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Moticasi berasal dari dua faktor, yakni : pegawai/perkerja > puas > faktor Instrinsik (dalam diri) seperti keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan ynag diperoleh, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan profesional dan intelektual. Pegawai/pekerja > tidak puas > faktor Ekstrinsik (dari luar) seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, hubungan interpersonal antar pekerja. Bahwa kepuasan bukanlah konsep berdimensi satu. Artinya, untuk mencapai motivasi optimum dibutuhkan dua kondisi intrinsik dan ekstrinsik yang sama-sama memuaskan.
4. Teori “ERG”. Dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Kepanjangan “ERG”, yaitu: Existence (Keberadaan) Suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Relatedness (hubungan) Mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain (sosial). Growth (Pertumbuhan) Kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan.
5. Teori Tiga Kebutuhan (David McCleland) a 5.Teori Tiga Kebutuhan (David McCleland) a. Need for Achievement atau Motivasi untuk berprestasi. Prestasi atau Achievement adalah istilah yang menunjukkan keinginan individu untuk berprestasi, menguasai skil, pengendalian atau standard tinggi. b. Need for Power atau Motivasi Untuk Berkuasa. Yakni kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang diinginkan tanpa ada unsur paksaan atau suatu ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. c. Need for Affiliation atau Motivasi untuk Bersahabat. Hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu yang mempunyai kebutuhan persahabatan yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi, dimana ada keinginan untuk berhubungan baik, erat, bersahabat dengan orang lain.
6. Teori Evaluasi Kognitif 6. Teori Evaluasi Kognitif. Bahwa bila imbalan ekstrinsik (gaji/upah) digunakan oleh organisasi sebagai hadiah atas kinerja yang unggul, imbalan intrinsik (pengakuan diri, rasa tanggung jawab, dll) yang berasal dari individu dari melakukan apa yang mereka sukai akan berkurang. Dengan kata lain, bila imbalan ekstrinsik diberikan ke pegawai/pekerja untuk menjalankan tugas agar menarik imbalan itu akan menyebabkan minat intrinsik terhadap tugas dan motivasi intrinsik sebelumnya akan berkurang.
7. Teori penentuan tujuan Bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. bahwa semakin tinggi tingkat penerimaan para pelaksana atas kepantasan dan kelayakan tujuan tertentu untuk dicapai, semakin tinggi pula motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, semakin besar partisipasi seseorang dalam menentukan tujuan itu, semakin besar pula motivasinya untuk meraih keberhasilan dan prestasi kerja yang setinggi mungkin.
8. Teori penguatan Teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi yang dilakuksn, dimana mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. Dalam kehidupan organisasional, seorang manajer tidak perlu memikirkan peristiwa-peristiwa internal yang bersifat kognitif, karena yang mengendalikan perilaku para bawahannya adalah faktor-faktor penguatan.
9. Teori Keadilan Bahwa individu membandingkan masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan Persepsi seseorang tentang keadilan perlakuan terhadap dirinya sangat dipengaruhi oleh pandangan orang yang bersangkutan mengenai diri sendiri. Hal ini merupakan salah satu tantangan bagi manajer dalam memilih dan menggunakan teknik motivasi tertentu agar sasaran motivasi itu tercapai.
10. Teori Harapan Kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang nyata dan daya tarik dari hasil tersebut terhadap individu. Intinya bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu pula dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bertindak.
Terima Kasih