UPAYA MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII C SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2016-2017 soleh udin 152013008 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017
ABSTRAK Pembelajaran IPS di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga selama ini sudah baik, namun hasil ulangan kelas VIII C masih belum maksimal karena masih ada beberapa siswa belum tuntas KKM. Hal tersebut disebabkan tidak maksimalnya siswa dalam belajar. Menanggapi permasalahan tersebut, maka dilaksanakan penelitian pembelajaran model Picture and Picture untuk mengetahui belajar siswa ini ditempuh dalam dua siklus. Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan memenuhi KKM (70) melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga semester genap tahun ajaran 2016-2017. Digunakan teknik analisa deskriptif komparatif, yang memaparkan dan membandingkan hasil belajar siswa dari setiap siklusnya. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 75,4 dengan prosentase ketuntasan 73%. Setelah dilakukan tindakan kelas dengan model pembelajaran Picture and Picture diperoleh rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 81,3, dengan ketuntasan klasikal 91,7%, dan rata-rata hasil belajar pada siklus II mencapai 91,1, dengan ketuntasan klasikal 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS dan menuntaskan siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Genap Tahun Ajaran 2016-2017. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Aktifitas Belajar Siswa, Model Pembajaran dan Picture and Picture.
PENDAHULUAN Mata pelajaran IPS yang dipelajari di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) ini sudah dipelajari sejak jenjang bangku sekolah dasar (SD). Namun dijenjang SD ini Ilmu pengetahuan sosial yang dibahas masih belum terlalu dalam, ilmu pengetahuan sosial yang dipelajari di tingkat SD masih tingkat dasar dari ilmu pengetahuan sosial tersebut. Mata pelajaran IPS harus dipelajari dari tingkat SD karena manusia adalah mahluk sosial, dan pengetahuan sosial sangatlah penting untuk modal kehidupan siswa dikehidupnya kelak Ilmu pengetahuan sosial berguna untuk mengkaji seperangkat peristiwa, fakta dan konsepdan generalisasi yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan isu-isu sosial. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari beberapa disiplin-disiplin ilmu seperti sejarah, geografi, pskologi sosial, sosiologi, antropologi, sosio ekonomi dan, politik dimana pokok bahasannya adalah hubungan manusia dengan dengan kejadian fisik maupun sosial di lingkungannya (Depdiknas, 2006:575).
Dengan banyaknya cabang ilmu di dalam mata pelajaran IPS guru seharusnya lebih menarik, unik, dan tidak membosankan dalam memberikan pembelajaran IPS agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran IPS, dan apabila siswa sudah tertarik siswa juga akan lebih faham menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada hal yang sebenarnya, mata pelajaran IPS dianggap sangat susah, karena banyak terdapat disiplin-disiplin ilmu didalam mata pelajaran IPS maka siswa masih sulit berfikir kreatif, kritis dan tanggap dalam menyikapi berbagai masalah dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, pembelajaran IPS sebenarnya sudah bagus dan menarik tetapi masih ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan terlihat masih kurang aktif dalam pembelajaran.
Hal tersebut terlihat dari hasil belajar siswa diperoleh data siswa yang belum tuntas sesuai KKM (70) sebanyak 7 siswa, sedangkan yang sudah tuntas sebanyak 19 siswa. Dan dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VIII C pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 75,4, nilai terendah 60, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan klasikal 73%. Maka dilihat dari hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga maka perlu ditingkatkan hasil belajar dengan model pembelajaran yang menarik yaitu picture and picture.
KAJIAN PUSTAKA Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga muncul perubahan tingkah laku. Winkel (2004:53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Menurut (Dimyati dan Mudjiono (2006:16) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks, sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, sebagai perwujudan emasipasi siswa menuju kemandirian. Menurut Sanjaya (2008:88) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan yang mana hasil dari belajar tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar (Nana Sudjana, 1989: 5). Dari teori-teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan perubahan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan serta perubahan aspek-aspek lain sebagai hasil pengalaman hidup.
Hasil Belajar Menurut (Sudjana, 2005: 22), Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajarnya. Dan menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3), Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar . Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sebuah hasil akhir dari pembelajaran yang hasilnya adalah prestasi yang didapatkan siswa. Dalam sistem pendidikan nasional, menggunakan hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni: Ranah Kognitif. Ranah Afektif. Ranah Psikomotrik
Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky yaitu penekanan sosiokultural dari pembelajaran Vygotsky, bahwa interaksi sosial dengan orang lain penting, terlebih yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik. Implikasi dari teori Vygotsky dikehendakinya suasana kelas berbentuk kooperatif (Slamet Soewardi, dkk. 2005:79). Model pembelajaran kooperayif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2010:54). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas adalah model pembelajaran Picture and Picture. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2011: 89). Salah satu kelebihan model pembelajaran Picture and Picture adalah menarik karena menggunakan gambar. Langkah-langkah penerapan model Picture and Picture adalah sebagai berikut: Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Guru menunjukan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan menjelaskannya. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi gambar-gambar. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
Kelebihan model Picture and Picture adalah sebagai berikut: Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena dibantu oleh gambar-gambar yang telah dibagikan. Siswa mengetahui bentuk asli dari materi karena telah melihat digambar yang telah diberikan. Membantu siswa belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berfikir. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Kekurangan model Picture and Picture adalah sebagai berikut: Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
METODE PENELITIAN Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga kelas VIII C semester II Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitan Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Siswa kelas VIII C berjumlah orang, 26 siswa.
Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan terdiri dari 2 siklus. Prosedur PTK terdiri 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap. Setiap siklus tindakan meliputi: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), refleksi (reflect). Analisis Data Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisa deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan dan memaparkan data hasil belajar siswa antara kondisi awal dengan siklus I, membandingkan dan memaparkan hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa serta tanggapan siswa terhadap model pembelajaran picture and picture antara siklus I dan siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Prasiklus Hasil belajar siswa pada tahap prasiklus ini belum menggunakan model pembelajaran picture and picture. Dari tabel 1. Diperoleh data siswa yang belum tuntas sesuai KKM (70) pada Ulangan prasiklus sebanyak 7 siswa, sedangkan yang sudah tuntas sebanyak 19 siswa, rata-rata klasikal sebesar 75,4, nilai terendah 60, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan klasikal 73%. Deskripsi Siklus I Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan materi sumber daya alam strategis sebagai modal dasar pembangunan nasional Indonesia ini sudah menggunakan model picture and picture. Hasil belajar siklus I menunjukan adanya peningkatan untuk rata-rata klasikal prasiklus adalah 75,4 dan 81,3 pada siklus I, untuk rata-rata klasikal siklus I ini mengalami peningkatan sebanyak 5,9. Nilai terendah prasiklus sebesar 60 dan 64 pada siklus I, untuk nilai terendah siklus I ini mengalami peningkatan sebanyak 4. Nilai tertinggi prasiklus sebesar 85 dan 88 pada siklus I, untuk nilai tertinggi siklus I ini mengalami peningkatan sebanyak 3. Sedangkan ketuntasan klasikal prasiklus sebesar 73% dan 91,7% pada siklus I, untuk ketuntasan klasikal siklus I ini mengalami peningkatan sebanyak 18,7%.
Deskripsi Siklus II Dari siklus II ini diperoleh peningkatan untuk rata-rata klasikal adalah 81,3 dan 91,1 pada siklus II, untuk rata-rata klasikal siklus II ini mengalami peningkatan sebanyak 9,8. Nilai terendah siklus I sebesar 64 dan 72 pada siklus II, untuk nilai terendah siklus II ini mengalami peningkatan sebanyak 8. Nilai tertinggi siklus I sebesar 88 dan 96 pada siklus II, untuk nilai tertinggi siklus II ini mengalami peningkatan sebanyak 8. Sedangkan ketuntasan klasikal siklus I sebesar 91,7% dan 100% pada siklus II, untuk ketuntasan klasikal siklus II ini mengalami peningkatan sebanyak 8,3%.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian peneliti menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model picture and picture mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII C. Hasil penelitian telah terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada prasiklus yaitu 75,4 menjadi 81,3 pada siklus I dengan prosentase 5,9%. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 91,1 yang berarti terdapat peningkatan lagi sebesar 9,8%. Nilai terendah pada prasiklus yaitu 60 meningkat menjadi 64 pada siklus I dengan prosentase 4%. Pada siklus II kembali meningkat menjadi 72 dengan prosentase kenaikan lagi sebesar 8%. Begitu juga dengan perolehan nilai tertinggi, pada prasiklus yaitu sebesar 85 meningkat menjadi 88 pada siklus I dengan prosentase kenaikan sebesar 3%. Sedangkan pada siklus II nilai tertinggi meningkat menjadi 96 dengan prosentase kenaikan sebesar 8%. prosentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 73% mengalami peningkatan menjadi 91,7% pada siklus I dengan peningkatan prosentase sebesar 18,7%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 100% dengan prosentase peningkatan sebesar 8,3%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model picture and picture dalam mata pelajaran IPS dikelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil.
SIMPULAN Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penerapan model pembelajaran picture and picture dalam mata pelajaran IPS siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga semester II tahun ajaran 2016/2017 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 75,4 dengan prosentase ketuntasan 73%. Setelah dilakukn tindakan kelas dengan model pembelajaran Picture and Picture diperoleh rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 81,3, dengan ketuntasan klasikal 91,7%, dan rata-rata hasil belajar pada siklus II mencapai 91,1, dengan ketuntasan klasikal 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS dan menuntaskan siswa kelas VIII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Genap Tahun Ajaran 2016-2017. Kegiatan pembelajaran picture and picture yang telah diterapkan membuat aktivitas dalam proses belajar mengajar meningkat. Selama proses pembelajaran berlangsung interaksi antar siswa berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2010). Coorperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas RI.2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. tentang sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja , Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Slamet Soewardi, dkk. 2005. Prespektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses . Pendidikan.Jakarta: Prenada Media. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.