IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum..

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HUKUM PERIKATAN pertemuan ke 12
Advertisements

Metode Berpikir Ilmiah
Menilai Keunggulan Penulis. Berkata bahwa penulis kekurangan informasi berarti menyatakan bahwa penulis kekurangan pengetahuan yang relevan dengan masalah.
BAHASA DAN KAIDAH BERPIKIR
Pertemuan XII PENALARAN INDUKTIF.
Mengidentifikasikan Aneka Kesesatan
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
Tugas Bahasa Indonesia
Sugeng rawuh ! Fb : sholihin aminarta.
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
PENALARAN deduktif – Silogisme kategoris
MENGEVALUASI ARGUMENTASI
Deduksi Ati Harmoni
SESAT PIKIR (FALASI), MASALAH LOGIKA Kuliah logika
[SAP 10] Sesat Pikir (FALLACIES)
Kesesatan berpikir dalam logika
INDUKTIF Andi, Budi, Cita, Darman, Erika, dan Fajar tinggal di satu rumah kontrakan di Tamansari. Untuk meningkatkan wawasan mereka, maka mereka sepakat.
BERFIKIR dan SIKAP ILMIAH
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Zhu Rongji.
Kontrak Kuliah Kuiz 10 % Tugas 20 % UTS 35 % UAS 35 %
STIGMA DAN IDENTITAS SOSIAL
Topik II: LOGIKA KODRATIAH DAN LOGIKA ILMIAH
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.03/2015
SALAH NALAR RINI ASTUTI S.I.Kom., MM.
PERSONALIA DALAM PERJANJIAN
Nina Widyaningsih, S.Pd., M.Hum
pelanggaran-2 + kejahatan-2  thd norma-2 hk mengenai kepentingan umum
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
KEWENANGAN GUBERNUR DALAM PERESMIAN PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN ANTARWAKTU ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA.
Penalaran Deduktif (Bella: Slide )
HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Hukum acara pidana Pengantar ilmu hukum.
The Secret (2): Penyederhanaan Rahasia
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
DEDUKTIF Metode berpikir deduktif adalah metode penarikan kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus. Hukum deduktif bahwa segala yang dipandang benar.
Pengadilan Pajak Pengadilan Pajak Gugatan Banding
ARGUMEN INDUKTIF (Induksi). Definisi Induksi Istilah induksi biasanya mencakup proses-proses penyimpulan dalam rangka mendukung atau memperluas keyakinan.
KALIMAT MAJEMUK.
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
PENGADILAN HAM Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di Lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau.
LOGIKA.
SESAT PIKIR (FALLACY)   Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi) .
Kekeliruan berpikir Kekeliruan (fallacy) adalah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar kaidah-kaidah.
PEMBENARAN OLEH IMAN Lesson 4 for October 28, 2017.
Penalaran Tujuan bab ini adalah agar para maha-siswa dapat bernalar dengan baik dalam penyusunan karya ilmiah yang ditulis. Penalaran yaitu proses berpikir.
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
MENGEVALUASI ARGUMENTASI
BAB XXI PENALARAN DAN ANALISIS KRITIS Pertemuan 21
I. Pengantar umum Logika
“Kesesatan dalam Berpikir Ilmiah”
Sebuah Catatan Singkat
LOGIKA Pengertian logika
TOPIK, TEMA DAN JUDUL Kelompok 7 Annisaush Sholihatul Qoriah
ACARA PEMERIKSAAN.
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK DAN PENINJAUAN KEMBALI
UNSUR-UNSUR MEMBANGUN LOGIKA ILMIAH
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PENYIMPULAN Kegiatan manusia yang bertitik tolak dari pengetahuan yang telah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Pengetahuan yang telah dimiliki = titik.
Pemungutan Pajak Daerah
Memilih Hidup Sekali Lagi
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H.,M.S
ALINEA / PARAGRAF Pengertian:
Pengurus Yayasan.
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
Perubahan alamat Perusahaan
Transcript presentasi:

IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

Jenis-Jenis Kesesatan Kesesatan Pikir = Fallacy Jenis kesesatan pikir cukup banyak. Sederhananya ada dua: Kesesatan formal dan kesesatan material. KESESATAN FORMAL: karena bentuk penalaran tidak sahih dan/atau melanggar hukum-hukum silogisme. (Lih. Silogisme) KESESATAN MATERIAL: karena isi penataran tidak benar baik disebabkan faktor bahasa (kesesatan bahasa) maupun faktor ketiadaan hubungan logis antara premis dan kesimpulan (kesesatan relevansi).

Urgensi Pengetahuan tentang Sesat Pikir Araftu asy-syarra la li asy-syari bal li tawaqihi.

