Manajemen Operasional (perencanaan KAPASITAS) Perencanaan Kapasitas Produksi jangka pendek Perencanaan Kapasitas Produksi jangka panjang Metode Perencanaan Kapasitas Produksi Pola Produksi Dosen: Febriyanto, SE, MM.
Perencanaan Kapasitas Produksi jangka pendek Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan oleh sumberdaya yang dimiliki seperti: Kapasitas mesin, Kapasitas tenaga kerja, Kapasitas bahan baku dan Kapasitas modal. Kapasitas sangat erat kaitannya dengan skedul produksi yang tertera dalam jadwal produksi induk (master production schedule) sebagai cerminan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam waktu tertentu. Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak dimasa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek.
Perencanaan Kapasitas Produksi jangka pendek Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (Krajewzki & Ritzman, 1989). 1. Meningkatkan jumlah sumber daya, yaitu: penggunaan kerja lembur penambahan regu kerja memberikan kesempatan kerja secara part-time sub-kontrak kontrak kerja 2. Memperbaiki penggunaan sumber daya, yaitu: mengatur regu kerja menetapkan skedul
Perencanaan Kapasitas Produksi jangka pendek Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (Krajewzki & Ritzman, 1989). 3. Memodifikasi produk, yaitu menentukan standar produk melakukan perubahan jasa operasi melakukan pengawasan kualitas 4. Memperbaiki permintaan, yaitu melakukan perubahan harga melakukan perubahan promosi 5. Tidak memenuhi permintaan, yaitu: Tidak mensuplai semua permintaan.
Perencanaan Kapasitas Produksi jangka panjang Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per-unit. Terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan, yaitu: Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy), ini sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa, setiap terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung resiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam jumlah unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi. Strategi ekspansionis, yaitu kapasitas selalu melebihi atau di atas permintaan. Dengan strategi ini perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin ketersediaan produk di pasaran.
Pola Produksi Macam Tipe Pola Produksl Pola poduksi konstan, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama dalam setiap satuan waktu. Pola produksi bergelombang, yaitu jumlah produksi setiap satuan waktu mengikuti fluktasi permintaan. Pola produksi moderat, yaitu jumlah produksi dalam beberapa periode tertentu konstan dan dalam periode tertentu mengalami kenaikan untuk kemudian konstan kembali. Untuk menentukan pola produksi yang terbaik, perlu dilakukan analisis dengan memperhatikan beberapa faktor sebabai berikut: 1. Pola penjualan 2. Kapasitas produksi normal dan kapasitas produksi maksimum 3. Pola biaya
Pola biaya Biaya simpan (Carrying cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila terjadi kelebihan produksi di atas permintaan. Biaya ini berkaitan dengan pola produksi konstan dan moderat. Biaya lembur (Over time premmium cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan melakukan kerja lembur untuk memenuhi permintaan. Biaya lembur dikeluarkan apabila kapasitas produksi di atas kapasitas normal. Biaya ini sangat mungkin terjadi apabila perusahaan menggunakan pola produksi bergelombang maupun moderat. Biaya sub-kontrak (sub contrac cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila permintaan di atas kapasitas produksi yang tersedia atau untuk menutupi kekurangan persediaan. Biaya perputaran tenaga kerja (labour turn over cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja karena produksi mengalami kenaikan.
Metode Perencanaan 1. Metode Break Even Point BEP dapat diartikan keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC). Dapat pula diartikan laba sama dengan nol, atau marginal income atau contribution margin sama dengan biaya tetap (Ml = FC), atau Biaya tetap dibagi dengan marginal income per unit (FC/Mlu), atau Biaya tetap dibagi marginal income ratio (FC/MIR), atau Biaya tetap dibagi satu min variable cost ratio (FC/(I - VCR). Bagaimana pemanfaatan BEP dalam menentukan kapasitas produksi optimum, dapat dilihat dalam contoh berikut ini.
Metode Perencanaan 1. Metode Break Even Point Biaya tetap selama satu tahun sebesar Rp 400.000, sedangkan biaya variabel Rp 600 perunit. Harga jual produk ditetapkan Rp 1.000 perunit. Kapasitas bahan baku mampu untuk menghasilkan sebanyak 2.500 unit produk, kapasitas jam tenaga kerja dapat menghasilkan sebanyak 3.000 unit, jam kerja mesin memiliki kapasitas sebanyak 3.500 unit. Sedangkan permintaan diperkirakan sebanyak 4.000 unit. Dari data tersebut BEP tercapai pada tingkat produksi sebanyak 1.000 unit dengan perhitungan sebagai herikut.:
Metode Perencanaan