Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd. ADOPSI DAN INOVASI PENDIDIKAN PERTEMUAN 9 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd. PGSD - FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN MAHASISWA MAMPU MELAKUKAN ADOPSI DAN INOVASI PENDIDIKAN
PENGERTIAN INOVASI, DISCOVERY, INVENTION, DIFUSI, DAN DISEMINASI Adalah suatu Ide, Barang, Kejadian, atau Metode yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil Invensi atau Discovery yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.
ASAL KATA Asal kata Inovasi berasal dari bahasa latin “innovation” yang artinya Pembaharuan atau Perubahan. Inovasi merupakan suatu perubahan baru untuk menuju ke arah perbaikan yang berbeda dengan sebelumnya dan dilakukan secara sengaja, terencana (bukan suatu kebetulan).
Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) : Berfungsi untuk memecahkan masalah atau Inovasi pada bidang pendidikan. Kesimpulannya : Inovasi Pendidikan adalah suatu gagasan atau ide, metode, barang yang dirasa oleh seseorang atau masyarakat (kelompok orang) sebagai hal yang baru, baik itu berupa hasil penemuan baru (inverse) atau baru ditemukan orang (discovery) yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan permasalahan pendidikan.
TUJUAN INOVASI PENDIDIKAN Menurut Santoso (1974), Tujuan Utama Inovasi : Meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan Inovasi Pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Tujuan Inovasi Pendidikan : Pemerataan Layanan Pendidikan. Pengkondisian Kegiatan Belajar yang Kondusif. Efisiensi Pendidikan. Efektifitas dan Efisien Sistem Pengelolaan. Kelancaran Sistem Informasi. Pemeliharaan Unsur Kebudayaan Nasional.
Arah Tujuan Inovasi Pendidikan : Mengejar Ketertinggalan karena Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Penyelenggaraan Pendidikan Formal dan Luar Sekolah bagi Masyarakat.
LINGKUP SOSIAL MASYARAKAT 3. FAKTOR – FAKTOR DALAM INOVASI PENDIDIKAN GURU SISWA FASILITAS PROGRAM KURIKULUM LINGKUP SOSIAL MASYARAKAT
PERMASALAHAN YANG MEMERLUKAN INOVASI Pertumbuhan Penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan pemenuhan Sarana Pendidikan yang memadai. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Konsep Pendidikan Seumur Hidup. Perkembangan Teknologi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam demi Kesejahteraan Umat Manusia.
TANTANGAN DALAM INOVASI Keterbatasan Sumber dan Pola Pemanfaatan. Lemahnya Sistem dan Kurikulum Pendidikan. Pengelolaan Pendidikan yang belum mengantisipasi Tuntutan Keadaan Masa Mendatang.
UPAYA INOVASI PENDIDIKAN Sistem Pamong Pendidikan yang dilaksanakan oleh orang tua, masyarakat, dan guru. Prinsip belajar dapat berlangsung di berbagai tempat. Merupakan upaya untuk pemerataan pendidikan. Program Magang Membekali Pengetahuan Praktis. Keterhubungan Teori dan Praktek secara nyata.
Program Penerimaan Bakat Penghargaan prestasi bagi para siswa dan ekonomi lemah. Proyek Pendidikan Guru Pembekalan guru dalam profesi.
PENGERTIAN DISCOVERY Discovery adalah penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru maupun ide baru atau penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang di temukan sudah ada, tetapi belum di ketahui orang. Discovery akan menjadi Invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu. Contoh : - Penemuan obat khasiat Buah Kina sebagai Obat Penyembuh Penyakit Malaria.
2. FAKTOR DISCOVERY Kesadaran akan kekurangan kebudayaan. Kualitas ahli kebudayaan. Dorongan aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
PENGERTIAN INVENTION Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Artinya, hasil kreasi manusia. Contoh : - Penemuan Pesawat Radio, Kapal Laut, dan Pesawat Terbang.
2. FAKTOR PENDORONG PENGEMBANGAN PENEMUAN BARU Kesadaran para anggota masyarakat akan kekurangan dalam unsur kebudayaannya. Mutu dari keahlian kebudayaan. Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta atau menemukan dalam masyarakat.
PENGERTIAN DIFUSI Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk Inovasi antara warga masyarakat dengan sasaran sebagai penerima Inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik) antar beberapa individu, baik secara memusat (Convergent), maupun secara memencar (Divergent) yang berlangsung secara spontan.
4 ELEMEN POKOK DIFUSI INOVASI Menurut Rogers : Inovasi. Adalah suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil Invensi atau Discovery yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika anggota sistem sosial (warga masyarakat) yang menjadi sasaran Inovasi dapat memperoleh informasi yang dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan jelas, maka akan hilanglah ketidak tentuan terhadap Inovasi. Mereka telah memperoleh pengertian yang mantap apa Inovasi itu. Mereka akan menerima dan juga menerapkan Inovasi. Cepat lambatnya proses penerimaan Inovasi dipengaruhi juga oleh atribut dan karakteristik Inovasi.
KEPEKAAN INOVASI Kepekaan seseorang terhadap Inovasi. Tidak semua orang dalam suatu sistem sosial menerima Inovasi dalam waktu yang sama. Mereka menerima Inovasi dari urutan waktu, artinya ada yang dahulu dan ada yang kemudian. Orang yang menerima Inovasi lebih dahulu secara relatif lebih peka terhadap Inovasi daripada yang menerima Inovasi lebih akhir. Kepekaan inovasi ditandai dengan lebih dahulunya seseorang menerima inovasi dari yang lain dalam suatu sistem sosial (masyarakat).
Berdasarkan kepekaan terhadap Inovasi, dapat dikategorikan menjadi 5 kategori penerima inovasi, yaitu : Inovator; Pemula; Mayoritas Awal; Mayoritas; dan Terlambat (Tertinggal).
KECEPATAN PENERIMAAN INOVASI Kecepatan Penerimaan Inovasi ialah kecepatan relatif diterimanya Inovasi oleh warga masyarakat. Kecepatan Inovasi biasanya diukur berdasarkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai prosentase tertentu dari jumlah waktu masyarakat yang telah menerima Inovasi. Oleh karena itu pengukuran Kecepatan Inovasi cenderung diukur dengan berdasarkan tinjauan penerimaan Inovasi oleh keseluruhan warga masyarakat bukan penerimaan Inovasi secara individual.
Komunikasi dengan saluran tertentu. Komunikasi dalam Difusi Inovasi ini diartikan sebagai proses pertukaran informasi antara anggota sistem sosial, sehingga terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lain. Difusi adalah salah satu tipe komunikasi yang menggunakan hal yang baru sebagai bahan informasi.
Difusi Inovasi Pendidikan adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya, dan sebagainya sebagai produk Inovasi Pendidikan, maka aspek komuniksai menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide, ataupun produk di bidang pendidikan tersebut. Dalam konteks Difusi Inovasi Pendidikan, saluran komunikasi yang digunakan merupakan alur suatu proses penyebarluasan gagasan pendidikan tersebut.
Inti dari pengertian Difusi ialah terjadi komunikasi (pertukaran informasi) tentang sesuatu hal yang baru (Inovasi). Kegiatan komunikasi dalam proses difusi mencakup hal-hal sebagai berikut: - Suatu Inovasi. - Individu atau kelompok yang telah mengetahui dan berpengalaman dengan Inovasi. - Individu atau kelompok yang lain yang belum mengenal Inovasi. - Saluran komunikasi yang menggabungkan antara kedua pihak tersebut.
Waktu. Waktu adalah elemen yang penting dalam proses Difusi, karena waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. Peranan dimensi waktu dalam proses Difusi : - Proses keputusan Inovasi. Kepekaaan seseorang terhadap Inovasi. Kecepatan penerimaan Inovasi. Proses keputusan Inovasi ialah proses sejak seseorang mengetahui inovasi pertama kali sampai ia memutuskan untuk menerima atau menolak Inovasi.