Kesesatan Bahasa K. AKSENTUASI: karena kekeliruan penekanan suku kata. Contoh: Semua apel termasuk jenis buah. Setiap Senin pagi sekolah kami mengadakan apel. Jadi, setiap Senin pagi sekolah kami mengadakan buah. K. EKUIVOKASI: karena pergantian arti dari satu term yang sama. Contoh: Bulan selalu beredar mengelilingi matahari. Desember adalah bulan. Jadi, Desember selalu beredar mengelilingi matahari. K. AMFIBOLI: karena ketidakjelasan peletakan term dalam suatu kontek sehingga memunculkan percabangan arti (ambigu). Contoh: Kalau Croesus melawan Cyrus, sebuah tentara besar akan dihancurkan. K. METAFORIS: karena pencampuradukan arti sebenarnya dengan arti kiasan dari suatu kata. Contoh: kepala negara itu ibarat kepala manusia. Sebagaimana kepala manusia, bila dipenggal, maka akan matilah manusia, demikian pula apabila kepala negara dibunuh, maka akan hancurlah negara.

Kesesatan Relevansi Argumentum ad hominem Argumentum ad verucundiam (argumentum auctoritatis) Argumentum ad populum Argumentum ad baculum Argumentum ad misericordiam Argumentum ad ignorantiam Ignoratio elenchi (non sequitur) Petitio principii (circulus vitiosus) Kesesatan non causa pro causa (post hoc ergo propter hoc) Kesesatan aksidensi Kesesatan karena generalisasi tergesa-gesa. Kesesatan karena komposisi dan divisi. Kesesatan karena pertanyaan yang komplek.

Kesesatan Relevansi 1-3 ARGUMENTUM AD HOMINEM: menerima/menolak suatu gagasan berdasarkan pribadi orang yang menyampaikannya disenangi/dibenci, bukan karena nilai penalarannya. ARGUMENTUN AD VERUCUNDIAM (ARGUMENTUM AUCTORITATIS): menerima/menolak suatu gagasan berdasarkan keahlian atau kewibawaan orang yang menyampaikannya, bukan karena nilai penalarannya. ARGUMENTUM AD POPULUM: penalaran untuk merebut simpati massa demi tercapainya tujuan. Contoh: Partai Hanura memperjuangkan hati nurani rakyat. Siapa pun yang tidak memilih dan tidak mendukung Hanura, tidak punya hati nurani.

Kesesatan Relevansi 4-6 ARGUMENTUM AD BACULUM: tuntutan bersifat memaksa untuk dipenuhi tanpa mengindahkan kesahihan ataupun kebenaran premis dan kesimpulannya. ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM: permohonan belas kasihan yang tidak mengindahkan kesahihan ataupun kebenaran premis dan kesimpulannya. ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM: menyimpulan sesuatu sebagai benar karena negasinya tidak terbukti salah; menyimpulkan sesuatu salah karena negasinya tidak terbukti benar. Contoh: mahluk luar angkasa tidak ada (kesimpulan), karena saya belum melihatnya (premis).

Kesesatan Relevansi 7-9 IGNORATIO ELENCHI (NON-SEQUITUR): penalaran berdasarkan prasangka/kepercayaan/perasaan yang kesimpulannya tidak relevan dengan premisnya. Contoh: Rumah itu terbakar karena nomornya 13. Imelda anak bungsu, pasti manja. PETITIO PRINCIPII (CIRCULUS VITIOSUS): kesimpulan dijadikan premis, premis dijadikan kesimpulan. Contoh: Ayat-ayat Alquran adalah perkataan ilahi dan pasti benar, karena Alquran mengatakan demikian. KESESATAN NON CAUSA PRO CAUSA (POST HOC ERGO PROPTER HOC): menganggap hal-hal berurutan berhubungan sebab akibat. Contoh: membuang surat lalu sakit, kemudian disimpulakan sebagai sebab akibat.

Kesesatan Relevansi 10-13 Kesesatan aksidensi: memaksakan penerapan aturan umum ke situasi kebetulan. Contoh: memberi nasi kepada penderita diabetes dengan keyakinan bahwa setiap orang harus makan karbohidrat sesuai 4 sehat 5 sempurna. Kesesatan karena generalisasi tergesa-gesa: menarik kesimpulan dari induksi dengan sampel yang kurang atau tidak memadahi. Contoh: para pejabat pemerinahan menjadi kaya karena korupsi. Kesesatan karena komposisi dan divisi: Komposisi: yang berlaku bagi satu atau beberapa individu berlaku bagi semua kelompok sebagai kesatuan. Contoh: ada seorang polisi meminta uang sogokan. Divisi: yang berlaku bagi keseluruhan kelompok sebagai kesatuan berlaku bagi satu atau beberapa individu di dalam kelompok itu. Contoh: Bangsa Indonesia ramah. Kesesatan karena pertanyaan yang komplek: menjawab pertanyaan yang tampaknya berbentuk tunggal padahal berhubungan dengan pertanyaan lain. Contoh: apakah Anda sudah berhenti berjudi?