Cendekiawan-cendekiawan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah Wynnona Zeta EriDani (32)
BIDANG ILMU FILSAFAT
1. Abu Nasyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan Abu Nasyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan dikenal juga dengan sebutan al-Farabi. Karya-karyanya adalah logika, ilmu-ilmu matematika, ilmu alam, teologi, ilmu politik dan kenegaraan dan bunga rampai (kutub munawwa’ah). Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madhinah Al-Fadhillah (Kota atau Negara Utama). Al-Farabi membagi negara ke dalam 5 bentuk, yaitu : Negara Utama (Al-Madinah Al-Fadhilah) Negara orang-orang bodoh (Al-Madinah Al-Jahilah) Negara orang-orang fasik Negara yang berubah-ubah (Al-Madinah Al-Mutabaddilah) Negara sesat (Al-Madinah Ad-dallah)
2. Abu Yusuf bin Ishak Abu Yusuf bin Ishak juga dikenal dengan sebutan al-Kindi. Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Al-Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi. Menurut Al-Kindi, Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi. Al-Kindi membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive), daya pemarah (irascible), dan daya berpikir (cognitive atau rational).
3. Ibnu Sina Ibnu Sina mula menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diobati oleh doktor yang lain. Ibnu Sina memiliki 2 buku yang terkenal, diantaranya Al Qanun fi al-Tibb dan al-Adwiyat al-Qalbiyyah. Penguasaannya dalam pelbagai bidang ilmu itu telah menjadikannya seorang tokoh sarjana yang serba boleh. Beliau tidak sekadar menguasainya tetapi berjaya mencapai tahap kemuncak (zenith) iaitu puncak kecemerlangan tertinggi dalam bidang yang diceburinya. Di samping menjadi puncak dalam bidang perubatan, Ibnu Sina juga menduduki kedudukan yang tinggi dalam bidang ilmu logik (mantik) sehingga digelar "Guru Ketiga" dibelakang Aristotle dan al-Farabi. Dalam bidang penulisan, Ibnu Sina telah menghasilkan ratusan karya termasuk kumpulan risalah yang mengandungi hasil sastera kreatif.
4. Al-Ghazali Pendidikan Tasawuf : Ihya Ulumuddin, Kimiya as-Sa’adah, Misykah al-Anwar. Pendidikan Filsafat : Maqasadiq al-Falasifah, Tahafut al-Falasifah. Pendidikan Fiqih : Al-Mushtasfa min ‘Ilm al-Ushul Pendidikan Logika : Mi’yar al-Ilm, Al-Qistas al-Mustaqim, Mihakk al-Nazarfi al-Manthiq.
5. Ibnu Rusyd Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada. Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya. Contoh karyanya adalah Bidayat Al-Mujtahid, Kulliyaat fi At-Tib, Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at.
6. Ibnu Bajjah Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh at-Tujibi bin Bajjah adalah seorang astronom, filsuf, musisi, dokter, fisikawan, psikolog, botanis, sastrawan, dan ilmuwan Muslim Andalusia yang dikenal di Barat dengan nama Latinnya, Avempace. Ia lahir di Zaragoza, tempat yang kini bernama Spanyol, dan meninggal di Fez pada 1138.Pemikirannya memiliki pengaruh yang jelas pada Ibnu Rushdi dan Albertus Magnus. Kebanyakan buku dan tulisannya tidak lengkap (atau teratur baik) karena kematiannya yang cepat. Ia memiliki pengetahuan yang luas pada kedokteran, Matematika, dan Astronomi. Sumbangan utamanya pada filsafat Islam ialah gagasannya pada Fenomenologi Jiwa, namun sayangnya tak lengkap. Ekspresi yang dicintainya ialah Gharib
7. Ibnu Thufail Lahir di Guadix dekat Granada sekitar tahun 1105, ia dididik oleh Ibnu Bajjah (Avempace). Ia menjabat sekretaris untuk penguasa Granada, dan kemudian sebagai wazir dan dokter untuk Abu Ya'qub Yusuf, penguasa Spanyol Islam (Al-Andalus) di bawah pemerintahan Muwahhidun, pada yang mana ia menganjurkan Ibnu Rusyd sebagai penggantinya sendiri saat ia beristirahat pada 1182. Ia meninggal di Maroko. Di zamannya nama baiknya sebagai pemikir & pelajar telah membuatnya dipuji sebagai Maecenas. Ibnu Thufail juga merupakan pengarang Hayy bin Yaqthan (Hidup, Putra Kesadaran) roman filsafat, dan kisah alegori lelaki yang hidup sendiri di sebuah pulau dan dan yang tanpa hubungan dengan manusia lainnya menemukan kebenaran dengan pemikiran yang masuk akal, dan kemudian keterkejutannya pada kontak dengan masyarakat manusia untuk dogmatisme, dan penyakit lainnya. Salah satu karyanya adalah Hayy bin Yaqthan.
