اَلطَّرِيْقُ إِلَى مَعْرِفَةِ اللهِ Jalan Menuju Mengenal Allah
Muwashafat yang ingin dicapai Mengikhlaskan amal untuk Allah swt Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat Menjauhi dosa besar Menahan anggota tubuh dari segala yang haram Tidak takabbur Tidak Imma'ah (asal ikut, tidak punya prinsip)
I. TUJUAN UMUM Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqli dan aqli, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurafat yang mungkin mengotorinya.
II. TUJUAN KOGNITIF Memahami cara menuju ma’rifatullah. Menunjukkan dalil baik Al-Qur’an atau Hadits tentang cara mengenal Allah
III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Termotivasi untuk mencari jalan dalam rangka mengenal Allah. Menyadari kiat-kiat untuk mengenal Allah. Termotivasi untuk menerapkan cara-cara untuk lebih dekat dengan Allah.
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah: 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji At-Thariq Ila Ma’rifatillah Menginventarisir tentang fenomena yang berhubungan dengan tema kajian 2. Kegiatan Inti: Kajian tentang At-Thariq Ila Ma’rifatillah Berdiskusi dan tanya jawab tema kajian (lihat tujuan kognitif, afektif dan psikomotor) Penekanan dari Murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi At-Thariq Ila Ma’rifatillah 3. Kegiatan Penutup: Tugas mandiri (Lihat Pilihan Kegiatan) Evaluasi
V. PILIHAN KEGIATAN Mengumpulkan ayat-ayat Al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur Mengumpulkan ayat-ayat tentang pentingnya At-Thariq Ila Ma’rifatillah Mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas Menulis makalah tentang pentingnya At-Thariq Ila Ma’rifatillah Mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif tentang pentingnya At-Thariq Ila Ma’rifatillah Tafakur Alam
VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH Tes akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialog menggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan Tes kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai
VIII. MUHTAWA
اَلطَّرِيْقُ إِلَى مَعْرِفَةِ اللهِ اَلإِيْمَانُ اَلتَّصْدِيْقُ اَلْعَقْلُ وَالنَّقْلُ اَلإِسْلاَمُ اَلْقَوْلِيَّةُ اَلطَّرِيْقُ إِلَى مَعْرِفَةِ اللهِ الآيَاتُ اَلْكُفْرُ اَلإِرْتِيَابُ اَلظَّنُّ وَالْهَوَى غَيْرُ اْلإِسْلاَمِ اَلْكَوْنِيَّةُ
Melalui Ayat-ayat Allah Jalan untuk mengenal Allah adalah melalui ayat-ayat Allah Ayat-ayat Allah ada 3 macam Ayat-ayat Qauliyah (Firman Allah): AL-QUR’AN Ayat-ayat Kauniyah: ALAM SEMESTA Mu’jizat (sekarang tidak ada lagi)
Ayat-ayat Kauniyah Dengan memikirkan alam semesta yang terbentang luas, seseorang dapat mengenal adanya Sang Pencipta dan Pengatur Contoh: Jacques-Yves Cousteau (1910-1997) Ia menemukan sempadan antara dua laut di 3 tempat Ia merasa bahwa dirinyalah yang pertama kali mengetahui adanya sempadan itu Betapa terkejutnya dia ketika diberi tahu bahwa itu ada dalam Al-Quran di tiga tempat juga (25:53, 27:61, 55:19-20) Ia masuk Islam Farmakolog Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universiti Chiang Mai Thailand (4:56)
Ayat-ayat Qauliyah Perjalanan untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat kauniyah biasanya panjang Itupun akhirnya kembali kepada ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an), karena Al-Qur’an menyebutkan tentang Allah secara jelas Kalau ada soalan: Siapakah ALLAH? Surat Al-Ikhlas yang pendek sudah dengan jelas menjawabnya Atau Ayat Kursi yang menyebutkan 10 sifat-sifat Allah Contoh Fudhail bin ‘Iyadh bertobat karena mendengar surat 59:16
Mu’jizat 11:64 وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آَيَةً ayat = mu’jizat Mu’jizat pun pernah mengislamkan para tukang sihir Fir’aun (7:109-126) Keimanan para tukang sihir itupun sangat kuat Hanya saja, sekarang ini mu’jizat sudah tidak ada Mungkin sebagai gantinya adalah kejadian luar biasa seperti karamah dan ma’unah
Kenapa dapat Masuk Islam? ISLAM mengajarkan bahwa dalam membaca ayat-ayat Allah gunakanlah AKAL dan NAQL AKAL untuk memikirkan, menggali, menganalisis, dan menyimpulkan pelajaran-pelajaran dari ayat-ayat tersebut NAQL = mengambil dari Al-Qur’an Keduanya digabungkan sehingga mencapai hasil yang baik: TASDIQ (membenarkan ayat-ayat Allah) dan akhirnya BERIMAN kepada Allah
Dzikir dan Fikir (3:190-191) Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang adalah ayat-ayat Allah bagi ULUL ALBAB Siapa ULUL ALBAB itu? Orang yang selalu berdzikir kepada Allah dalam segala kondisi: berdiri, duduk, dan berbaring Orang yang tafakkur (memikirkan) penciptaan langit dan bumi Sebutan lain bagi orang yang mendayagunakan potensi akalnya: ULUN NUHA (20:54,128), dan ULUL ABSHAR (3:13, 24:44, 59:2, 38:45),
Kenapa Kafir? Orang-orang kafir juga melihat ayat-ayat Allah di alam semesta dan Al-Qur’an pun sudah tersebar di seluruh dunia Tapi kenapa mereka tetap kafir? Jawabannya: SALAH JALAN Mereka mengambil JALAN SELAIN ISLAM: PRASANGKA (zhonn) dan HAWA NAFSU
Mesti dapat DILIHAT atau DIDENGAR! Mereka tidak mengenal Allah karena mereka tidak melihat Allah atau tidak mendengar suara Allah 2:55 Bani Israil: tidak iman sampai melihat Allah langsung وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ 2:118 وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آَيَةٌ Allah berbicara kepada mereka 40:36-37 Fir’aun minta dibuatkan tangga untuk naik ke langit dan membuktikan apa Tuhan itu ada Yuri Gagarin: kosmonot Rusia, manusia pertama di luar angkasa saya telah naik ke langit dan Tuhan tidak ada
Keterbatasan Indra Kita Mata dan telinga dibatasi oleh frekuensi Cahaya pun ada dua: tampak dan tak tampak Dua kasus keterbatasan mata ADA TETAPI TIDAK ADA Fatamorgana, garis pertemuan langit dan bumi TIDAK ADA TETAPI ADA Suara, listrik, angin, dll Suara yang dapat didengar manusia pun hanya pada frekuensi 20 – 20.000 Hz Yang terbatas tidak dapat melihat atau mendengar dari yang tidak terbatas, kecuali atas izin Allah (72:26-27)
Salah Kesimpulan Karena jalan yang ditempuh salah, maka hasilnya RAGU-RAGU (22:55, 24:50) dan akhirnya TIDAK BERIMAN alias KAFIR Ayat-ayat Allah berlalu begitu saja وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya. (12:105)
Oleh karena itu penting untuk Tafakkur dan Tadabbur Oleh karena itu penting untuk Memikirkan alam semesta, termasuk diri kita Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an Kedalaman pengenalan seseorang kepada Allah tergantung kepada kedua hal tersebut