Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes Infeksi Urethtritis
Definisi peradangan / inflamasi pada uretra atau suatu infeksi yang menyebar keatas
Penyebab Kuman gonorrhoe biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal atau nongonoreal. Kadang-kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri.
Patofisiologi Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat asimtomatik (penyakit ketika pasien tidak menyadari gejala apapun)
Tanda dan gejala Mukosa merah dan edema. Terdapat cairan eksudat Ada ulserasi (proses atau fakta adanya luka terbuka yang mungkin sulit untuk sembuh) pada uretra. Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis Go yaitu good morning sign. Pada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah. Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita gonorhoe.
Tindakan Pengobatan a. Pemberin antibiotika b. Bila terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougie. C. Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/ hari).
Manifestasi Klinis Rasa nyeri di dapat pada daerah supra pubik / pelvis, seperti rasa terbakar di urera luar sewaktu kencing / dapat juga di luar waktu kencing. Gejala lain yang kurang sering di dapat adalah ginjal yang gejalanya khas dan nyeri prostat
Fokus Pengkajian Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya Obstruksi pada saluran kemih Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial. Pemasangan kateter foley Imobilisasi dalam waktu yang lama Kaji manifestasi klinik dari infeksi saluran kemih Frekuensi Disuria Bau urine yang menyengat
ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Identitas - Usia : Semua usia bisa terkena penyakit ini - Jenis kelamin : Perempuan - laki-laki. - Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi
Riwayat Penyakit - Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah dan nanah. - Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM, - Riwayat penyakit sekarang : Penyakit keluarga biasanya seperti : DM,
Observasi & Pemeriksaan Fisik 1. Observasi Tanda-tanda Vital - S : Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C) - N : Nadi meningkat (biasanya >100 x/mnt) - RR : Pernafasan normal (18-20 x/mnt) - TD : Tekanan darah normal (110/70-130/90 mmHg)
Pemeriksaan Fisik a). Pemeriksaan S.Pernafasan - Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis) b). Pemeriksaan S.Kardiovaskuler - Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler c). Pemeriksaan S.Persepsi-sensori - Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori d). Pemeriksaan S.Muskulus - Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus e). Pemeriksaan S.Pencernaan - Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut bagian bawah.
Lanjutan f). Pemeriksaan S.Perkemihan - Nyeri dan panas saat berkemih - Terjadi disuria, hematuria, & piuria - Mukosa memerah dan edema - Adanya rasa gatal yang menggelitik - Adanya pus pada awal miksi - Kesulitan untuk memulai miksi - Nyeri pada abdomen bagian bawah
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b/d proses peradangan 2. Hipertermi b/d proses peradangan
Dx 1 Dx : Nyeri b/d proses peradangan Tujuan : Rasa nyeri bisa berkurang / hilang Kriteria Hasil : 1. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang 2. Tidak ada nyeri abdomen bawah / daerah simpisis pubis 3. Mukosa uretra tidak memerah / edema 4. Tidak ada nyeri saat berkemih 5. Ekspresi wajah tenang
Lanjutan DS : Px biasanya mengeluh nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih. DO : - Ekspresi wajah meringis, menahan nyeri - Px sering memegang kelamin, sering memegang perut bagian bawah & sering menggaruk-2 daerah kelamin
Intervensi 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi & intensitas R/ : Untuk membantu mengevaluasi tempat obstruksi & penyebab nyeri 2. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan R/ : Meningkatkan relaksasi & menurunkan tegangan otot 3. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan R/ : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri 4. Pantau pola berkemih secara berkala R/ : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / pengunduran gejala / penyakit.
Dx 2 Dx : Hipertermi b/d Proses Peradangan Tujuan : Suhu tubuh normal (36,5-37,2 C) Kriteria Hasil : 1. Pasien bebas dari demam 2. Pasien mengatakan tubuh tidak terasa panas 3. Mukosa uretra tidak memerah / edema 4. Suhu tubuh dan nadi normal 5. Ekspresi wajah tenang/tidak menyeringai
Intervensi 1. Kaji timbulnya demam R/ : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien 2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, & pernafasan) R/ : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui kaeadaan umum pasien 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum R/ : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak 4. Berikan kompres hangat R/ : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.
Evaluasi Tidak ada rasa nyeri dan peradangan Suhu tubuh normal
TERIMA KASIH