PERKULIAHAN TELAAH KALIMAT KALIMAT TRANSFORMASI OLEH Prof. Dr. Markhamah, M. Hum PBI, FKIP, UMS PERKULIAHAN TELAAH KALIMAT
A. PENDAHULUAN Dalam linguistik bahasa dikaji dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu sesuai dengan selera linguis. Pendekatan-pendekatan tersebut misalnya pendekatan fungsional, relasional, dan struktural. Para linguis terus berusaha memperbaiki teori-teori yang sudah ada mupun menemukan teori-teori baru dengan pendekatan yang baru pula Pendekatan-pendekatan itu seperti: pendekatan transformasional, semantik generatif, tata bahasa kasus, tata bahasa relasional, dan tata bahasa stratifikasi (Chaer, 1994:363).
Linguistik transformasional merupakan pendekatan yang lahir dengan alasan adanya kelemahan pada pendekatan sebelumnya
TATABAHASA TRANSFORMASI A. PENGERTIAN TATABAHASA TRANSFORMASI B. PERKEMBANGAN TATABAHASA TRANSFORMASI TATABAHASA TRANSFORMASI C. CIRI-CIRI TATABAHASA TRANSFORMASI D. PENGERTIAN KALIMAT TRANSFORMASI DAN MACAMNYA.
A. PENGERTIAN TATABAHASA TRANSFORMASI Konsep pendekatan transformasional diperkenalkan oleh Chomsky Produk yang dihasilkan oleh pendekatan ini disebut Tata Bahasa Transformasi Generatif (Transformatinal Generative Grammar). Dalam bahasa Indonesia sering hanya disebut Tata Bahasa Transformasi atau Tata Bahasa Generatif Transformasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata transformasi berarti perubahan rupa tentang bentuk, sifat, dsb (1991:1070) Mentransformasikan dalam istilah linguistik berarti mengubah struktur inti atau beberapa inti menjadi struktur lahir dengan menerapkan transformasi Dengan demikian pengertian tata bahasa transformasi adalah mengubah bentuk kalimat melalui proses transformasi
Adapun kata generatif dalam KBBI berarti bersifat menerangkan (tentang tata bahasa) dengan kaidah-kaidah yang merupakan pemerian struktur tentang kalimat yang terdapat di dalam sebuah bahasa (1991:309) Tata bahasa generatif adalah tata bahasa yang berusaha menampilkan seperangkat kaidah kalimat yang terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan sejumlah kalimat yang tidak terbatas jumlahnya
PROSES TRANSFORMASI KALIMAT INTI KAIDAH TRANSFORMASI KALIMAT TRANSFORMASI LENGKAP SIMPEL STATEMEN AKTIF POSITIF RUNTUT PELEPASAN PENGGABUNGAN TANYA & PERINTAH PEMASIFAN PENGINGKARAN PEMBALIKAN KALIMAT ELIPS KALIMAT KOMPLEKS KAL. TANYA & PERINTAH KAL. PASIF KAL. NEGATIF KAL. INVERSI
B. Perkembangan Linguistik Transformasional REVISED EXTENDED STANDARD THEORY 1975 EXTENDED STANDARD THEORY 1972 STANDARD THEORY 1965 TATA BAHASA TRANSFORMASI KLASIK 1957
C. Ciri-Ciri Lingustik Transformasional Berdasarkan paham mentalitik Bahasa merupakan innate (warisan/keturunan) Bahasa memiliki struktur lahir dan batin Bahasa memiliki unsur kompetensi dan performansi Analisis bahasa bertolak dari kalimat Bahasa bersifat kreatif Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi Gramatiknya bersifat generatif
1. Berdasarkan paham mentalitik Bahasa merupakan satu proses mentalistik (proses kejiwaan dalam diri penutur) yang kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau pun juga diwujudkan dalam bentuk tulis (Parera, 1991: 13).
