Matakuliah. : <<D00672>>/<<PENGETAHUAN KIMIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan <<2>> <<MCAM-MACAM BAHAN>>
Advertisements

PANJANG PENYALURAN TULANGAN PERTEMUAN 16
KESETIMBANGAN FASE npofer-y_^.
Pertemuan 3 Mencari Titik Berat Penampang Majemuk
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
Matakuliah : S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton
Pertemuan <<20>> <<ALLOY/LOGAM PADUAN>>
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
1 Pertemuan 5 Diferensial Matakuliah: R0262/Matematika Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
Pertemuan 10 Sendi-Sendi Arsitektur Modern
1 Pertemuan 5 PPh PASAL 21 Matakuliah: A0572/ Perpajakan Tahun: 2005 Versi: Revisi 1.
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
Pertemuan 21 Tegangan Geser, Lentur dan Normal
Matakuliah : R0022/Pengantar Arsitektur Tahun : Sept 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
Pertemuan <<9>> <<STRESS VS STRAIN>>
1 Pertemuan 13 电影讨论 DISKUSI FILM Matakuliah: E1162/Film China Tahun: 2008 Versi: 1/0.
1 Pertemuan 9 Integral Matakuliah: R0262/Matematika Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
1 Pertemuan 7 Diferensial Matakuliah: R0262/Matematika Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
Pertemuan 7 Tegangan Normal
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
1 Pertemuan 19 Rendering perspektif mata burung Matakuliah: R0124 / Teknik Komunikasi Arsitektur Tahun: 2005 Versi: >/ >
Pertemuan <<6>> <<PERSAMAAN REAKSI>>
Diagram Fasa 1 Gabriel Sianturi.
Pertemuan 01 Pengantar Teori Fungsi
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
Pertemuan <<25>> <<BESI - BAJA>>
Pertemuan <<16>> <<KESETIMBANGAN KIMIA>>
Pertemuan 8 Anatomi Bangunan 2
Pertemuan <<8>> <<SIFAT MEKANIK BAHAN>>
Pertemuan <<1>> <<PENDAHULUAN>>
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Matakuliah : R0124 / Teknik Komunikasi Arsitektur
Matakuliah : T0074 / Grafika Komputer
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Matakuliah : S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton
Pertemuan <<16>> <<CERAMIC>>
Pertemuan 3 PD Dapat Dihomogenkan
Matakuliah : T0074 / Grafika Komputer
Pertemuan 16 SISTEM AKUNTANSI UTANG
DIAGRAM FASA Fe-C 0,8 1,7 4,2 6,67%C.
Pertemuan <<19>> <<LOGAM>>
Matakuliah : T0074 / Grafika Komputer
Pertemuan <14>> <<KESETIMBANGAN KIMIA>>
Pertemuan <<24>> <<SIFAT MAGNETIK>>
Pertemuan 11 Guratan, Radikal & Pembentukan Kata/Frase 4
ALLOY (LOGAM CAMPURAN)
Matakuliah : S0024/Mekanika Bahan Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Matakuliah : T0074 / Grafika Komputer
Pertemuan 7 KUIS Matakuliah : E0722 – Menulis Karakter Tahun : 2005
Pertemuan <<13>> <<DIAGRAM PHASE>>
Pertemuan 7 Ikatan Angin
Pertemuan 3 Diferensial
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 19 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Eksentris
Pertemuan <<3>> <<PERSAMAAN REAKSI>>
Pertemuan 6 DIferensial
Matakuliah : R0124 / Teknik Komunikasi Arsitektur
Matakuliah : I0014 / Biostatistika Tahun : 2005 Versi : V1 / R1
Pertemuan 15 Transformasi 3D dan komposisinya
Tahun : <<2005>> Versi : <<1/2>>
Pertemuan <<18>> <<ELEKTROLISIS>>
Diagram fasa dan kesetimbangan fasa
Pertemuan 17 SAMBUNGAN KAYU
Mengenal Sifat Kimia Material
Pertemuan <<4>> <<KRISTAL>>
Pertemuan 17 Proyeksi Parallel dan proyeksi perspective
Transcript presentasi:

Matakuliah. : <<D00672>>/<<PENGETAHUAN KIMIA Matakuliah : <<D00672>>/<<PENGETAHUAN KIMIA BAHAN>> Tahun : <<2006>> Versi : <<BARU>> Pertemuan <<14>> <<DIAGRAM PHASE DUA KOMPONEN>>

<< TIK-13>> Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : << TIK-13>>

Materi 1 : DIAGRAM PHASA DUA KOMPONEN Outline Materi Materi 1 : DIAGRAM PHASA DUA KOMPONEN

Diagram fase dua komponen yang larut padat tak terbatas : Dapat membentuk larutan baik pada fase cair maupun pada fase padat dengan segala komposisi. SYARATNYA : larutan padat substisional, harus memiliki struktur kristal yang sama, diameter atomnya hampir sama (bedanya maksimum 8%).

Cara membuat diagram fase : Paduan 1, A 100% B 0%, diambil dan didinginkan dengan sangat lambat serta diamati perubahan fase yang terjadi selama pendi-nginan; Ternyata paduan 1 ini mulai membeku pada temperatur TA, dan pembekuan selesai pada temperatur yang sama (sifat logam murni); Paduan 2, A 80% B 20%, mulai membeku pada temperatur T1 dan selesai membeku pada temperatur T2; Pengamatan dilanjutkan pada paduan lain, dan dicatat temperatur awal dan akhir pembekuan; Semua data kemudian digambarkan sehingga diperoleh suatu grafik seperti gambar berikut

Diagram phase dua komponen

Fase larutan cair dan fase larutan padat Garis awal pembekuan disebut garis liquidus, dan garis akhir pembekuan disebut garis solidus (lihat gambar); Daerah di atas garis liquidus adalah daerah fase larutan cair; Daerah di bawah garis solidus adalah daerah fase larutan padat (biasa diberi nama a , b , g, dsb.); Daerah antara kedua garis tersebut adalah daerah gabungan fase larutan cair dan fase larutan padat;

Diagram phasa dua komponen

Komposisi kimia dan perbandingan berat : Untuk mencari komposisi kimia suatu fase pada temperatur tertentu, ditarik garis mendatar dari temperatur yang dimaksud hingga memotong garis batas daerah fase yang diamati (garis ini disebut tie line); Suatu paduan 80% A dan 20% B pada temperatur T terdiri dari dua fase, larutan cair dan larutan padat; Komposisi larutan cair ditunjukkan oleh titik potong tie-line, garis mo, dengan garis batas daerah fase larutan cair, yaitu titik a ; Dengan menarik garis vertikal dari a ke bawah akan terlihat komposisi larutan cair pada temperatur T adalah 74% A dan 26% B;

Komposisi kimia dan perbandingan berat

Komposisi kimia dan perbandingan berat : Dengan cara yang sama dapat dicari komposisi larutan padat pada temperatur T, ditunjukkan oleh titik m, yaitu 90% A dan 10% B; Untuk menghitung perbandingan berat fase-fase yang ada pada suatu temperatur, ditarik garis mendatar dari temperatur yang dimaksud hingga memotong batas-batas daerahnya dan garis komposisi paduan; Berat fase cair : berat fase padat = mn : no; Berat fase cair (%) = mn/mo x 100% = (20–10) / (26–10) x 100% = 62,5%; Berat fase padat (%) = no/mo x 100% = (26–20) / (26–10) x 100% = 37,5%;

Transformasi selama pendinginan ekuilibrium :

Transformasi selama pendinginan ekuilibrium :

<<CLOSING>> SELAMAT BELAJAR