INFEKSI NEONATAL.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Nama : dr. Fitri Hartanto, SpA(K)
Advertisements

DETEKSI DINI DAN PENGELOLAAN GAWAT NAPAS PADA NEONATUS
Bab 3 Bayi muda.
Bab 3 Masalah Neonatus – Bayi berat lahir rendah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI ny H
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Bab 5 Diare.
Bab 6 Demam.
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
DIARE (MENCRET).
SELF ASSESSMENT PEMBERIAN ANTIBIOTIK
PERTUSIS.
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
INFEKSI NEONATAL Tim Poned UKK PERINATOLOGI IDAI.
Noordiati, SST., MPH NEONATUS RISIKO TINGGI 1. Pokok Bahasan 1. BBLR 2. Asfiksia Neonatorum 3. Ikterus 4. Perdarahan Tali Pusat 5. Kejang 2.
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
INFEKSI PADA NEONATUS.
KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Epidemiologi-Susanto, 2012
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Distosia kelainan janin dan kelainan jalan lahir
Assalam mua’alaikum wr,wb
Nama : LILI LESTARI Nim :
STANDAR ASUHAN KEHAMILAN OLEH:ANISA SYOLIHIN NIM:140046
Stabilisasi dan Rujukan
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
Demam Tifoid Eggi Arguni.
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
Dr Tonny Ertiatno, SpOG(K)
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
PENYULIT DAN KOMPLIKASI KALA I
Silvia rahmayani KEHAMILAN DENGAN PMS.
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
SEPSIS NEONATORUM.
SYOK OBSTETRIK KELOMPOK 7.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Gangguan pada sistem pencernaan
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
Baiq Reski Setiagarini
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT BAYI LAHIR Oleh dr Retno Purwati Rahayu.
NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PELAKSANAANNYA
GIZI BURUK.
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESSENSIAL
INFEKSI NEONATAL.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
KONSEP RUANG PERINATOLOGI RSUD AL IHSAN KSM ILMU KESEHATAN ANAK RSUD AL IHSAN PEMPROV JABAR.
DRAFT PANDUAN PELAYANAN NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR Direktorat Kesehatan Keluarga Februari 2018.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN paraji
DETEKSI DINI NEO RISTI OLEH MASYARAKAT WAWAN HERMAWAN S CIREBON.
Transcript presentasi:

INFEKSI NEONATAL

BATASAN Merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada neonatus

PRINSIP DASAR Tanda awal sepsis pada BBL tidak spesifik  skrining dan pengelolaan faktor risiko perlu dilakukan Mekanisme daya tahan tubuh neonatus masih imatur, sehingga memudahkan invasi mikroorganisme  infeksi mudah menjadi berat / menimbulkan kematian dalam waktu beberapa jam / hari bila tidak mendapat pengobatan yang tepat. Infeksi pada bayi baru lahir dapat terjadi in utero (antenatal), pada waktu persalinan (intranatal), atau setelah lahir dan selama periode neonatal (pasca natal).

PRINSIP DASAR Penyebaran transplasenta merupakan jalan tersering masuknya mikroorganisme ke janin. Infeksi saat persalinan terjadi akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi atau dari cairan vagina, tinja, urin ibu. Semua infeksi yang terjadi setelah lahir disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum: Ibu demam sebelum dan selama persalinan Ketuban Pecah Dini Persalinan dengan tindakan Timbul asfiksia pada saat lahir BBLR Terapi awal harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil kultur

MASALAH Angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi (13-50% ) Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum: Meningitis, kejang, hipotermia, hiperbilirubinemia, gangguan nafas dan gangguan minum

TUJUAN UMUM Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan mampu : Menjelaskan tentang faktor risiko, penyebab dan komplikasi infeksi neonatal Melakukan manajemen infeksi neonatal sesuai dengan fasilitas yang tersedia

TUJUAN KHUSUS Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu : Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen infeksi neonatal Mengindentifikasi tanda, gejala, diagnosis serta manajemen komplikasi infeksi neonatal Mengetahui dan melaksanakan langkah promotif dan preventif untuk infeksi neonatal

Langkah Promotif / Preventif Mencegah dan mengobati ibu demam dengan kecurigaan infeksi berat atau infeksi intrauterin. Mencegah dan pengobatan ibu dengan ketuban pecah dini. Perawatan antenatal yang baik dan berkualitas Mencegah persalinan prematur Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman

Langkah Promotif / Preventif Mencegah asfiksia neonatorum Melakukan resusitasi dengan benar Melakukan tindakan pencegahan Infeksi Melakukan identifikasi awal terhadap faktor risiko sepsis dan pengelolaan yang efektif.

