MODEL McKINSEY Menggunakan multiple factors untuk menilai daya tarik industri dan market share dibandingkan dengan single measure pada model BCG Memiliki.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 7 Pemasaran Strategis untuk Pertumbuhan Perusahaan dan Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham KELOMPOK 3 MANAJEMEN PEMASARAN.
Advertisements

BAB 07 Pemasaran Strategis untuk Pertumbuhan Perusahaan dan
Ekonomi Industri Petemuan II
Perencanaan PASAR strategis
Bab VI Posisi Strategis.
ANALISIS TOKO 7 ELEVEN Kelompok 4: Yulistiyani
Pendahuluan Pangsa Pasar adalah pasar yg ditentukan dalam ukuran unit maupun revenue dan dihitung berdasarkan specific entity Pangsa pasar adalah sebuah.
Perumusan Strategi Melalui Analisis Struktur Industri (7)
OVERVIEW Konsep dasar dan arti penting klasifikasi industri.
COMPETITOR ANALYSIS & SOURCES OF ADVANTAGE Roger J Best Market-Based Management Pearson Education Int’l, 2005.
Analisis dan Pemilihan Strategi (Lanjutan)
PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN
BAB 8 PERENCANAAN PASAR STRATEGIS
CHAPTER 8 OUTLINE 8.1 Pasar Persaingan Sempurna
Strategi Korporasi Srategi korporasi berkaitan dengan masalah bauran bisnis yang tepat (di mana perusahaan harus bersaing) Ada tiga macam strategi korporasi:
BAB 11 MENGHADAPI PERSAINGAN
PASAR SASARAN DAN PENENTUAN STRATEGI POSISI
STRATEGI KORPORASI Pertemuan 13
Lecture Note: Retno Budi Lestari
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Lecture Note: Mulyati, SE., M.T.I
RENCANA INDUK JANGKA PANJANG
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Matakuliah : J0134/ Manajemen Strategik Tahun : 2006
MATERI IV PENYUSUNAN PROPOSAL PERIKLANAN
Sumber: Marketing Strategy and Competitive Positioning
BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS)
ANALISIS PERSAINGAN.
MATERI KULIAH PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Bab 8 Perencanaan Pasar Strategis
MEMAHAMI STRATEGI.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Strategi Pemasaran Dalam Product Life Cycle
Perusahaan & Strategi Pemasaran Pertemuan 2 Buku 1 Hal: 42-74
KEWIRAUSAHAAN.
Pertemuan 9 MENYELEKSI NEGARA.
CORPORATE DEVELOPMENT
Mata Kuliah : Manajemen Strategik Dosen : Agus Arijanto,SE,MM
MANAJEMEN STRATEGIS PERUSAHAAN
STRATEGI BISNIS Dr. Nurita Andriani
FE Unikama - Departemen Manajemen
Dyah Khairunisa Oskar Akbar
ANALISA RASIO KEUANGAN
“Formulasi strategi” Manajemen Strategik.
COMPETITIVE STRATEGY DAN INDUSTRY ENVIRONMENT
Business An organisation that provides goods or services to earn profit.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
Analisis persaingan hasim.
Pemasaran Media.
BAB 5 LINGKUNGAN INDUSTRI.
Analisis dan Pemilihan Strategi (Lanjutan)
PRODUKSI DAN BIAYA.
Bab V. Bersaing dengan Menggunakan TI
ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGIK
Aspek Pasar Studi Kelayakan Bisnis
Perumusan Strategi Melalui Analisis Industri
MANAJEMEN STRATEGIK.
RESTRURISASI PERUSAHAAN (corporate restructuring)
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN : MEMAHAMI STRATEGI
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Laba Kompetitif.
Arinta Kusumawardhani.
MANAJEMEN STRATEGIS KOMPETISI
RESTRUKTURISASI USAHA DAN KEGAGALAN USAHA
Analisis Laporan Keuangan dan Manajemen Resiko Perusahaan
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BAB 2 MEMAHAMI STRATEGI Nama Anggota : Cici Apriani Devinda Sari Tisa Tantri
Hadi Paramu Kuliah Manajemen Strategik
Corporate Portfolio Management
MENGHADAPI PERSAINGAN
Transcript presentasi:

MODEL McKINSEY Menggunakan multiple factors untuk menilai daya tarik industri dan market share dibandingkan dengan single measure pada model BCG Memiliki 9 sel penilaian (dibandingkan dengan 4 pada BCG) sehingga diperoleh gambaran yang lebih rinci pada berbagai posisi portofolio

Industry Attractiveness McKinsey Matrix High Winner Winner Question Mark Average business Winner Loser Industry Attractiveness Medium Loser Loser Profit Producer Low Good Medium Poor Competitive Position

Faktor-faktor pada Model McKinsey I. Daya tarik Industri A. Persaingan : Jumlah pemain yang terlibat (competitors) Size of competitors (ukuran) Kekuatan perusahaan induk pesaing Tingkat harga produk Persaingan dalam berbagai dimensi

