Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
; ? . ! : Penulisan Huruf () (”...”) (‘...’) - — / x : < > - + = Prinsip Umum ; ? . ! : Rapat dengan huruf akhir dan setelahnya harus ada satu spasi kosong. Rapat dengan kata,frasa, kalimat yang diapit. () (”...”) (‘...’) rapat dengan huruf yang mendahului dan yang akan mengikutinya. - — / x : < > jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya. - + =
Huruf Besar atau Huruf kapital Penulisan Huruf Huruf Besar atau Huruf kapital Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung.
Huruf miring (jika menggunakan mesin ketik diganti dengan garis bawah) Penulisan Huruf Huruf Miring Huruf miring (jika menggunakan mesin ketik diganti dengan garis bawah) A B C a b c Menuliskan nama yang dikutip dalam karangan. Menegaskan kata.
Mengakhiri kata, kalimat dan memisahkan angka. Pemakaian Tanda Baca Tanda titik Mengakhiri kata, kalimat dan memisahkan angka. Catatan: Tanda titik tidak dipakai pada hal-hal berikut. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya. Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Di belakang alamat pengirim/penerima surat dan tanggal surat.
Pemakaian Tanda Baca Memisahkan kalimat dan petikan langsung Menulis alamat yang berurutan dan gelar Untuk menyatakan angka desimal. Menyambung huruf dan kata eja Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Memperjelas bagian-bagian ungkapan.
Pemakaian Tanda Baca Memisahkan kalimat setara. Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Dalam teks drama, sesudah kata yang menunjukkan pelaku.
Pemakaian Tanda Baca Membatasi kata, menegaskan adanya aposisi dan kata yang berarti ’sampai dengan’. Menggambarkan kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan ada bagian yang dihilangkan. Catatan: Tanda elipsi yang digunakan adalah titik tiga (...) bila di awal atau tengah kalimat, dan titik empat (....) bila di akhir kalimat.
Pemakaian Tanda Baca Mengakhiri kalimat tanya. Ungkapan berupa seruan atau perintah, menggambarkan kesungguhan, ketidakpastian, atau rasa emosi yang kuat.
Pemakaian Tanda Baca Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, angka dan huruf. Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi, kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Pemakaian Tanda Baca Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain,terjemahan, penjelasan kata atau ungkapan asing. Mengapit petikan langsung, judul, istilah ilmiah.
Pemakaian Tanda Baca Penomoran, sebagai pengganti kata dan, atau per atau nomor alamat. Tanda apostrof digunakan untuk menunjukkan adanya penghilangan bagian kata.
Macam-Macam Proses Pembentukan Kata Penulisan dan Pemilihan Kata Macam-Macam Proses Pembentukan Kata Pembentukan kata dengan penambahan imbuhan pada bentuk dasar. Pembentukan kata dengan pengulangan bentuk dasar. Pembentukan kata dengan menggabungkan dua bentuk dasar.
Penulisan dan Pemilihan Kata Ciri Pembentukan Kata Ada morfem yang berfungsi sebagai tempat penggabungan (bentuk dasar) dan morfem yang berfungsi sebagai penggabung. gelap gulita (pengg.) (bt.dasar) b. Bentuk dasar tidak selalu morfem tunggal. dipersatukan dibuat jadi bersatu di persatukan buat jadi bersatu (penggabung) (bentuk dasar) per satukan buat jadi satu (penggabung) (bentuk dasar) satu kan (bentuk dasar) (penggabung)
Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Karya Ilmiah Penulisan dan Pemilihan Kata Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Karya Ilmiah Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia ragam baku. Ciri-ciri bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut. Memakai prefiks me- dan ber- Memakai pola frasa verbal aspek + agen + verba Memakai konjungsi bahwa dan karena Memakai konstruksi sintetis berikut. Memakai unsur leksikal yang menandai bahasa Indonsia baku. Memakai ejaan resmi yang berlaku (EYD). Memakai peristilahan resmi.
Penulisan dan Pemilihan Kata Penulisan Kata Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. b. Kata Turunan/Jadian Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. c. Kata Ulang Bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Gabungan Kata Lazim disebut kata majemuk dan merupakan istilah khusus yang mungkin dapat menimbulkan salah baca.
Penulisan dan Pemilihan Kata e. Kata Ganti Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau yang mengikutinya. f. Kata Depan Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam kata yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan, seperti kepala dan daripada. g. Kata Sandang Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Penulisan dan Pemilihan Kata Partikel Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: kecuali kata yang padu (seperti adapun, bagaimanapun, maupun, biarpun). Partikel per dipisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. Angka dan Lambang Bilangan Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi.
Kalimat Efektif Kesatuan Gagasan Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis/pembicara. Kesatuan Gagasan Secara praktis di dalam kalimat terwakili oleh kehadiran subjek dan predikat sedangkan unsur-unsur yang lain bersifat opsional. Kesatuan gagasan akan terganggu jika kedudukan subjek atau predikat tidak jelas; kalimat menggantung (tidak selesai); kalimat majemuk yang terlalu kompleks; atau kalimat yang dipenuhi oleh sisipan-sisipan keterangan yang terlalu panjang.
Kalimat Efektif Kesejajaran Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. ”Satu pihak berusaha untuk membuat dan mempertahankan dominasi sedangkan pihak lain berusaha untuk melakukan perlawanan”.
Kalimat Efektif Kehematan Kehematan merupakan prinsip ekonomi bahasa. Dalam membuat kalimat diharapkan agar tidak terdapat pemakaian kata yang dianggap tidak diperlukan (mubazir). Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang berlebih karena penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Kalimat Efektif Penekanan Kelogisan Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Penekanan bisa dilakukan dengan cara berikut. Mengubah posisi dalam kalimat. Menggunakan partikel –lah,-pun, dan –kah. Menggunakan repetisi Menggunakan pertentangan Kelogisan Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam alimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Paragraf Bagian Paragraf Paragraf yang baik memuat dua bagian penting berikut. Kalimat Utama Kalimat utama merupakan kalimat inti sebuah paragraf. Berisi suatu pernyataan yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas. b. Kalimat Penjelas Kalimat penjelas merupakan kalimat yang memberikan penjelasan tambahan, detail, atau rincian dari kalimat utama suatu paragraf.
Ciri-Ciri Paragraf yang Baik Syarat-Syarat Paragraf Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan. Kalimat saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar. Mengadung satu gagasan utama dan beberapa pikiran penjelas. Syarat-Syarat Paragraf Kesatuan Paragraf Kalimat harus ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang atau tidak sesuai dari gagasan pokok paragraf. 2. Kepaduan Paragraf Kepaduan paragraf diamati dari penyusunan kalimat secara logis dan ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat.
Pengembangan Paragraf Mengarang merupakan suatu usaha untuk mengembangkan beberapa kalimat topik. Kalimat topik dikembangkan dalam bentuk paragraf-paragraf. Dan harus lebih teliti dalam menempatkan kalimat topik pada karangan. 1. Memberikan contoh/fakta Agar jelas dan menarik, gagasan yang disampaikan dalam kalimat topik dilukiskan dan digambarkan dengan contoh-contoh. 2. Memberikan Alasan Agar bisa meyakinkan pembaca, gagasan yang disampaikan dalam kalimat topik dapat dijelaskan dengan menggunakan alasan yang logis.
Paragraf Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan pesannya, paragraf dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut. Deskriptif (Paragraf ini memaparkan tentang tata ruang atau tata letak.) Ekspositoris (Paragraf yang objek peninjauannya tertuju pada satu unsur saja.) Argumentatif (Digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran suatu hal.)
Terima Kasih