RHYNCHOCEPHALIA (SPHENODONTIA)
Anggota reptil yang unik, disebut juga the living fossil Ordo ini diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu antara 210 – 220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang dewasanya mencapai 30 cm.
Anggota ordo ini semuanya karnivora dan nocturnal Habitat hidupnya di air atau di daratan. Bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal. Telurnya ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas Reptilia lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun.
Anggota Ordo Rhynchocephalia mempunyai satu familia yaitu Sphenodontidae dan hanya satu genus Sphenodon. Genus ini terdiri dari dua spesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri (Tuatara). Keduanya merupakan hewan endemik Selandia Baru
Sphenodon punctatus
Berwarna coklat kehijauan Panjang keseluruhan dapat mencapai 80 cm & berat 1,3 kg Memiliki spina disepanjang badan bagian atas Terdapat 2 baris gigi pada rahang atas overlap dengan 1 baris gigi pada rahang bawah
Memiliki pendengaran yang baik, walaupun tidak memiliki telinga eksternal Otak dan cara berjalan hampir menyerupai amphibi Jantung lebih primitive dari reptil lain
Paru-paru hanya 1 ruang Sexually dimorphic; jantan (61 cm; 1 kg) lebih besar dari betina (45 cm; 0,5 kg) S. guntheri berukuran lebih kecil Molting setiap kurang dari 1 tahun sekali pada tuatara dewasa; pada jouvenille 3 – 4 kali setahun
Mata memiliki duplex retina sehinga dapat melihat sama baiknya pada siang dan malam Memiliki parietal eye yaitu mata ketiga yang terletak di atas kepala, kegunaan belum diketahui. Diduga untuk mengabsorbsi sinar ultra violet
Reproduksi Pubertas dicapai pada umur 10 – 12 tahun Bertelur setiap 4 tahun sekali Telur menetas setiap 12 – 15 bulan Calving Interval 2 – 5 tahun Tuatara betina tetap dapat bereproduksi sampai berumur 60 tahun, bahkan “henry” 111 tahun Dapat hidup selama 60 tahun, bahkan 100 – 200 tahun