Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., M.Agr

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perancangan Percobaan
Advertisements

VIII. RANCANGAN PETAK TERBAGI (RPT)
Perancangan Percobaan
Klasifikasi Rancangan Percobaan
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap)
RANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN) Ke-1
RBSL (Rancangan Bujur Sangkar Latin)
Percobaan Tiga Faktor Kuswanto.
Rancangan Petak Terbagi
Rancangan Acak Kelompok
Pengantar Percobaan Faktorial
VIII. RANCANGAN PETAK TERBAGI (RPT)
Percobaan dengan 3 Faktor dan Split-Plot
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
Rancangan Acak Kelompok Faktorial
Rancangan SPLIT PLOT Percobaan dengan menggunakan rancangan split plot bila - ada salah satu faktor yang lebih penting daripada faktor yang lain. - ada.
Percobaan Berfaktor Perlakuan : kombinasi antara taraf faktor satu dengan taraf faktor yang lain Penempatan perlakuan dalam : RAL, RAK, SPLIT PLOT atau.
PERCOBAAN FAKTORIAL DAN TERSARANG NUR LAILATUL RAHMAH, S.Si., M.Si.
VII. RAK FAKTORIAL Percobaan RAK pola faktorial adalah penelitian dengan rancangan dasar RAK dan faktor perlakuan labih dari atau sama dengan 2. Contoh.
Rancangan Acak Kelompok
PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Completely Randomized Design)
RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL
RANCANGAN PETAK TERBAGI (SPLIT PLOT Design)
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) (LATIN SQUARE DESIGN)
PERTEMUAN 4 PERCOBAAN FAKTORIAL NONPARAMETRIK
RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) COMPLETTED RANDOMIZED DESIGN (CRD)
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) (LATIN SQUARE DESIGN)
PERANCANGAN PERCOBAAN
Percobaan Faktorial Dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Luthfina Ariyani S.T., M.Sc.
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) LATIN SQUARE
PERCOBAAN FAKTORIAL.
Dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)
CARA PENGUMPULAN DATA SENSUS DATA POPULASI ANALISIS NILAI PARAMETRIK
RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL
PERCOBAAN FAKTORIAL.
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
Perancangan Percobaan (Rancob)
RAL (Rancangan Acak Lengkap)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Completely Randomized Design)
STK511 Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si.
Rancangan Faktorial Factorial Design
RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP
PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN)
Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
STATISTIKA Pertemuan 10-11: Pengantar Rancob dan Rancangan Acak Lengkap, Uji Lanjutan Dosen Pengampu MK:
Rancangan Bujur Sangkar Latin
Rancangan Cross-Over Dalam kondisi-kondisi tertentu pemberian perlakuan dilakukan secara serial dimana setiap objek diterapkan seluruh perlakuan pada periode.
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
RANCANGAN SPLIT PLOT.
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL) LATIN SQUARE
NUR LAILATUL RAHMAH, S.Si., M.Si.
Desain Percobaan Untuk Percobaan Lapangan
RANCANGAN PERCOBAAN DENGAN MINITAB DAN SAS
RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RANDOMIZED BLOCK DESIGN) atau RANCANGAN KELOMPOK LENGKAP TERACAK (RANDOMIZED COMPLITE BLOCK DESIGN) Prof.Dr. Kusriningrum.
RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL
Rancangan SPLIT PLOT Percobaan dengan menggunakan rancangan split plot bila - ada salah satu faktor yang lebih penting daripada faktor yang lain. - ada.
KONSEP ANALISIS OF VARIANCE
RANCANGAN SPLIT PLOT YAYA HASANAH.
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK LENGKAP
Dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
PERANCANGAN PERCOBAAN (EXPERIMENTAL DESIGN)
TIM ASISTEN STATISTIKA 2017/2018
SPLIT PLOT DESIGN S1 S2 S4 S3 S2 S3 S1 S4 S3 S2 S4 S1 S2 S3 S1
Rancangan Petak Petak Terbagi (Split Split Plot Design)
Berbagai Jenis Rancangan Percobaan
Transcript presentasi:

Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., M.Agr Split Plot Design Prof. Dr. Ir. Loekito Adi S., M.Agr

Pendahuluan Sebelumnya, kita telah membahas mengenai percobaan faktorial, di mana terdapat lebih dari satu faktor, diasumsikan bahwa perlakuan merupakan kombinasi dari level – level satu faktor dengan faktor yang lain menurut prosedur pengacakan yang sesuai dengan RAL, RAK, dan RBSL. Tetapi, masih terdapat alternatif prosedur pengacakan,di antaranya menghasilkan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang sebenarnya merupakan percobaan faktorial; faktorial AxB atau AxBxC.

