KERANGKA KONSEP VARIABEL HIPOTESIS DEFENISI OP`
KERANGKA KONSEP KERANGKA KONSEP Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena itu merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau di ukur Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel
Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Contoh 1; Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengukuran konsep “sehat” tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel
Misalanya : tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dsb Ini adalah variabel – variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat Contoh 2: status gizi adalah konsep. istilah ini mengungkap sejumlah obesevasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi gizi seseorang.
Untuk mengetahui seseorang itu status gizinya normal atau tidak normal maka pengukuran konsep “status gizi” tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel Misalanya : berat badan menutut umur (BB/U), Tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), indks massa tubuh (IMT) dsb
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan :
Fakator predisposisi : Contoh sederhana : Skema : Kerangka konsep penelitian beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI : Fakator predisposisi : Pendidikan Pegetahuan Sikap presepsi Perilaku Pemberian ASI Faktor pendukung : Pendapatan keluarga Kertersediaan waktu Paktor pendorong : Sikap petugas Orang tua
Dari contoh kerangka konsep penelitian diatas dapat dilihat bahwa ada 4 konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor perilaku pemberian ASI sendiri. Tiap konsep masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi maka dapat melalui variabel pengetahuan, pendidikan, sikap dan persepsi.
Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (variabel tergantung) Ini dapat diukur melalui variabel “perilaku menyusui” Artinya perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu ini dapat dioservasi atau diukur dari praktik ibu-ibu dalam memberikan ASI (air susu ibu) kepada anak atau bayi mereka. Apakah mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya, caranya dsb.
VARIABEL Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yangt dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,penyakit dsb.
Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Variabel tergantung, akibat, terpengaruh atau variabel dependent. 2. Variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau variabel independent. Disebut variabel tergantung atau dependent karena variabel ini dipengaruhi oleh veriabel independent.
Misalnya variabel jenis pekerjaan (dependent) dipengaruhi oleh variabel pendidikan (independent), variabel pendapatan (dependent) dipengaruhi oleh pekerjaan (independent variabel) dsb.
HIPOTESIS Hasil suatu penelitian pada hakekatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan didalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kengarahkan kepada hasil penelitian ini maka didalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jadi hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang sebenarnya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis data dalam menguji rumusan jawaban sementara atau hipotesis itulah hasil akhir suatu penelitian Hasil pembuktian hiposis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut THESIS
Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep, yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan fakta.
Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut : Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati).
Dari Hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah daripada pelaksanaan penelitian
Memperoleh fakta untuk perumusan hipotesis dapat dilakukan antara lain dengan : 1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung dilapangan, Rumah sakit, puskesmas atau laboratorium. Dalam pengumpulan fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh.
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari sumber yang asli, tetapi masih berada ditangan orang yang mengidentifikasi tersebut, sehingga masih dalam bentuk yang asli. 3. Fak yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan simbol berfikir sebagai generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variabel.
Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain sebagai berikut : Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (stetement), bukan dalam bentuk kalimat tanya. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji 3. Hipotesis harus dapat diuji. Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukurdan dapat dibanding-bandingkan . Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang obyektif. 4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
7.3 Definisi operasional (D.O) variabel Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/terliti, perlu sekali variabel –variabel tsb diberi batasan atau “definisi operasional” Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel – variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)
Contoh D.O Sarana air bersih Bangunan atau alat yang digunakan untuk mendapata air bersih, berupa sumur pompa tangan, sumur gali, PAM, dsb Diare Gangguan /penyakit perut yang ditandai dengan mencret / berak-berak encer lebih dari 3 kali sehari Anemia ibu hamil Keadaan kadar hemoglobin di dalam darah ibu hamil yang lebih rendah daripada nilai normal, yaitu 11 gram %
Pengukuran variabel : Berdasarkan kriterianya, variabel dikelompokkan menajadi 4 kelas atau kelompok, pengolomokan ini berdasarkan kepada skala pengukuran variabel tersebuit yaitu: a). Skala nominal b). Skala ordinal c). Skala interval d). Skala ratio
Skala nominal, adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain(sederajat). Misalnya; jenis kelamin, dibedakan antara laki-laki dan perempuan, pekerjaan dapat dibedakan petani, pegawai, dan pedagang. Suku bangsa dapat dibedakan antara jawa, sunda, batak, ambon dsb
Pada skala nominal, kita menghtung banyaknya subyek dari setiap kategori gejala, Misalnya : Jumlah wanita dan pria masing-masing sekian orang. Jumlah pegawai dan bukan pegawai sekian orang dsb
Skala ordinal, adalah himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat, atau jabatan.(tingkat) Dalam skala oridinal tiap himpunan tidak hanya dikategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan yang lain, tetapi juga berangkat dari pernyataan lebih besar atau lebih kecil. Misalnya ; variabel pendidikan dikategorikan SD, SLP dan SLA. Variabel pendapatan dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah variabel umur dikategorikan anak-anak, muda dan tua dsb
3. Skala interval, seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak antara urutan kelas yang bersangkutan. Kelebihan dari skala ini adalah bahwa jarak nomor yang sama menunjukkan juga jarak yang sama dari pada sifat yang diukur. Contoh : a b c d e 1 2 3 4 5
Interval a sampai d adalah 4 – 1 = 3 Interval d dan e adalah 5 – 4 = 1 Dalam hal ini tiap anggota dalam kelas mempunyai persamaan nilai interval. Contoh lain ; tentang skala pengukuran suhu dengan fahrenhit dan celsius, dimana masing-masing mampunyai aturan skala yang berdeda letak dan jaraknya, meskipun masing-masing memulainya dari nol (0) Contoh lain; adalah skala waktu tahun Masehi dan tahun Hijrah, dimana masing-masing mulai dari 1
Skala rasio adalah variabel yang mempunyai perbandingan yang sama, lebih besar atau lebih kecil. Variabel seperti panjang, berat dan angka agregasi adalah variabel ratio. Misalnya apabila 1 karung beras beratnya 1 kwintal, maka 5 karung beras keratnya 5 kwintal.
8. Metode penelitian Dalam bagian ini diuraikan tentang metode atau cara yang akan digunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu, dalam uraian itu telah tercermin langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti menggunakan istilah “desain penelitian” (research design) karena dari situ akan tampak rancangan penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti lain menggunakan istilah “bahan dan cara “ (material and method)
Dalam metode penelitian atau “bahan dan cara” ini mencakup : a). Jenis penelitian, menjelaskan termasuk ke dalam jenis pendekatan atau metode yang mana, penelitian yang diusulkan tersebut. Mis : penelitian itu menggunakan metode survei, dengan pendekatan “Cross Sectional” dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersama
Populasi dan sampel Dalam bagian ini diuraikan populasi penelitian dan sampel. Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut Mis: populasi dalam penelitian adalah ibu-ibu yang berdominsili di kecamatan manggala, modya makassar Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur antara 12 tahun – 18 tahun, yang bertempat tinggal di kota makassar dan sebagainya.