Pemuliaan tanaman Wijen
Tujuan meningkatkan produktivitas, memperpendek umur, dan memperbaiki ketahanan terhadap penyakit busuk batang, hama tungau (Tetranychus sp.), dan tahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur Phyytophhtora sp. dan Pythium sp.
Kenapa??? Kendala pengembangan tanaman wijen di Indonesia adalah produktiviyasnya rendah (350/kgha). Serta adanya gangguan penyakit. Oleh sebab itu program pemuliaan wijen diarahkan untuk mendapatkan varietas yang berdaya hasil tinggi (> 1 ton/ha) dan tahan terhadap penyakit.
Dasar Genetik Tanaman Wijen Tanaman wijen tergolong tanaman menyerbuk sendiri bunganya bersifat hermafrodit, dapat juga terjadi penyerbukan silang oleh serangga, dan tidak pernah terjadi penyerbukan oleh angin.
Materi Pemuliaan Galur Pachequino dengan galur Sumberrejo 1 (Sbr1), keduanya merupakan wijen putih. Varietas Pachequino varietas hasil introduksi yang mampu beradaptasi dengan baik di Indonesia dan berasal dari Australia berumur genjah (75-90 hari), berproduksi tinggi, beruas pendek, jumlah polong per ketiak lebih ari satu. Varietas unggul Wijen Sumberrejo 1 (Sbr1) produktivitas wijen varietas Sbr 1 tinggi sebesar 1.600 kg/ha, kadar minyak 55-59 %. cocok dikembangkan pada lahan kering dan sawah berpengairan terbatas. Umur panen 105 hari. tahan terhadap hama tungau (Tetranychus sp.), dan penyakit yang disebabkan jamur Phyytophhtora sp. dan Pythium sp.
Metode Seleksi Varietas Pachequino tetua penerima (recurrent parent) Cara Hibridisasi Metode Silang Balik (back cross) Varietas Pachequino tetua penerima (recurrent parent) Varietas Sumberrejo 1 (Sbr1) donor (donor parent).
Tahap-tahap yang akan dilakukan: 1 Melakukan persilangan antara tetua penerima (varietas Pachequino atau R) dengan tetua pemberi (Sbr1). Menghasilkan F1 2 SB1, F1 x R = BC1F1. 3 Pilih yang bagus, dibiarkan menyerbuk sendiri, menghasilkan BC1F2, tanam. 4 BC1F2 dipilih lagi, biarkan menyerbuk sendiri, menghasilkan BC1F3.
5 6 7 Jadi berturut-turut. Jadi seperti berikut ini: BC3F3 x RP BC1F3 Yang terpilih ditanam, disilang balikkan dengan RP, menghasilkan BC2F3 6 Benih BC2F3 yang terpilih (mengandung fenotip yang mendekati RP) ditanam dan disilang balikan dengan RP, mengahsilkan BC3F3. 7 Demikian seterusnya dilakukan silang balik ke-empat, ke-lima, ke-enam secara berturut-turut. Jadi berturut-turut. Jadi seperti berikut ini: BC3F3 x RP BC4F3 x RP BC5F3 x RP BC6F3 menyerbuk sendiri BC6F4
Pengujian Genotip/Varietas harapan Uji Varietas Harapan Untuk uji pendahuluan di Pasirian, Lumajang, Jawa Timur uji multilokasi dilaksanakan di Kawasan Timur Indonesia lainnya, misalnya Jogjakarta dan lain-lain.
Pelepasan Varietas Jika terbukti unggul yakni produktivitas tinggi, berumur pendek, dan memiliki ketahanan terhadap penyakit busuk batang, hama tungau (Tetranychus sp.), dan agak tahan terhadap penyakit yang disebabkan jamur Phyytophhtora sp. dan Pythium sp. dan memenuhi persyaratan.