Tablo Semantik
Tujuan Menjelaskan aturan dan pembuatan tablo semantic untuk pembuktian konsistensi dan validitas argument dengan mengaplikasikan strategi pembalikan berdasarkan aturan pembuatan tablo semantik. Memahami bahwa aturan tablo semantik sebenarnya identic dengan hukum-hukum logika. Memahami pentingnya strategi pembalikan dengan meneegasi kesimpulan untuk membuktikan validitas argument dengan tablo semantik.
Tablo Semantik Penggunaan tablo semantik berbasis pada strategi pembalikan Strategi pembalikan pada tablo semantik dilakukan dengan memberi negasi pada kesimpulan dan memeriksa hasil yang diperoleh. Sama seperti cara strategi pembalikan, premis-premis yang bernilai T harus menghasilkan kesimpilan yang bernilai T juga. Kesimpulan ini disebut semantically entailed dari premis-premis. Tablo semantik sebenarnya hanya bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan aturan-aturan tertentu yang biasanya berbentuk pohon terbalik dengan cabang-cabang dan ranting-ranting yang relevan.
Aturan-Aturan Tablo Semantik 𝐴∧𝐵 A B
Aturan (2): A V B A V B A B
Aturan (3): 𝐴 →𝐵 𝐴 →𝐵 ¬A B
Aturan (4): A ↔ B A ↔ B A Ʌ B ¬A Ʌ ¬B
Aturan (5): ¬¬A ¬¬A A
Aturan (6): ¬(A Ʌ B) ¬(A Ʌ B) ¬A ¬B
Aturan (7): ¬(A v B) ¬(A v B) ¬A ¬B
Aturan (8): ¬(A → B) ¬(A → B) A ¬B
Aturan (9): ¬(A ↔ B) ¬(A ↔ B) A Ʌ ¬B ¬A Ʌ B
Aturan (10): Jika ada bentuk logika A dan negasinya (¬A) yang berada pada satu deretan cabang dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang tersebut, dan cabang dinyatakan “tertutup (closed)”, dan cabang tersebut tidak bias dikembangkan lagi. Hal ini disebabkan karena A dan ¬A tidak mungkin benar bersama- sama pada satu saat tertentu, yakni jika A bernilai T, tidak mungkin ¬A juga bernilai T pada saat yang sama, demikian sebaliknya.
Tablo Semantik pada Suatu Himpunan Ekspresi Logika Contoh: Apakah 2 ekspresi logika ini konsisten bersama-sama: ¬ 𝐴→𝐵 𝑑𝑎𝑛 ¬𝐴∨𝐵