BIDANG ILMU KEDOKTERAN
1. Jabir bin Hayyan Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Karya-karyanya adalah Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab’een, Kitab Al-Rahmah, Al-Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of the kingdom, Book of eastern mercury, Book of balance.
2. Hunaian bin Ishaq Lahir di Madinah diperkirakan 85 tahun setelah Hijrah ke Madinah. Jadi merupakan salah seorang Tabi'in. Ia berada di Madinah sampai Bani Abbasiyah menggantikan Bani Umayyah dalam kekhalifahan (750). Setelah itu dilaporkan ia berada di berbagai tempat antara Iraq dan Iran, ia meninggal di Baghdad tahun 768. Ia yang pertama kali menulis Sirat Rasulullah, yang merupakan biografi Rasulullah pertama yang paling komprehensif.[1] Ibnu Sa'ad berkata tentang Ibnu Ishaq, "Ia merupakan yang pertama mengumpulkan sejumlah ekspedisi dari Utusan Allah (Muhammad) dan mencatatnya."
3. Ibnu Sahal Ibnu Sahal adalah fisikawan termasyhur dizamannya. Iga menguasai tiga ilmu penting dizamannya, yakni optik, matematika, dan geometri. Nama aslinya Abu Sa’da al-Ala ibnu Sahl. Ia lahir pada 940 M dan meninggal ditahun 1000. Ia adalah ilmuwan yang mengabadikan dirinya diistina Khalifah Abbasiyah Baghdad. Hukum pembiasaan cahaya itu dituangkan Ibnu Sahl dalam risalah yang ditulisnya pada tahun 984 M. Risalah itu diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul On Burning Mirrors and Lenses. Dalam risalah ilmu fisika yang sangat penting itu, Ibnu Sahl menjelaskan secara rinci dan jelas tentang cermin dan lensa parabola, serta titik fokus.
4. Ar-Razi Beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya ar-Razi adalah seorang ahli kimia. Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), ar-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya. Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis. Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad.
5. Thabbit Ibnu Qurra Thabbit Ibn Qurra Ibn Marwan al-Sabi’al-Harrani, musafir yang dilahirkan pada 836 M ini pada asalnya merupakan seorang penyembah bintang atau lebih dikenali sebagai Kumpulan Sabian. Kebanyakan para penyembah bintang pada ketika itu merupakan antara kelompok yang begitu teruja terhadap ilmu kaji bintang atau lebih dikenali sebagai astronomi pada era kini. Maka tidak hairanlah jika ilmuan yang berasal daripada Mesapotamia (sekarang Turki) ini memiliki ketokohan dalam disiplin ilmu ini. Sejumlah dokumen menyebutkan, ketika usia muda, Thabit bekerja sebagai pedagang penukar mata wang. Hal ini menunjukkan bahawa Thabbit berasal daripada keluarga yang berada dan berpengaruh dalam masyarakatnya.