Langkah (tahap) dalam proses keputusan Inovasi, yaitu : Pengetahuan tentang Inovasi; Bujukan atau imbauan; Penetapan atau keputusan; Penerapan (Implementation); dan Konfirmasi (Confirmation).
Warga Masyarakat (anggota sistem sosial) Adalah hubungan (interaksi) antar individu atau orang dengan bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu. Anggota sistem sosial dapat terdiri dari individu, kelompok informal, organisasi, dan sub sistem yang lain. Proses Difusi Inovasi terjadi dalam sistem sosial. Proses Difusi melibatkan hubungan antar individu dalam sistem sosial, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh sistem sosial dalam menghadapi suatu Inovasi. Berbeda sistem sosial akan berbeda pula proses Difusi Inovasi, walaupun fasilitas dan perlengkapannya sama.
PENGERTIAN DISEMINASI Diseminasi (Bahasa Inggris : Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi adalah proses penyebaran Inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola, sedangkan Difusi terjadi secara spontan.
PEMBENTUKAN INOVASI DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI II. PEMBENTUKAN INOVASI DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PROSES KEPUTUSAN INOVASI Proses Keputusan Inovasi ialah proses yang dilalui individu mulai dari pertama tahu adanya Inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keuputusan setuju terhadap Inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak Inovasi, Implementasi Inovasi, dan Konfirmasi terhadap keputusan Inovasi yang telah diambilnya.
Proses Keputusan Inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung seketika, tetapi merupakan searangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak atau menerima Inovasi dan menerapkannya. Ciri pokok Keputusan Inovasi dan merupakan perbedaannya dengan tipe keputusan yang lain adalah dimulai dengan adanya ketidak tentuan tentang sesuatu.
Menurut Roger : Proses Keputusan Inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu : TAHAP PENGETAHUAN Tahap pada saat seorang menyadari adanya suatu Inovasi dan ingin tahu bagaimana Fungsi Inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami, akan tetapi membuka diri untuk mengetahui Inovasi. Pada tahap ini, Proses Kegiatan Mental yang utama Bidang Kognitif.
TAHAP BUJUKAN (PERSUATION) Pada Tahap Bujukan (Persuasi) dari Proses Keputusan Inovasi, seseorang membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap Inovasi. Jika pada Tahap Pengetahuan, Proses Kegiatan Mental yang utama Bidang Kognitif, maka pada Tahap Persuasi yang berperan utama Bidang Perasaan atau Afeksi. Seseorang tidak dapat menyenangi Inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang Inovasi.
Dalam Tahap Bujukan atau Persuasi ini, lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang Inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini, berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya, disinilah peranan Karakteristik Inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan Inovasi.
Dalam Tahap Persuasi ini, juga sangat penting peran kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan Inovasi di masa mendatang. Perlu ada kemampuan untuk memproyeksikan penerapan Inovasi dalam pemikiran berdasarkan kondisi dan situsai yang ada. Dalam Tahap Bujukan atau Persuasi ini, lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang Inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya.
Pada tahap ini, berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya, disinilah peranan Karakteristik Inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan Inovasi. Dalam Tahap Persuasi ini, juga sangat penting peran kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan Inovasi di masa mendatang. Perlu ada kemampuan untuk memproyeksikan penerapan Inovasi dalam pemikiran berdasarkan kondisi dan situsai yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu, perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan Inovasi dan konsekuensi Inovasi.
Hasil dari Tahap Bujukan atau Persuasi, yang utama adalah adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi Inovasi. Diharapkan hasil Tahap Persuasi akan mengarahkan proses Keputusan Inovasi atau dengan kata lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi Inovasi dan menerapkan Inovasi.
TAHAP KEPUTUSAN (DECISION) Tahap Keputusan dari Proses Inovasi, berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak Inovasi. Menerima Inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan Inovasi. Menolak Inovasi berarti tidak akan menerapkan Inovasi.
Ada dua macam Penolakan Inovasi, yaitu : Penolakan Aktif Penolakan Inovasi setelah Inovasi setelah melalui mempertimbangkan untuk menerima Inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih dahulu, tetapi keputusan terakhir menolak Inovasi. Penolakan Pasif Penolakan Inovasi dengan tanpa pertimbangan sama sekali.
