Burn (LUKA BAKAR) RAHAYU SETYOWATI
Learning objectives Describe the cause of burn injuries Describe the burn injury classification system Describe pathophysiology, clinical manifestations, nursing and collaborative management of the three burn phases Explain depth and TBSA in the burn case Explain nursing intervention in the emergent phases
KULIT KULIT Bagian terbesar dari tubuh. Fungsi: Melindungi jaringan dibawahnya dari kecederaan Pengaturan suhu tubuh Pengaturan keseimbangan cairan Organ Sensory Kosmetik
Kecederaan pada kulit dapat menyebabkan masalah : Infeksi Ketidakmamapuan mempertahankan keseimbangan cairan Ketidakmampuan mempertahankan temperatur tubuh Epidermis Lapisan paling luar Dermis - Specialized Structures Syaraf Pembuluh darah kelenjar keringat Kelenjar minyak - keep skin waterproof, usually discharges around hair shafts Folikel rambut - produce hair from hair root or papilla
Types of Burn Injuries Luka Bakar Termal Kecederaan kulit Kecederaan inhalasi Luka Bakar Kimia Kecederaan membran Mucosa Luka Bakar Elektrik Aliran listrik Petir
Burn depth classification
Superficial (primary) burn Derajat I (Superficial burn) Mencakup epidermis Warna kemerahan Bengkak dan nyeri Panas meningkat Edema dapat terjadi, tetapi tidak ada blister Example – terkena sinar matahari Biasanya membaik ~ 7 hari
Partial thickness (secondary) burn Derajat 2 Kerusakan epidermis sampai dermis. Lembab, terlihat berkilau Warna pink Sangat sakit Terdapat blister Biasanya sembuh dalam ~7-21 hari
Full thickness (tertiary) burn Derajat 3 Dua2nya epidermis dan dermios terkena dan terjadi kerusakan sampai subkutan Terlihat lebih kering Warna abu2 atau kehitaman Kurang sakit – syaraf sudah rusak Dapat terjadi perdarahan minor Tidak dapat sembuh sendiri harus dengan skin graft
BODY SURFACE AREA Rule of nine
infant
CHILD
Lund-Browder chart
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESERIUSAN LUKA BAKAR Kedalaman luka bakar Luas luka bakar Lokasi luka bakar luka pada muka, tangan kaki, area genital Umur dan kondisi medis korban orang tua (lebih 55 th) atau sangat muda (bawah 5 th)
RESPON SystemiK Respon Cardiovascular - cardiac output menurun - vascular volume menurun shock luka bakar - nadi meningkat and tekanan darah menurun - terjadi pada 24 – 36 jjam setelah LB, puncaknya pada 6-8 jam setelah kejadian LB
Efek terhadap cairan dan elektrolytes, dan volume darah - selama shock LB : hyponatremia - segera setelah LB : hyperkalemia (massive cell destruction) - setelah shift cairan : hypokalemia (inadequate potassium replacement) Respon Pulmonary - hypoxia - injuri sal nafas atas edema obstruksi - atelectasis (collaps of alveoli) Sistem Urinary hypovolemia aliran darah ischemia destruction of red blood cell hematuria anemia
Sistem Immunologic resiko tinggi infeksi dan sepsis Thermoregulatory hypotermic Sistem Gastrointestinal - Ileus paralisis - erosi gaster atau duodenal (curling’s ulcer)
FASE resuscitative Pertlongan 1: COOL, COVER & CALL Immediate care of a burn injury should always include: Cooll : siram dengan air area LB selama 10 menit . Jangan gunakan es, mentega, pasta. Lepaskan semua baju. Cover : giunakan kain kering bersih, anduk atau selimut untuk menutupi LB dan meminimalkan sakit. Call : panggil petugas kesehatan
Perawatan dasar 1. Hentikan proses Burning (Thermal Burn): lepaskan semua baju dan perhiasan. Siram seluruh LB dengan air selama 10 minutes. Tutup luka bakar dengan kain kering dan bersih. 2. Chemical Burns (LB Kimia): irigasi LB denganair mengalir se;lama 20 minutes. Tutup dengan kain bersih. Jika pada mata, siram selama 20 menit dengan air mengalir dengan tekanan rendah.
3. Electrical Burns - cabut sambungan listrik - check ABC or CPR jika perlu
PERAWATAN LANJUT Airway Management: Berikan Oksigen 100% Intravenous Fluid Resuscitation: - Infuse cairan Lactated Ringer’s solution @Parkland (Baxter) 4 ml RL x Kg x TBSA (total kebutuhan cairan pada 24 jam pertama setelah burn).
- Pemberian : - ½ dari total kebutuhan cairan diberikan pada 8 jam pertama - ½ dari total kebutuhan cairan diberikan pada 16 jam berikutnya - pertahankan urine output 0,5 - 1 ml/kg/jam (30-50 ml/jam) - Monitor Hematocrit, hemoglobin and kadar serum sodium - pasang Catheter.
example : for a 70 kg patient with a 50% TBSA burn : 4 ml x 70 kg x 50% TBSA burn = 14.000 ml = 14 L per 24jam ½ of total in first 8 hrs = 7000 ml = 875 ml/j ½ of total in second 16 hrs = 7000 ml = 437 ml/j
Nutritional Therapy Emergent tidak diberikan makan/minum mencegah aspirasi dan muntah. LB Besar paralytic ileus gastric tube (to low intermitten suction) bowel sound (+) setelah 48 – 72 jams oral intake (cair) hypermetabolic tinggi kalori dan protein Drug Therapy : - analgesia; I.V. Morphine Sulphate (1mg/10Kg). - pencegahan Infection prophylaxis: imunisasi tetanus. - Antibiotics (sulvadiazin, sulfamylon, bacitracin, mupirocin).
REFERENCES Oman,Kathleen S. 2007. Emergency Nursing Secrets. Second Edition. Mosby, USA. John MA. 2004. Emergency Medicine. McGraw-Hill. USA.- Heitkemper, Lewis. 2004. Medical Surgical Nursing. Mosby : USA www.nygsh.org/medicalemergencyteam1m et1
Lets exercise ……….. berat badan 50 kg, dibawa ke unit gawat darurat kereana mengalami kelbakaran pada bagian leher depan, dada, abdomen, area genitalia, keseluruhan tangan kanan dan keseluruhan kaki kanan. Hitung kebutuhan cairan pasien tersebut dalam 24 jam pertama (8 jam pertama dan 16 jam berikutnya).
Lets exercise ……….. berat badan 40 kg, dibawa ke unit gawat darurat karena mengalami kebakaran pada kaki kanan keseluruhan bagian depan , kaki kiri keseluruhan bagian depan. Hitung kebutuhan cairan pasien tersebut dalam 24 jam pertama (8 jam pertama dan 16 jam berikutnya).