Rancangan split plot dapat menggunakan satu atau lebih RAL, kelompok lengkap teracak, maupun bujur sangkar latin dan asas dasarnya: petak utama (main plot/ whole plot),yang pada petak tersebut diterapkan taraf-taraf dari satu atau lebih faktor dan kemudian dibagi-bagi menjadi anak petak (sub plot) sebagai tempat dikenakannya taraf-taraf dari faktor atau faktor-faktor lainnya. Dengan demikian, petak utama menjadi kelompok bagi perlakuan anak petak. Berikut ini adalah beberapa alasan digunakannya rancangan petak terbagi, yaitu : Terdapat tingkat kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan dalam percobaan atau ada salah satu faktor perlakuan dari beberapa faktor perlakuan yang mendapat prioritas utama. Terdapat kendala pengacakan di lapangan, dimana salah satu faktor yang dicobakan akan lebih efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna, karena taraf-taraf dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Terdapat perkembangan dari percobaan yang telah berjalan.

Sehingga rancangan ini menjadi lebih baik jika digunakan dalam situasi berikut: Bila percobaan salah satu faktornya berhubungan dengan taraf dari satu atau lebih dengan perlakuan faktor lain Bila suatu faktor lain ditambahkan dalam percobaan untuk meningkatkan luas cakupannya. Untuk membandingkan antara beberapa faktor tertentu yang memerlukan ketepatan lebih tinggi daripada faktor lain. Diketahui ada perbedaan respon yang lebih besar antara beberapa taraf dari faktor tertentu jika dibandingkan dengan beberapa taraf faktor yang lain. Dengan demikian, dalam rancangan split plot, keragaman antar anak petak diharapkan lebih kecil daripada keragaman antar petak utama, maka pada anak petak diberikan faktor yang memerlukan bahan percobaan lebih sedikit, atau yang diperkirakan akan menunjukkan beda respon yang lebih kecil, atau faktor yang memerlukan ketepatan yang lebih tinggi. Tampak bahwa Rancangan Split Plot (Split Plot Design) adalah rancangan dengan lebih dari satu faktor dan untuk mengevaluasi dua kepentingan sekaligus agar mendapakan informasi dari hasil percobaan; dengan menempatkan faktor tertentu ke dalam petak utama, sedangkan faktor lain dapat dialokasikan ke dalam anak petak.

CARA PENGACAKAN PADA RANCANGAN SPLIT PLOT Pengacakan diperlukan dalam peletakan perlakuan pada setiap petak agar mendapatkan hasil yang objektif dan mengurangi subjektifitas pelaksana percobaan. Ada dua tahap pengacakan, yaitu : Pengacakan pada petak utama dengan blok atau ulangan Pengacakan antara anak petak dengan masing-masing petak utama Kombinasi perlakuan yang diterapkan pada unit percobaan didasarkan pada prosedur pengacakan yang sesuai dengan rancangan dasar yang digunakan, yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL).

Perbandingan cara pengacakan percobaan faktorial dengan rancangan split plot dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Kasus : Mempelajari pengaruh sistem pengairan dan pemupukan N terhadap hasil tanaman jagung. Jika pengairan dianggap sebagai faktor A dan pemupukan N sebagai faktor B, maka yang sebenarnya kita lakukan adalah percobaan faktorial A x B. Rancangan dasar menggunakan RAK. Faktor A ada 3 level, yaitu a1, a2, dan a3. Faktor B ada 5 level, yaitu b0, b1, b2, b3, dan b4.

Perbandingan cara pengacakan percobaan faktorial dengan rancangan split plot dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sehingga kita mempunyai 15 perlakuan kombinasi : a1b0 a1b1 a1b2 a1b3 a1b4 a2b0 a2b1 a2b2 a2b3 a2b4 A3b0 a3b1 a3b2 a3b3 a3b4 Dengan Menggunakan RAK Faktorial a2b0 a1b1 a3b4 ...... a2b1 a2b2 a0b1 a3b2 .a0b3 a3b0 a1b2 a2b4 a3b1

Bagan untuk Rancangan Split Plot, perlakuan utama ditempatkan menurut RAK :

Kemudian kita mengacak 5 level pada faktor B yaitu masing – masing anak petak:

Perhatikan bahwa pengacakannya dilakukan dua tahap Perhatikan bahwa pengacakannya dilakukan dua tahap. Pertama kita mengacak level faktor A pada anak petak utama; kemudian kita mengacak level faktor B pada anak petak, lima untuk setiap petak utama. Petak utama dapat dianggap sebagai kelompok dipandang dari faktor B, tetapi dari segi seluruh perlakuan hanya merupakan kelompok tak-lengkap ( incomplete block ). Karena alasan inilah rancangan petak terbagi dapat disebut sebagai rancangan kelompok tak lengkap.

