Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

BIMBINGAN KONSELING X-3. ANGGOTA ANGGOTA KELOMPOK BAGUS S. A. RONNY N. R. GALIH K. A. M. JABBARUDIN WAHYU D. N KETUA WAKIL JURNALIST.
Nama Pasien : Ny. U Umur : 20 th Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Asuhan keperawatan filariasis
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
SIKLUS KEHIDUPAN WANITA
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
ABSCESSUS (BISUL). PENGERTIAN Bisul adalah benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini muncul akibat infeksi bakteri yang.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
Nyeri Abdomen KASUS.
TYPOID PADA ANAK.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Perilaku Seksual dan Hubungannya dengan Kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLAUKOMA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
Kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kala I serta manajemen kala I
SUCI FITRIA III B.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
ASKEP PADA PASIEN DENGAN BUERGER DISEASE
Asuhan Keperawatan pada Pasien Konstipasi
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
PENYAKIT PADA SISTEM EKSRESI
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
P E S Pesteurellosis.
PRISKILA APRILIA HAMBER
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
MASTITIS BY Tingkat IIIB Ayu Lestari.
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pielonefritis
RC PATOLOGI KLINIK ERITROSIT & LEUKOSIT
TYPOID PADA ANAK.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
NAMA : SYUKRIA ANGELA RESHA TINGKAT : II B NIM :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APPENDISITIS
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ASUHAN KALA IV PERSALINAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
“Penyakit Menular Seksual”
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
Hematuria et causa Cystitis
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
ASKEP COLITIS ULSERATIF
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Cystitis Disusun oleh kelompok 5 desti komalasari meita noor adha taufik sistem urinaria.
Asuhan keperawatan intranatal
INFEKSI SALURAN KEMIH.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
Eritroderma et Causa Dermatitis Kontak Iritan Jurnal Oleh Suci Ramadhani S.ked Pembimbing dr. Mainiadi Sp.KK.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) dr. A.M. Multazam Mustari, M.Kes. BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN 2009.
TRAUMA ABDOMEN.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS RADANG GENETALIA INTERNAL SALPINGITIS
Transcript presentasi:

Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes Infeksi Urethtritis

Definisi peradangan / inflamasi pada uretra atau suatu infeksi yang menyebar keatas

Penyebab Kuman gonorrhoe biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal atau nongonoreal. Kadang-kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri.

Patofisiologi Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit bersifat asimtomatik (penyakit ketika pasien tidak menyadari gejala apapun)

Tanda dan gejala Mukosa merah dan edema. Terdapat cairan eksudat Ada ulserasi (proses atau fakta adanya luka terbuka yang mungkin sulit untuk sembuh) pada uretra. Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis Go yaitu good morning sign. Pada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah. Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita gonorhoe.

Tindakan Pengobatan a. Pemberin antibiotika b. Bila terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougie. C. Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/ hari).

Manifestasi Klinis Rasa nyeri di dapat pada daerah supra pubik / pelvis, seperti rasa terbakar di urera luar sewaktu kencing / dapat juga di luar waktu kencing. Gejala lain yang kurang sering di dapat adalah ginjal yang gejalanya khas dan nyeri prostat

Fokus Pengkajian Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya Obstruksi pada saluran kemih Adanya faktor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial. Pemasangan kateter foley Imobilisasi dalam waktu yang lama Kaji manifestasi klinik dari infeksi saluran kemih Frekuensi Disuria Bau urine yang menyengat

ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Identitas -   Usia : Semua usia bisa terkena penyakit ini -   Jenis kelamin : Perempuan - laki-laki. -   Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi

Riwayat Penyakit -  Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah dan nanah. -   Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM, -   Riwayat penyakit sekarang : Penyakit keluarga biasanya seperti : DM,  

Observasi & Pemeriksaan Fisik 1.      Observasi Tanda-tanda Vital -   S : Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C) -   N : Nadi meningkat (biasanya >100 x/mnt) -  RR : Pernafasan normal (18-20 x/mnt) -   TD : Tekanan darah normal (110/70-130/90 mmHg)

Pemeriksaan Fisik a). Pemeriksaan S.Pernafasan - Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis) b). Pemeriksaan S.Kardiovaskuler - Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler c). Pemeriksaan S.Persepsi-sensori - Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori d). Pemeriksaan S.Muskulus - Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus e). Pemeriksaan S.Pencernaan - Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut bagian bawah.

Lanjutan f). Pemeriksaan S.Perkemihan - Nyeri dan panas saat berkemih - Terjadi disuria, hematuria, & piuria - Mukosa memerah dan edema - Adanya rasa gatal yang menggelitik - Adanya pus pada awal miksi - Kesulitan untuk memulai miksi - Nyeri pada abdomen bagian bawah

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b/d proses peradangan 2. Hipertermi b/d proses peradangan

Dx 1 Dx : Nyeri b/d proses peradangan Tujuan : Rasa nyeri bisa berkurang / hilang Kriteria Hasil : 1. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang 2. Tidak ada nyeri abdomen bawah / daerah simpisis pubis 3.  Mukosa uretra tidak memerah / edema 4.  Tidak ada nyeri saat berkemih 5.   Ekspresi wajah tenang

Lanjutan DS : Px biasanya mengeluh nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih. DO : - Ekspresi wajah meringis, menahan nyeri -  Px sering memegang kelamin, sering memegang perut bagian bawah & sering menggaruk-2 daerah kelamin

Intervensi 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi & intensitas R/ : Untuk membantu mengevaluasi tempat obstruksi & penyebab nyeri 2.  Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan R/ : Meningkatkan relaksasi & menurunkan tegangan otot 3.   Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan R/ : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri 4.  Pantau pola berkemih secara berkala R/ : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / pengunduran gejala / penyakit.

Dx 2 Dx : Hipertermi b/d Proses Peradangan Tujuan : Suhu tubuh normal (36,5-37,2 C) Kriteria Hasil : 1.  Pasien bebas dari demam 2.  Pasien mengatakan tubuh tidak terasa panas 3.  Mukosa uretra tidak memerah / edema 4.  Suhu tubuh dan nadi normal 5.  Ekspresi wajah tenang/tidak menyeringai

Intervensi 1. Kaji timbulnya demam R/ : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien 2.  Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, & pernafasan) R/ : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui kaeadaan umum pasien 3.  Anjurkan pasien untuk banyak minum R/ : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak 4.  Berikan kompres hangat R/ : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.

Evaluasi Tidak ada rasa nyeri dan peradangan Suhu tubuh normal

TERIMA KASIH