Faktor-faktor pada Model McKinsey B. Kekuatan tawar supplier / customers Ukuran relative kelompok pemain tertentu Jumlah pada setiap kelompok Nilai strategis produk bagi penjual dan pembeli Kemampuan untuk melakukan vertical integration

Faktor-faktor pada Model McKinsey C. Ancaman barang substitusi / pendatang baru Technological maturity/stability Diversitas pasar Halangan masuk (barrier to entry) Fleksibilitas sistem distribusi

Faktor-faktor pada Model McKinsey D. Faktor-faktor ekonomi Sales volatility Siklus permintaan Pertumbuhan pasar Capital intensity

Faktor-faktor pada Model McKinsey E. Norma-norma finansial Rata-rata keuntungan Jenis-jenis leverage Sumber modal

Faktor-faktor pada Model McKinsey F. Pertimbangan Sosial/Politik Peraturan pemerintah Dukungan masyarakat Standar etis

Faktor-faktor pada Model McKinsey II. Market Share A. Cost Position Skala ekonomi Biaya produksi Overhead scrap/waste Upah TK

Faktor-faktor pada Model McKinsey B. Tingkat diferensiasi Efektivitas promosi Kualitas produk Image perusahaan Brand awareness

Faktor-faktor pada Model McKinsey C. Response Time Fleksibilitas manufaktur Waktu delivery Fleksibilitas organisasi Waktu pengenalan produk baru

Faktor-faktor pada Model McKinsey D. Financial strength Solvabilitas Likuiditas BEP Cash flows Profitabilitas Pertumbuhan revenue

Faktor-faktor pada Model McKinsey E. Human Assets Turnover Skill level Upah relatif Moral Komitmen manajerial Unionization

Faktor-faktor pada Model McKinsey F. Public Approval Goodwill Image Reputasi

Apa yang dapat dilakukan perusahaan pada masing-masing sel matriks ?

Industry Attractiveness Business Strength Strong Average Weak Premium – Invest for growth Selective – Invest for growth Protect/ Refocus – Selectively invest for earning High Challenge – Invest for growth Prime – selectively invest for earning Restructure – harvest or divest Industry Attractiveness Medium Opportunistic- Selectively invest for earning Opportunistic- preserve for harvest Harvest Or divest Low

(1). Premium – Invest for growth (Investasi untuk pertumbuhan) Penyediaan investasi maksimum Diversifikasi ke berbagai wilayah/negara Konsolidasi posisi yang telah dicapai Usahakan dapat menerima tingkat keuntungan moderat dalam jangka pendek Pertahankan dominasi

(2). Selective – Invest for growth (Investasi untuk pertumbuhan) Investasi lebih besar pada segmen tertentu Usahakan mencari segmen baru untuk memperkuat posisi di pasar

(3). Protect/refocus – Pilih investasi untuk memperoleh keuntungan Pertahankan kekuatan yang ada Refokus pada segmen yang atraktif/menarik Adakan evaluasi terhadap revitalisasi industri Kalau akan divestasi, adakan pada saat yang tepat Pertimbangkan akuisisi

(4). Challenge – invest for growth (investasi untuk pertumbuhan) Bangun kekuatan secara selektif Pertimbangkan implikasi jika ingin menjadi pemimpin pasar Hindari risiko – segera tutup kelemahan yang ada

(5). Investasi secara selektif untuk memperoleh keuntungan Lakukan segmentasi pasar Buatlah contingency plans untuk menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan (vulnerability)

(6). Restrukturisasi – menghasilkan atau divestasi Posisikan untuk divestasi, atau Pindah ke segmen yang lebih atraktif

(7). Oportunistic – investasi secara selektif untuk memperoleh keuntungan Kendalikan pasar dan pertahankan posisi pasar secara keseluruhan Kembangkan kesempatan untuk meningkatkan kekuatan (seperti melalui akuisisi) Temukan bagian pasar yang ‘kecil’ dan adakan spesialisasi

(8). Opportunistic – bersiap untuk menghasilkan Bertindak untuk mendorong cash flow Temukan kesempatan untuk penjualan Temukan kesempatan rasionalisasi untuk meningkatkan kekuatan Kurangi lini produk Kurangi investasi

(9). Harvest atau divestasi Exit dari pasar atau kurangi lini produk Konsentrasi pada penghasil cash kompetitor

Keterbatasan Pendekatan Portofolio Tidak dapat memperlihatkan nilai yang tercipta diantara bisnis unit yang ada, karena hanya menggunakan kriteria cash yang dihasilkan Tidak mudah melakukan klasifikasi matriks secara akurat Hanya berasumsi pada hubungan antara market share dengan profitabilitas

Keterbatasan Pendekatan Portofolio Perusahaan dianggap dapat memenuhi kebutuhan modal secara internal, sehingga mengesampingkan peran pasar modal