TAHAP IMPLEMENTASI (IMPLEMENTATION) Tahap Implementasi dari Proses Keputusan Inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan Inovasi. Dalam Tahap Implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktik.
TAHAP KONFIRMASI (CONFIRMATION) Dalam tahap ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak Inovasi yang berlangsung tak terbatas. Selama dalam konfirmasi, seseorang berusaha menghindari terjadinya Disonansi, paling tidak berusaha menguranginya.
Terjadinya perubahan tingkah laku seseorang antara lain disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan internal. Orang itu merasa dalam dirinya ada sesuatu yang tidak sesuai atau tidak selaras yang disebut Disonansi, sehingga orang itu merasa tidak enak. Jika seseorang merasa dalam dirinya terjadi Disonansi, maka ia akan berusaha akan menghilangkannya atau paling tidak menguranginya dengan cara pengetahuannya, sikap, atau perbuatannya. Dalam hubungannya dengan Difusi Inovasi, usaha mengurangi Disonansi terjadi.
TIPE KEPUTUSAN INOVASI Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang (individu) sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan anggota sistem sosial, yang menentukan untuk menerima Inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan paksaan (kekuasaan).
Dengan dasar kenyataan tersebut maka dapat dibedakan adanya beberapa Tipe Keputusan Inovasi : KEPUTUSAN INOVASI OPSIONAL Yaitu pemilihan menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain. Meskipun dalam hal ini individu mengambil keputusan itu berdasarkan norma sistem sosial atau hasil komunikasi interpersonal dengan anggota sistem sosial yang lain. Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu yang berperan sebagai pengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.
2. KEPUTUSAN INOVASI KOLEKTIF Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama, berdasarkan kesepakatan antara anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang telah dibuatnya.
3. KEPUTUSAN INOVASI OTORITAS Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak Inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang, atau kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Para anggota sama sekali tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan Inovasi. Para anggota sistem sosial tersebut hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.
KEPUTUSAN INOVASI KONTINGENSI (CONTINGENT) Yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu Inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan Inovasi yang mendahuluinya. Misalnya : Di sebuah perguruan tinggi, seorang dosen tidak mungkin untuk memutuskan secara opsional untuk memakai komputer sebelum didahului keputusan oleh pimpinan fakultasnya untuk melengkapi peralatan fakultas dengan komputer. Jadi ciri pokok dari Keputusan Inovasi Kontingensi ialah digunakannya dua atau lebih keputusan Inovasi secara bergantian untuk menangani suatu Difusi Inovasi.
SIFAT INOVASI DAN KECEPATAN ADOPSI III. SIFAT INOVASI DAN KECEPATAN ADOPSI 1, Keuntungan relatif : tingkatan di mana suatu ide baru dianggap emmbawa sesuatu yang lebih baik dari ide – ide sebelumnya. 2. Kompatibilitas : keterhubungan inovasi dengan situasi klien berhubungan positif dengan kecepatan adopsinya. 3. Kompleksitas: kerumitan inovasi adalah tingkat di mana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan. 4. Trialabalitas: dapat dicobanya suatu inovasi adalah tingkat di mana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil. 5. Observabalitas: dapat diamati, adalah tingkat di mana hasil hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain.
KECEPATAN ADOPSI Kecepatana adopsi: adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oelh anggota sistem sosial. Variabel kecepatan adopsi: Tipe keputusan inovasi Sifat saluran komunikasi ayng dipergunakan untuk menyebarkan inovasi dalam meneybarkan inovasi dalam proses keputusan inovasi. 3Ciri-ciri sistem sosial Gencarnya usaha agar pembaharu dalam mempromosikan inovasi.
EFEK DIFUSI adalah pertumbuhan kumulatif tingkat pengaruh sistem sosial terhadap seseorang untuk menerima atau menolak inovasi, yang bersumber dari bertambahnya kecepatan penyebaran inovasi dalam sistem sosial. Contoh: jika hanya 5% saja orang mengetahui tentang inovasi maka akan ebrbeda jika hal ini diketahui oleh 95% orang.
OVER ADOPSI ialah suatu pengadopsian suatu inovasi oleh seseorang. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan aygn cukup mengenai inovasi tersebut. Biasanya masyarakat seperti ini adalah orang-orang yang ingin selalu mencoba hal-hal baru, meskipun hal ini tidak baik.
IV. KATAGORI ADOPTER 1. Innovator: sekelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. 2. Early adopter: kelompok yang lebih vokal dibanding kelompok innovator. Kelompok ini lebih menghasilkan lebih banyak opini serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Kelompok ini sangat disegani dan dihoraati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru. 3. Early majority: merupakan kelompkk yang tidak mau menjadi kelompk pertama yang mengadopsi suatu inovasi, Mereka akan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan dapat dalam waktu yang lama, Orang-orang ini menjalankan tugas penting dalam melegitimasi suatu inovasi atau menunjukkan kepada komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
IV. KATAGORI ADOPTER 4. Late majority: kelompok yang berahti0hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah emncoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang tekanan kelompknya bisa memotivasi mereka , Dorongan ekonomi bisa membuat mereka mengadopsi inovasi. 5. Laggard: kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional dan segan untuk mencoba hal baru. Kelompok ini suka bergaul dengan orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompk laggard emngadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya dan emnganggap mereka sudah ektinggalan zaman.
DIFUSI DAN AGEN PEMBAHARU V. DIFUSI DAN AGEN PEMBAHARU Agen Pembaharu (change agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan (change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai macam pekerjaan seperti guru, konsultan, penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian, dan sebagainya. Semua Agen Pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi).
Tugas utama Agen Pembaharu adalah melancarkan jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharuan ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika inovasi yang disampaikan ke klien harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Agar jalinan komunikasi dalam proses difusi ini efektif, umpan balik dari sistem klien harus disampaikan kepada pengusaha pembaharuan melalui Agen Pembaharu.
Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan Agen Pembaharu dalam pelaksanaan tugasnya inovasi pada sistem klien, sebagai berikut : 1. MEMBANGKITKAN KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH Biasanya Agen Pembaharu pada awal tugasnya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perlunya perubahan. Agen Pembaharu mulai dengan mengemukakan berbagai masalah yang ada, membantu menemukan masalah yang penting dan mendesak, serta meyakinkan klien bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini Agen Pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultatif .
2. MEMANTAPKAN HUBUNGAN PERTUKARAN INFORMASI Sesudah ditentukannya kebutuhan untuk berubah, Agen Pembaharu harus segera membina hubungan yang lebih akrab dengan klien. Agen Pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya, saling mempercayai dan juga Agen Pembaharu harus menunjukan empati pada masalah dan kebutuhan klien.
3. MENDIAGNOSA MASALAH YANG DIHADAPI Agen Pembaharu bertanggung jawab untuk menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan berbagai alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien. Untuk sampai pada kesimpulan diagnosa, Agen Pembaharu harus meninjau situasi dengan penuh empati. Agen Pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien, artinya, kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi Agen Pembaharu.
4. MEMBANGKITKAN KEMAUAN KLIEN UNTUK BERUBAH Setelah Agen Pembaharu menggali berbagai macam cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka Agen Pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk menerima inovasi. Namun demikian cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menonjolkan inovasi.
5. MEWUJUDKAN KEMAUAN DALAM PERBUATAN Agen Pembaharu berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan berdasarkan kebutuhan klien jadi jangan memaksa. Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu dalam hal tindakan Agen Pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain.
6. MENJAGA KESTABILAN PENERIMAAN INOVASI DAN MENCEGAH TIDAK BERKELANJUTANNYA INOVASI Agen Pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan cara penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi.
7. MENGAKHIRI HUBUNGAN KETERGANTUNGAN Tujuan akhir tugas Agen Pembaharu adalah dapat menumbuhkan kesadaran unrtuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, sebagai anggota sistem sosial yang selalu mendapat tantangan kemajuan jaman. Agen Pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya kepada kemampuan sendiri.
SELESAI