2. Bahasa merupakan innate (warisan/keturunan) Bahasa yang dimiliki seseorang bukan berdasarkan kebiasaan atau dilatih terus menerus tetapi berdasarkan warisan atau keturunan
3. Bahasa memiliki struktur lahir dan batin Bahasa mempunyai dua struktur/lapisan yaitu deep structure (lapisan dalam) dan surface structure (lapisan luar). Deep structure maksudnya tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya secara mentalistik, sedangkan surface structure adalah wujud lahir dari deep structure.
4. Bahasa memiliki unsur kompetensi dan performansi Kompetensi adalah data warisan serta pengetahuan bahasa. Adapun performansi adalah kemampuan mempergunakan bahasa atau berbahasa
5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat untuk menganalisis bahasa dimulai dari kalimat kemudian turun ke tingkat frase lalu ke kata. Dengan demikian metode yang digunakan dalam linguistik transformasi ini adalah pendekatan deduktif
6. Bahasa bersifat kreatif Dengan hanya sejumlah terbatas unsur bunyi dan kaidah bahasa seorang penutur dapat menghasilkan sejumlah tak terbatas kalimat
7. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi Kalimat inti (kernel sentence) adalah kalimat yang belum memperoleh proses transformasi. Kalimat-kalimat tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: lengkap, simpel, statement, aktif, positif, dan runtut. Setelah memperoleh proses transformasi, kalimat inti tersebut akan menjadi kalimat transformasi
8. Gramatiknya bersifat generatif Tata bahasa yang berupa sedikit kaidah atau dengan kaidah yang terbatas jumlahnya dapat menghasilkan kalimat yang tidak terhingga
Konsep Dasar Linguistik Transformasional Asumsi-asumsi Chomsky, yaitu: Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif dan manusiawi Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar atau satu tingkah laku verbal, melainkan merupakan satu tingkah laku mentalistik yang kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau dimanifestasikan dalam bentuk tulis Bahasa merupakan satu proses produktif Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi system produktif bahasa Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
Konsep yang diperkenalkan Chomsky KONSEP DASAR LINGUISTIK ARTI Competence proses berbahasa dalam diri seorang manusia Performance aktualisasi penggunaan bahasa dalam situasi yang konkret diwujudkan dalam bentuk sintaksis Deep structure Struktur batin adalah struktur yang dianggap mendasari kalimat atau kelompok kata Surface structure Struktur lahir adalah urutan linier bunyi kata, frasa, dan klausa yang memerincikan apa yang diujarkan
D. Pengertian Kalimat Transformasi Kalimat transformasi adalah kalimat yang sudah mengalami perubahan dari kalimat dasar/kalimat inti. Transformasi adalah proses perubahan dari kalimat dasar/inti menjadi kalimat transformasi. Perubahan itu dapat terjadi karena penambahan, pembalikan, pengurangan, dan panggabungan
Macam-Macam Kalimat Transformasi 4. TRANSFORMASI FOKUS 3. TRANSFORMASI RAPATAN 2. TRANSFORMASI SEMATAN 1. TRANSFORMASI TUNGGAL Secara garis besar kalimat transformasi terbagi menjadi empat kelompok besar : Kalimat transformasi dapat dibagi menjadi beberapa macam.
1. Kalimat Transformasi Tunggal Kalimat transformasi tunggal adalah kalimat yang mengalami perubahan dengan cara menambah, mengurangi, mengganti, dan lain-lain yang membentuk kalimat baru, namun kalimat baru itu terdiri atas satu pola kalimat Kalimat transformasi tunggal terdiri: Transformasi penambahan Transformasi pengurangan Transformasi penggantian
a. Transformasi penambahan Transformasi penambahan dilakukan dengan cara menambahkan satuan lingual tertentu pada kalimat dasar/inti Transformasi penambahan dapat dilakukan dengan menambahkan keterangan, kata: ingkar, tanya, optatif, suasana, aspek, seruan dan transformasi kelanjutan
1) Transformasi penambahan keterangan Transformasi ini dilakukan dengan menambah keterangan waktu, tempat, cara, modalitas, dll. a) Transformasi penambahan keterangan waktu Ayah datang + kemarin > Ayah datang kemarin. Buku saya tertinggal + tadi pagi > Buku saya tertinggal tadi pagi.