Anamnesis Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini. Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienis Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah. Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium

Anamnesis Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk atau aktivitas berkurang atau iritabel / rewel, bayi malas minum, demam tinggi atau hipotermi, gangguan napas, kulit ikterus, sklerema atau skleredema, kejang

Pemeriksaan fisik KEADAAN UMUM Suhu tubuh tidak normal (hipotermi atau hipertermi), letargi atau lunglai, mengantuk atau aktivitas berkurang Malas minum sebelumnya minum dengan baik. Iritabel atau rewel, Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis Gastrointestinal: Muntah, diare, perut kembung, hepatomegali Tanda mulai muncul sesudah hari ke empat.

Pemeriksaan fisik KEADAAN UMUM Kulit : Perfusi kulit kurang, sianosis (biru), pucat, petekhie (bintik2), ruam, sklerema (gng.jar.lemak), ikterik Kardiopulmoner : Takipnu, gangguan napas, takikardi, hipotensi Neurologis : Iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan meningitis

INFEKSI NEONATORUM KATEGORI A KATEGORI B Kesulitan bernapas (mis. apnea, napas lebih dari 30 kali per menit, retraksi dinding dada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral) Kejang Tidak sadar Suhu tubuh tidak normal, (tidak normal sejak lahir & tidak memberi respons terhadap terapi atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normal selama tiga kali atau lebih, menyokong ke arah sepsis) Persalinan di lingkungan yang kurang higienis (menyokong ke arah sepsis) Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis (menyokong kearah sepsis) Tremor Letargi atau lunglai Mengantuk atau aktivitas berkurang Iritabel atau rewel Muntah (menyokong ke arah sepsis) Perut kembung (menyokong ke arah sepsis) Tanda tanda mulai muncul sesudah hari ke empat (menyokong ke arah sepsis) Air ketuban bercampur mekonium Malas minum sebelumnya minum dengan baik (menyokong ke arah sepsis)

Pemeriksaan penunjang Fasilitas penunjang biasanya jarang tersedia di Puskesmas, sehingga pemeriksaan / penajaman klinis sangat diutamakan. Bila ada fasilitas, lakukan pemeriksaan : Jumlah lekosit dan hitung jenis secara serial untuk menilai perubahan akibat infeksi, adanya lekositosis atau lekopeni, trombositopenia Pemeriksaan pengecatan Gram dari darah. Gangguan metabolik Hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik. Peningkatan kadar bilirubin

Dugaan sepsis Jika tidak ditemukan riwayat infeksi intra uteri, ditemukan satu kategori A dan satu atau dua kategori B maka kelola untuk tanda khususnya (mis. kejang). Lakukan pemantauan. Jika ditemukan tambahan tanda sepsis, maka dikelola sebagai kecurigaan besar sepsis.

Kecurigaan besar sepsis Pada bayi umur sampai dengan 3 hari Bila ada riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau (ketuban pecah dini) atau bayi mempunyai 2 atau lebih Kategori A ,atau 3 atau lebih Kategori B Pada bayi umur lebih dari tiga hari Bila bayi mempunyai dua atau lebih temuan Kategori A atau tiga atau lebih temuan Kategori B.

PENGELOLAAN A. Antibiotik Antibiotik awal diberikan Ampisilin dan Gentamisin, bila organisme tidak ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti Ampisilin dengan Sefotaksim disamping Gentamisin. Jika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji kepekaan kuman. Antibiotika diberikan sampai 7 hari setelah ada perbaikan (dosis lihat tabel). Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotik sesuai pengobatan meningitis

PENGELOLAAN B. Respirasi Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia. Pada kasus tertentu membutuhkan ventilator mekanik. C. Kardiovaskuler Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta pemantauan tensi dan perfusi jaringan untuk cegah syok.

Ampisilin untuk meningitis Sefotaksim untuk meningitis ANTIBIOTIK Cara Pemberian Dosis dalam mg Hari 1-7 Hari 8+ Ampisilin IV, IM 50 mg/kg setiap 12 jam 50mg/kg setiap 8jam Ampisilin untuk meningitis IV 100mg/kg setiap 12 jam 100 mg/kg setiap 8jam Sefotaksim 50mg/kg setiap 12 jam 50 mg/kg setiap 8 jam Sefotaksim untuk meningitis 50mg/kg setiap 6 jam 50 mg/kg setiap 6 jam Gentamisin < 2 kg 4mg/kg sekali sehari 3.5mg/kg setiap 12 jam  2 kg 5mg/kg sekali sehari

RUJUKAN Persiapkan untuk merujuk bayi yang menderita infeksi neonatal dengan komplikasi, setelah keadaan stabil. Pengelolan bersama dengan sub bagian neurologi anak, pediatri sosial, bagian mata, bedah syaraf dan rehabilitasi medik.

Pemantauan (“Monitoring”) Tumbuh Kembang Komplikasi yang sering terjadi pada penderita dengan sepsis dapat meng-akibatkan gangguan tumbuh kembang gejala sisa neurologis berupa retardasi mental, gangguan penglihatan, kesukaran belajar, kelainan tingkah laku.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA