copy right 2010 by putra pasbar

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSEPSI TENTANG SEHAT-SAKIT & PERILAKU SAKIT
Advertisements

BERDUKA DAN KEHILANGAN
Pengaruh Kondisi Psikologis pada Kondisi Medis Umum
KEPERAWATAN BENCANA TERHADAP ANAK
HOSPITALISASI PADA ANAK
ASKEP WAHAM.
PERILAKU KEKERASAN.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
STRESS DALAM PEKERJAAN
ASPEK PSIKOSOSIOSPIRITUAL PERAWATAN PALIATIF
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
DAMPAK PSIKOSOSIAL PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS (HEMODIALISA)
KEHILANGAN DAN BERDUKA
KONSEP DIRI By Slametiningsih, M.Kep, Sp. Kep. J
PERILAKU KEKERASAN.
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
depresi Dinas Kesehatan Kota Palembang
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
ASPEK PSIKOSOSIOSPIRITUAL PERAWATAN PALIATIF
KEMATIAN.
Menyampaikan Berita Duka
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
KOMUNIKASI PADA KEHILANGAN
MEMAHAMI FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI
END OF LIFE Psikologi Perkembangan
PERILAKU KEKERASAN Oleh : Nina Rizka Rohmawati
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS YULIATI, SKp,MM Un
NURSE-CLIENT RELATIONSHIP
“harga diri rendah (hdr)
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Komunikasi pada bidang maternitas
Mengelola Stres pada Pekerja Kemanusiaan: Membantu diri sendiri
PENERAPAN PROSES PERAWATAN USILA
ASKEP KLIEN DENGAN SPIRITUAL
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
BERDUKA DAN KEHILANGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Biopsikologi Stres Nuristighfari Masri Khaerani.,M.Psi.,Psi
HOSPITALISASI.
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
YENY DURIANA WIJAYA, M.Psi., Psi
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENILAIAN PENDERITA.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PENYAKIT TERMINAL dari SEGI PSIKOLOGIS
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Assalamu’alaikum….
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASKEP PADA USIA LANJUT By.FITRY ERLIN.
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
GELANDANGAN PSIKOTIK.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Eko Rustamaji, M.Tr.Kep ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT KRONIS & TERMINAL.
KEHILANGAN DAN BERDUKA Eri Riana Pertiwi. Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan.
Konsep diri.
Transcript presentasi:

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup. ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996) copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Kriteria penyakit terminal Penyakit tidak dapat disembuhkan Mengarah pada kematian Diagnosa medis sudah jelas Tidak ada obat untuk menyembuhkan Prognosis jelek Bersifat progresif copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian 2. anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan tentang arti kematian 3. mekanisme koping pada anak belum terbentuk 4. Anak di ajak berdiskusi mengenai / tentang tuhan,surga, dan benda-benda yang tidak terlihat copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

KEBUTUHAN ANAK YANG TERMINAL 1. Komunikasi, Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua 2. Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut 3. Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat 4. Social support meningkatkan koping copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

MENJELASKAN KEMATIAN PADA ANAK 1. Kebanyakan seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak 2. Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 3. pada anak pra sekolah ,anak mengartikan kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati / meninggal 4. kebanyakan anak- anak( anak yang menderita penyakit terminal ) membutuhkan keberanaian, bahwa ia di cintai dan tidak akan merasa di tinggalkan 5. Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya sensitife dan simpati, mendukunng apa yang anak rasakan copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Masalah – masalah pada pasien penyakit terminal A. Masalah fisik - Nyeri - perubahan kulit - Distensi - Konstipasi - Alopesia - kelemahan otot copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc B. Masalah psikologi Ketergantungan tinggi Kehilangan kontrol Kehilangan produktifitas Hambatan dalam berkomunikasi C. Masalah sosial Menarik Diri Isolasi sosial D. Masalah spiritual Kehilangan harapan Perencanaan saat ajal tiba copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