b) Transformasi penambahan ket b) Transformasi penambahan ket. Tempat Contoh: (3) Buku saya tertinggal + di rumah > Buku saya tertinggal di rumah. (4) Ayah berbelanja + super market > Ayah berbelanja ke super market (5) Bajunya terjatuh + dari jemuran. > Bajunya terjajtuh dari jemuran. c) Transformasi penambahan keterangan cara Contohnya: (6) Adik saya belajar + dengan sunggguh-sungguh > Adik saya belajar dengan sungguh-sungguh. (7) Binatang itu lari + dengan cepat > banatang itu lari dengan cepat.
d) Transformasi penambahan keterangan modalitas Modalitas adalah sikap pembicara terhadap pendengar, hal yang dibicarakan, lingkungan, atau gabungan dari hal-hal itu. Contohnya: (8) Anak itu belajar bahasa + sebaiknya > Anak itu belajar bahasa sebaiknya. (9) Harusnya + pemimpin itu memberi contoh yang baik > Harusnya pemimpin itu memberi contoh yang baik. (10) Hemat saya + orang hidup mesti bekerja > Hemat saya orang hidup mesti bekerja.
e) Transformasi penambahan kata ingkar Kata ingkar adalah kata yang mengingkarkan pernyataan pada predikat atau pemadu lain. Ada dua macam kata pengingkar, yaitu mengingkarkan terhadap nomina dan selain nomina. Pengingkaran terhadap nomina dipakai kata bukan. Pengingkaran selain nomina dipakai kata tidak. Contoh: (11) orang itu takut pada maut + tidak > Orang itu tidak takut pada maut (12) Senapan Paimo meletus + tidak > Senapan Paimo tidak meletus
f) Transformasi penambahan kata tanya Contoh: (13) Kau sebaiknya pergi besuk pagi + apa > Apa sebaiknya kau pergi besuk pagi. (14) Indonesia ini negara kesatuan + apa > Apa Indonesia ini negara kesatuan?
g) Transformasi penambahan optatif Optatif adalah kata yang menyatakan harapan atau doa, misalnya: semoga, moga-moga, mudah-mudahan, insyaallah. Contoh: (14) Anak kami selamat + mudah-mudahan > Mudah-mudahan anak kami selamat. (15) Gedung itu segera diperbaiki + semoga > Semoga gedung itu segera dipebaiki. (16) Kawan-kawan anak itu segera datang + insyaallah > Kawan=kawan anak itu insyaallah segera datang.
h) Transformasi penambahan suasana Suasana adalah kata-kata yang merupakan keadaan pokok sehubungan dengan ulasannya Kata-kata yang menyatakan suasana: dapat,boleh, harus, wajib. Contoh: (20) Suatu masyarakat hidup dalam kerukunan + dapat > Suatu masyarakat dapat hidup dalam kerukunan. (21) Perekonomian kita terus berkembang + bisa > Perekonomian kita bisa terus berkembang.
i) Transformasi penambahan aspek Aspek adalah kata yang menyatakan keberlangsungan keadaan, perisitiwa atau sesuatu Termasuk aspek di antaranya: telah, sudah, sedang, lagi, akan, dll. Contohnya: (22) Perkebunan itu diremajakan + sedang > Perkebunan itu sedang diremajakan. (23) Buah rambutan itu memerah + sudah > Buah rambutan itu sudah memerah. (24) Kekayaan orang itu melimpah + akan > Kekayaan orang itu akan melimpah
j) Transformasi penambahan kata seruan Kata-kata seruan a.l.: wah, masya Allah, ya ampun, aduh, aduhai, sayang, celaka, dsb. Contoh: (24) Anak itu anak sekali + wah > wah anak itu nakal sekali. (25) Buah kelapa itu besar sekali + masya Allah > Masya Allah buah kelapa itu besar sekali. (26) Permainan itu sangat menjengkelkan + aduh > Aduh permainan itu sangat menjenngkelkan.
Transformasi tunggal penambahan keterangan Modalitas aspek Kelanjutan suasana optatif seruan ingkar