BIDANG ILMU MATEMATIKA
1. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi Beliau adalah seorang penemu aljabar dan angka nol. Karya terbesar dia dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang dia tekuni. Contoh-contoh karyanya adalah kitab I:Aljabar, Buku 2:Dixit algorizmi, Buku 3:Rekonstruksi Planetarium, Buku 4:Astronomi, Buku 5: Kalender Yahudi.
2. Banu Musa Banu Musa bersaudara adalah pengarang buku al-Hiyal (buku alat-alat pintar). Buku ini berisikan 100 macam mesin,seperti pengisi tangki air otomatis, pengolahan logam, teknik tambang, lampu badai, lampu otomatis, tekanan diferensial, dan masker gas.Dalam bidang arsitektur, Banu Musa bersahabat menciptakan rancangan pembuatan air mancur, kincir angin, dan sistem kanal bawah tanah seperti yang terkenal di Belanda.Dalam bidang pertambangan Banu Musa bersaudara menulis dalam kitab al-Hiyal tentang teknik survei dan pembuatan tambang bawah tanah. Dalam bidang matematika dan geometri, Banu Musa menulis cara menghitung luas serta volume, menggunakan rumus matematika. Banu Musa juga menjelaskan angka konstan phi. Ini adalah besaran dari pembagian diameter lingkaran. Mereka Juga mengajarkan cara membuat lingkaran dengan memakai besi siku atau jangka.
BIDANG ILMU FALAK
1. Abu Masyar al-Falaky Buku hasil karyanya adalah Isbatul Ulum dan Haiatul Falak
2. Jabir Batany Karya Jabir Batany adalah membuat sebuah teropong bintang
3. Raihan Bairuny Bukunya yang terkenal adalah al-Afarul Bagiyah’ainil Khaliyah dan Istikhrajul Autad
BIDANG ILMU ASTRONOMI
1. al-Farazi Abu Abdallah Muhammad ibn Ibrahim al-Farazi (796-806) adalah seorang filsuf muslim, matematikawan, dan astronom.Beliau lahir di tengah keluarga ilmuwan. Ayah beliau, Ibrahim al Fazari, juga seorang astronomer dan matematikawan. Beberapa sumber mengatakan bahwa dilihat dari nama, beliau berasal dari Arab tapi mempelajari ilmu di Persia dan sumber yang lain mengatakan bahwa beliau adalah seorang Persia. Al Farazi menetap serta berkarya di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah.
2. al-Gattani/Albetagnius 3. al-Farghoni atau Alfragenius
BIDANG ILMU TAFSIR
1. Ibnu Jarir at-abary 2. Ibnu Atiyah al-Andalusy 3. As-Suda 4 1. Ibnu Jarir at-abary 2. Ibnu Atiyah al-Andalusy 3. As-Suda 4. Mupatil bin Sulaiman 5. Muhammad bin Ishak
BIDANG ILMU HADIS
1. Imam Bukhari 2. Imam Muslim 3. Ibnu Majah 4. Abu Daud 5. At-Tarmidzi
Bidang Ilmu Kalam (Tauhid)
1. Wasil bin Atha’ 2. Abu Huzail al-Allaf 3. ad-Dhaam 4 1. Wasil bin Atha’ 2. Abu Huzail al-Allaf 3. ad-Dhaam 4. Abu Hasan al-Asy’ary 5. Hujjatul Islam Imam al-Gazali
Bidang Ilmu Tasawuf
1. Al-Qusyairy dengan karyanya ar- RiŚalatul Qusyairiyah 2 1. Al-Qusyairy dengan karyanya ar- RiŚalatul Qusyairiyah 2. Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma’arif 3. Imam al-Gazali dengan karyanya al-Bashut dan al-Wajiz
Para Imam Fuqaha (Ahli Fiqh)
1. Imam Abu Hanifah 2. Imam Maliki 3. Imam Syafi’i 4 1. Imam Abu Hanifah 2. Imam Maliki 3. Imam Syafi’i 4. Imam Ahmad bin Hambali 5. Dan Para Imam Syi’ah