Model Linier Rancangan Split Plot Model linier Rancangan Split Plot dipengaruhi oleh jumlah faktor dalam percobaan dan sifat dari faktor tersebut. Yijk =  + i + j + ij + k + ()jk + ijk

dimana : i. = 1, 2,. , r ; r = banyaknya kelompok j. = 1, 2, dimana : i = 1, 2, ..., r ; r = banyaknya kelompok j = 1, 2, ..., a ; a = banyaknya level perlakuan petak utama k = 1, 2, ..., b ; b = banyaknya level perlakuan anak petak Y = hasil pengamatan kelompok ke-i, petak utama ke-j, dan anak petak ke-k  = nilai tengah umum  = pengaruh kelompok ke-i  = pengaruh perlakuan petak utama ke-j  = galat perlakuan petak utama  = pengaruh perlakuan anak petak ke-k () = pengaruh interaksi antara perlakuan petak utama ke-j dan anak petak ke-k  = galat perlakuan anak petak

TABEL ANOVA

SoaL dan Pembahasan PERMASALAHAN 1 Suatu percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh stimulasi listrik dan pelayuan pada otot Longissimus dorsi sapi Brahman cross terhadap pH kadar air protein dan glukosa. Dalam hal ini, stimulasi listrik (S) sebagai faktor pertama dan lama pelayuan (P) sebagai faktor kedua Sebagai anak petak dipilih lama pelayuan, sedangkan petak utamanya adalah stimulasi listrik. Rancangan dasar yang digunakan adalah rancangan petak terbagi dalam RAK dengan 3 kelompok.

DATA

Pembahasan

Perhitungan dengan Minitab Langkah-langkah perhitungan dengan Minitab Memasukkan data

Memilih metode analisis pada menu yang tersedia Setelah data dimasukkan, kemudian memilih metode yang dipakai, yaitu dengan memilih menu : Stat > Anova > Balance Anova Menentukan variabel respon, model, dan faktor acak Setelah langkah kedua, akan muncul dialog box untuk memilih variabel respon, model, dan faktor acak. Dialog box tersebut diisi seperti gambar berikut :

Keputusan Pengaruh kelompok Pada tabel ANOVA di atas, sumber keragaman kelompok didapatkan p-value sebesar 0.210. Nilai tersebut lebih besar daripada , sehingga keputusan yang diambil adalah terima Ho. Pengaruh perlakuan petak utama Pada tabel ANOVA di atas, sumber keragaman stimulasi ( petak utama ) didapatkan p-value sebesar 0.000. Nilai tersebut lebih kecil daripada , sehingga keputusan yang diambil adalah tolak Ho. Pengaruh perlakuan anak petak Pada tabel ANOVA di atas, sumber keragaman pelayuan ( anak petak ) didapatkan p-value sebesar 0.000. Nilai tersebut lebih kecil daripada , sehingga keputusan yang diambil adalah tolak Ho. Pengaruh interaksi antara perlakuan petak utama dan anak petak Pada tabel ANOVA di atas, sumber keragaman interaksi antara petak utama dan anak petak didapatkan p-value sebesar 0.002. Nilai tersebut lebih kecil daripada , sehingga keputusan yang diambil adalah tolak Ho.

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok tidak berpengaruh nyata terhadap pH kadar air protein dan glukosa pada otot Longissimus dorsi sapi Brahman cross. Tiap-tiap kelompok menunjukkan pH yang sama. Sumber keragaman yang berpengaruh nyata terhadap pH kadar air protein dan glukosa pada otot Longissimus dorsi sapi Brahman cross adalah perlakuan stimulasi listrik, pelayuan otot Longissimus dorsi dan interaksi antara perlakuan stimulasi listrik dan pelayuan pada otot. Dengan kata lain, besarnya tegangan / voltase listrik yang digunakan untuk stimulasi yakni 0 volt, 45 volt, dan 220 volt memberikan hasil yang berbeda pada tiap-tiap voltase. Selain itu, lamanya pelayuan yakni 12 jam, 24 jam, dan 36 jam memberikan hasil yang berbeda pula terhadap pH kadar air protein dan glukosa pada otot Longissimus dorsi sapi Brahman cross. Begitu juga dengan interaksi antara ketiga voltase yang digunakan untuk stimulasi dengan lamanya pelayuan memberikan hasil yang berbeda terhadap pH kadar air protein dan glukosa pada otot Longissimus dorsi sapi Brahman cross. Kesimpulan ini diambil dengan resiko berbuat salah sebesar 5 %.

SoaL 1>> Suatu percobaan dilakukan untuk mengetahui pemakaian Benlante terhadap pemberantasan penyakit downy midlew (Sclerospora maydes) pada beberapa varietas jagung. Dalam percobaan ini, perlakuan utama (A) diberantas dan tanpa diberantas dengan Benlante. Sebagai anak perlakuan (B) adalah jagung varietas: Metro, Kretek, PS 42, Harapan, Muneng Compasite dan BC 2. Pengamatan persentase jagung terserang downy mildew pada jagung berumur 7 minggu adalah sebagai berikut:

2>> Lima varietas kedelai hendak dibandingkan melalui percobaan dengan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga kelompok pada masing – masing dari tiga lokasi di North Carolina. Hasil yang diberikan di sini dalam satuan gram per plot.