RETAINED PLACENTA (PLASENTA TERTAHAN) Oleh : B a r i d a h
A. Angka kejadian retensio plasenta ± 80 % plasenta keluar < 10 MENIT. 6 % plasenta keluar > 30 menit. Predisposisi: Kehamilan ganda. Uterus terlalu tegang (overdistention). Atony uterus/kendor. Kelainan anatomis ( fibroid, anomali rahim, bekas luka). Plasenta abnormal (akreta).
B. DIAGNOSIS RETENSIO PLASENTA Kekurangan darah. Intervensi operatif plasenta manual. Cairan intravena, jarum besar no. 16-18. Darah bank darah. Pencocokan golongan darah PMI donor. Anestesi. Plasenta akreta bedah darurat (jika perlu).
C. PENILAIAN Pasien diperiksa bagian abdominal TFU. Memastikan plasenta terpisah & turun di vagina PTT. Pengamatan talipusat memanjang & terjadi perdarahan plasenta terpisah/lepas. Cara: Tangan di suprapubik dorong ke dorsokraneal talipusat ditegangkan(tidak menarik)
D. PLASENTA TAK TERPISAH/TIDAK LENGKAP Pertimbangkan oksitosin. Intravena (infus) / dengan induksi efektif. Baru: 10 IU oksitosin dilarutkan dalam 20 ml salin disuntikkan vena umbilikalis plasenta terpisah/lepas.
E. MANUAL PLASENTA Kondisi steril Ruang operasi Bedah. Infus intravena. Anestesi. Jika tidak ditemukan bagian plasenta yang lepas dan tidak dikembangkan sepenuhnya plasenta akreta. Jika sebagian tertahan perdarahan hebat.
F. PLASENTA TERJEBAK Kontraksi uterus terlalu kuat. Massase terlalu kuat. Penggunaan uterotonika. Hentikan massase FU pengaruh obat mereda. Pengelolaan semacam ini efektif plasenta dievakuasi spontan hindari manual plasenta.
PASIEN DENGAN RETENSIO PLASENTA FAKTOR RISIKO B. Cacat anatomi cairan intravena rahim atony Penilaian bank darah. Bekas luka jenis & penyaringan. Anomali rahim anestesi. Leiomyomas C. BRAND-ANDREWS MANUVER Tidak lengkap F. Dengan jebakan D. Oksitosin uterus relaksasi Gagal ( tidak lepas) E. Manual remova Pembelahan tak ditemukan Plasenta akreta pengeluaran plasenta perdarahan infeksi.