KEHILANGAN DAN BERDUKA Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Bentuk – bentuk kehilangan 1. Kehilangan yang nyata (actual loss) kehilangan orang atau objek yang tidak lagi dirasakan, dilihat, diraba Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran, hubungan. 2. Kehilangan yang dirasakan (Perceived loss) kehilangan yang sifatnya unuk menurut orang yang mengalami kedukaan. Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Jenis kehilangan Kehilangan objek eksternal Kehilangan lingkungan yang dikenal Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti Kehilangan suatu aspek diri Kehilangan hidup copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Dampak kehilangan 1. Anak – anak kehilangan dapat mengancam untuk berkembang  regresi  takut ditinggal dan sepi 2. Remaja atau dewasa muda kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi dalam keluarga 3. Dewasa tua kehilangan khususnya kematian pasangan hidup  pukulan berat dan menghilangkan semangat copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc BERDUKA Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan berduka. Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan . copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Jenis berduka 1. Berduka normal Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal 2. Berduka antisipatif Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi. 3. Berduka yang rumit Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya. Berkabung tidak kunjung berakhir. 4.Berduka tertutup Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc RESPON BERDUKA Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross : Denial Anger Bargainning Depression Acceptance copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 1. Denial (Penolakan) Reaksi pertama Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan. Reaksi fisik : - Letih - lemah - pucat - mual - diare - menangis - gangguan pernafasan - gelisah - detak jantung cepat - tidak tahu berbuat apa Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 2. Anger (Marah) Individu menolak kehilangan. Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Perilaku : - agresif - bicara kasar - menyerang orang lain - menolak pengobatan - menuduh dokter atau perawat tidak kompeten Respon fisk : - muka merah - denyut nadi cepat - gelisah - susah tidur - tangan mengepal copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

3. Bargainning (Tawar – menawar) Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan. Berupaya melakukan tawar – menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 4. Depression ( Depresi) Menunjukan sikap menarik diri Kadang bersikap sangat penurut Tidak mau bicara Menyatakan keputusasaan Rasa tidak berharga Bisa muncul keinginan bunuh diri Gejala fisik : - menolak makan - susah tidur - letih - libido turun copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

5. Acceptance ( Penerimaan) Reorganisasi perasaan kehilangan Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek baru. Menerima kenyataan kehilangan Mulai memandang ke depan. Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai  tuntas Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan  mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Askep kehilangan dan berduka Pengkajian Faktor genetik Kesehatan fisik Kesehatan mental Pengalaman kehilangan dimasa lalu Struktur kepribadian Adanya stresor perasaan kehilangan copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Diagnosa keperawatan Berduka b.d kehilangan aktual atau kehilangan yang dirasakan Berduka antisipatif b.d perpisahan atau kehilangan Berduka disfungsional b.d kehilangan orang/benda yang dicintai atau memiliki arti besar copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Perencanaan Tindakan keperawatan Secara umum : Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara : Mendengarkan pasien berbicara Memberi dorongan agar agar pasien mau mengungkapkan perasaannya. Menjawab pertanyaan pasien secara langsung Menunjukkan sikap menerima dan empati copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat. 3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat. 4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien. 5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga. 6. Menentukan tahap keberadaan pasien. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Secara khusus : Tahap Denial Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan Menunjukan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 2. Tahap Anger Mengijinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah sacara verbal tanpa melawan kemarahan : Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka. Membiarkan pasien menangis Mendorong pasien untuk membicarakan kemarahannya copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 3. Tahap Bargainning Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan takut : Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya Bila psien selalu mengungkapkan “kalau” atau “seandainya ….” beritahu pasien bahwa perawat hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata. Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah dan rasa takunya. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 5. Tahap Depression - Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut : Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas perasaannya Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat risikonya - Membantu pasien mengurangi rasa bersalah : Menghargai perasaan pasien Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkan dengan kenyataan Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan perasaan Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc 5. Tahap Acceptance Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakan : Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur Membantu keluarga berbagi rasa Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Sekarat dan Kematian Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal, Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap. copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

Perubahan tubuh setelah kematian Algor mortis (dingin) suhu tubuh perlahan – lahan turun Rigor mortis ( kaku mayat) terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian. Livor mortis (lebam mayat) sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah Pembekuan darah Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis copy©right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc

copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc Matur thenk yu copy right 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc